Aku masih berada di
tempat ini, sungguh menyesakkan sekali. harusnya kutinggalkan bangku yang sudah
1 jam ini kududuki.
evan mungkin lupa
menemuiku setelah pulang dari jakarta.
"Huhf" aku
menarik nafas panjang lalu berjalan menuju halte bis, jaraknya sekitar 200meter
dari bandara.
tiba-tiba seseorang
menarik kemejaku.
"adit, lo mau
kemana? katanya mau jemput gue" seseorang tersenyum kecil ketika aku
menoleh, dan itu evan
"kenapa lama,
aku yang nunggu udah dari tadi lo van, ini udah mau nyetop bus. eh,
ngomong-ngomong apa kabar nya nih 2 tahun tinggal di Ibu kota 'betah ?"
aku coba menyapa ramah
"ya elah dit,
boro-boro bisa betah. makan aja senen kamis, Ibu kota itu Kejam dit. padahal
jakarta itu kota kecil, tapi emang kebanyakan umat. panasnya gak ketulungan
belum lagi banjir langgananny. Tobat gue dateng ke jakarta. enakan juga tinggal
di sini sama elo dit. hehe" evan mulai curhat
"yaudalah van,
yang pentingkan kamu bisa selamat kembali ke sini. aku pun wes kangen to sama
sahabat lamaku yang satu iki. Yok kita langsung pulang ke Rumahku, tapi naek
bus aja. mobilku lgi diservis. hhe" aku langsung membawakan koper evan yang
tak seberapa besar itu
"Duh, Thenx
banget Dit, lo emang sahabat gue paling baik. di jakarta gue gak pernah punya
sahabat sebaik elo dit. hahahah" evan tertawa menyindir
sekilas kuperhtikan
gaya bicara evan sudah tidak terdengar logat jawanya lagi. tapi dia tetap baik
seperti dulu.
" van, kamu
baru sadar ya kalo aku iki baik"
"ih,, lo selalu
baik kali dit" evan mengakhiri pembicaraan lalu Memelukku sejenak.
keakrapan itu langsung muncul di antara kami. karna sudah 2 tahun tak bertemu.
oh iya. perkenalkan
namaku Adit. aku ini orang jawa, kata Emak sih anak e seng iki garang e koyo
arjuna. tapi sayang aku masih belum pernah pacaran smpai usia ku sekarang
20tahun. dan si evan itu... dia adalah orang yang paling mengenal aku Luar
Dalem. Evan =>7S, 1D
(Sahabat Sohiban
Senasip Seperjuanganku Semasa Smp-Sma Dulu)
pokok e kita udah
menguasai segala rahasia masing2. kebetulan evan baru pulang dari jakarta. dua
tahun lalu kita janji bakalan ketemu lagi di bandara. dan hari ini kita tepati
janji 2 tahun itu. aku memang kangen berat sama evan, tapi gatau deh gimana dengan
si Evan.
Dan untuk 2 minggu
ke depan evan bakalan Nginep dirumahku. ya, lumayan lah sekarang aku bisa beli
rumah dari hasil kerja kerasku 4 tahun belakangan ini. waktu sampai di rumah
evan nanya di mana emakku satu-satunya. mungkin aku lupa ngasih kabar evan waktu
di jakarta, evan belum punya Hp waktu itu.
"Van,
sebenarnya Emak udah Meninggal setahun lalu. kakakku satu satunya Mbak Rita
sudah pergi sama suaminya ke Palembang. sekarang aku sendirian stay di
rumah"
'tes' tiba-tiba 2
bening menetes dari mata evan.
ya ampun aku gak
nyangka kalau sekarang evan jadi sensitif gini.
"van, udalah
gak usah nangis. gue baik2 aja kok"
mata evan kini
terlihat sayup. dan sekali lagi dia memelukku.
(ada apa ini !!)
"Dith, gue
kangen sama masakan emak"
***
Minggu pagi adalah
hari aku bisa sedikit bersantai menghindari pekerjaan dan inilah saatnya
meluangkan waktu untuk berjalan jalan dengan Evan. kasihan evan sudah 4 hari
menginap dirumahku tapi belum pernah kemana mana.
"Van" tok,
tok, tok ku ketuk pintu kamarnya, namun tak ada yang menjawab
ketika itu aku masuk
ke kamar evan, dan tanpa sengaja menemukan beberapa majalah playboy tergeletak
di lantai. aku tertawa kecil dan ingin mengambilnya, tapi aku urungkan niatku.
karna normal bagi seorang pria dewasa menyimpan majalah2 fulgar.
"ada apa
dit" evan muncul dibelakangku, ternyata dia sudah bangun dan baru selesai
mandi.
"eh,
sekilas kuatap tubuh
putih bidang evan yang hanya menggunakan sehelai handuk. entahlah, banyak yang
sudah berubah. kini evan membuatku iri karna penampilanya lebih menarik
daripada aku. "aku tadi masuk sini kok kamu gak ada. aku kan libur hari
ini aku mau ngajak kamu jalan van"
"oh
kemana" evan membalikkan badannya setelah mengenakan kaos
"kemana ajadeh
yang penting seru. oke"
"tapi lo yang
traktir ya"
"sip bos"
Dengan mengendarai
mobil ertiga kebanggaanku kami habiskan
waktu bersama, aku senang bisa mengulang sedikit masa kenakalan remaja seperti
dulu. kami pergi ke sebuah kafe mahal, Hanya memesan 2 Waffle Cake dan minum tuak
dibeli di pinggir jalan. sesekali godain wanita cantik yang lalu lalang sok
jual mahal. kami juga Main game di timezone sampai game over berulang ulang.
dan terakhir naik Roller coaster sampai muntah.
Aku Rasa ini adalah
hari paling seru antara aku dan evan 'sepasang sahabat, yang bernasip jomblo.
mungkin orang melihat kami seperti gay. Tapi aku dan evan cuek, karna
kebenarannya kami yang tau.
Tanpa terasa langit
berubah menjadi gelap, suasana kota semakin ramai. termasuk pusat belanja yang
kami kunjungi.
"van, pulang
yuk dah malem"
"ah, elo dit.
baru juga jam 8. kok buru-buru amat. eh, lo laper ya dit. makan dulu yok baru
kita pulang" adit langsung menarik tanganku keluar dari Central city
memintaku duduk dan
memesan makanan di pinggir jalan.
"ini dit,
makanan sederhana yang enak dan mengenyangkan" sambil menyodorkan sepiring
ramen goreng, evan menyendokkannya dan menyodorkannya ke mulutku
"ah, apaan sih.
aku makan sendiri bisa to"
" iya
iya.."
--begitulah hari ini
dimulai dan begitulah hari ini akan berakhir. Sampai akhirnya evan dan adit
menikah dan memiliki keluarga masing-masing. Mereka akan tetap mengingat hari
ini--
itulah persahabatan