Featured Post

Sakit

April 23, 2013

Cerpen untuk jovan {not the end}


‘entahlah, mungkin aku sudah muak menikmati penghianatanmu’

“Nanda, Tunggu” jovan menarik tanganku. Tatapan yang dulu kukagumi itu kini tak lagi sanggup ku Menatapnya. “dengar penjelasan aku dulu”
“Apa lagi, Semua udah jelas Van. Udah saat nya aku pergi dari hidup kamu, Semoga kamu bahagia dengan semua itu”
“Tapi Nda”   
“Ih Lepasin tangan Aku” sekuat tenaga kulawan genggaman tangan jovan yang kuat. Tangan itu terlepas begitu saja. Aku berlari menjauh.
Tak ada yang tau sedari tadi inka menggigit bibirnya sampai Luka, ketika melihat kami bertengkar aku tau inka menahan dua bening matanya agar Tidak jatuh membasahi Pipi.
‘Dasar Bodoh’
kenapa aku bisa percaya pada orang seperti Jovan… AARRRGGHHH…

{Flashback}
“Happy birthday To You, Happy Birthday To you, Happy Birthday happy Birthday, Happy Birthday Nanda…Muach” Jovan mencium keningku singkat. Tapi tak sesingkat yang terjadi, Nyatanya kecupan kening itu tak pernah kulupa sampai saat ini.
‘Ya, Tuhan’ saat itu Aku terdiam mematung melihat semua kejutan yang dipersiapkan jovan untukku. Diujung bibir danau, Lilin Romantis berbentuk Hati, Suasana yang Manis, secuil Kue . Aku bahkan tidak pernah membayangkan ini terjadi Meski dalam mimpi. Ada seseorang yang sangat istimewa telah mempersiapkan ini semua. UNTUKKU. DARINYA.
*terimakasih Jovan Ramadan*                   
Aduh, jangan menetes, jangan !                                         ‘tes’ dengan sendirinya air mataku tumpah. Sungguh aku telah mencegahnya. Tapi ini sulit, aku terlalu bahagia.
“Hey, kok nangis tiup lilinnya dong” jovan menghentikan kekagetanku. sambil menyodorkanku kue tart putih berhias mawar merah sederhana. Ada dua lilin berbentuk angsa disana, Lilin itu menyadarkanku akan usiaku yang sudah tambah Dewasa ‘22’.
“Oh, Ya” Kusela air mataku dengan punggung tanganku dan Huft. Lilin itu mati.
“Yee, selamat ya beby.. smoga beby ku satu ini tambah cantik, dewasa, dan makin sayang sama bebe” bebe adalah panggilan manjaku untuk jovan, tapi entah sejak kapan jovan memanggilku beby. “sekarang kita potong Kuenya Dulu Beb”
Tanpa banyak bicara, aku sudah diputrikan oleh keadaan. Entahlah, yang kutau malam ini jovan sudah mempersiapkan semuanya dengan sempurna.
“Bebe. Kamu tau gak Make a wish apa yang aku panjatkan Di hari bahagiaku ini ?” aku membuka pembicaraan ketika jovan menatapku dalam.
“ apasih, ” matanya berbinar, lalu dia meletakkan tangannya di atas punggung tanganku.
“Aku berharap bisa bersama kamu sampai kakek nenek”
“Benarkah itu ” matanya kembali berbinar terbias sinar lilin. “tapi beb, aku berharap Lebih, Bentar lagi aku mau kenalin kamu ke orang tua aku”
“Oh ya. Kapan ?”
“pokoknya gak lama lagi dweh” jovan tersenyum mengadahkan pandangan kelangit.
Malam ini bebe menatap langit bersamaku. Hal yang kadang ku rasa tak mungkin, tapi malam ini semua terlihat nyata. Hanya bintang dan cahaya lilin yang tau cinta kami. Karna hubungan kami yang masih seumur jagung ini belum ada yang tau.

--****--
“Ma, kenalin ini Nanda, Sahabat jovan di kampus”
(deg) apa?, Sahabat? Kenapa jovan memperkenalkanku sebagai sahabatnya.
“Hy nanda saya rini mamanya jovan” dengan ramah ibunya jovan yang masih terlihat cantik itu menyodorkan tangannya.
“iya buk saya nanda” kusambut tangan itu,
sebelum ibunya tersenyum dan mengajakku duduk di ruang tamu. Aku menarik tangan jovan sedikit menjauh dari ibunya.
“ada apa be, kenapa aku kamu kenalin sebagai sahabat. Kamu belum yakin sama aku” setengah berbisik aku mancoba bertanyA. Aku tau jovan punya alasan kenapa dia melakukan itu.
“Oke aku akan jelasin nanti. Kamu percaya sama aku, Ck” jovan menyentuh ujung hidungku dan mengedipkan sebelah matanya.
Entahlah !

ketika ku memasuki rumah Jovan antara kaget dan bingung mengitari kepalaku. Sebuah Photo praweding terpampang jelas di depan sofa tamu. Aku memperhatikannya, dan Tak salah lagi Itu foto jovan, dia memakai jas rapi, berpelukan mesra dengan wanita bergaun pengantin. Apa lagi ini kalau bukan foto pernikahan.
“beb itu Foto__”
Belum sempat jovan menjelaskan, aku menamparnya dan langsung angkat kaki dari rumahnya.
“kamu jahat Van. Kenapa kamu lakukan ini semua”
Air mataku terus mengalir, dadaku sangat sesak. SICK
Baiklah, aku harus berfikir positif. Mungkin jovan seorang duda. Mungkin wanita itu bukan istrinya. Ah, tapi tetap saja dia sudah berbohong atau menutupi sesuatu dariku. Ya, setidaknya aku beruntung bisa mengetahui hal ini sejak awal.
Ini bukan hari yang baik saat pertama kali aku bertemu dengan ibunya Jovan.

{Flashback again}
“ inka, lo harus bangun ka, aku yakin keadaan kamu akan baik2 aja”
Perlahan inka membuka matanya. Dia melirik kearah jovan, tatapan matanya kosong, mulutnya terkunci.
“Jadi Dok, bagaimana keadaan inka ?”
“Saudari inka saat ini sedang mengalami trauma kecelakaan akibat benturan di kepalanya. Untuk sementara mungkin sifatnya akan berubah Drastis, karna dia tak mengingat banyak hal sampai dia benar2 pulih dari traumanya”
“jadi, apa yang saya harus lakukan dok”
“kamu harus bawa dia pulang, kembalikan ingatannya terhadap sosok evan. Jangan buat dia berfikir keras. Hanya kamu yang bisa Membantunya” Dokter muda itu menepuk pundak jovan dan berlalu pergi. Untuk sedetik jovan tertegun.

#…Jovan dan Evan, Mereka adalah saudara kembar. Evan menikah dengan wanita bernama Inka. Wanita itu cantik juga baik. Tapi sayang belum sampai 2 minggu pernikahan mereka. Sang takdir mengatakan lain. Mobil yang dikemudikan evan dan inka mengalami kecelakaan. Evan yang berada di belakang kemudi mengalami benturan di kepala dan patah tulang rusuk. Tak ada alasan untuk evan bertahan, dia tewas ditempat. Dan inka mengalami luka ringan di kepalanya, dia masih trauma karna kejadian itu. Sosoknya yang periang mendadak mematung dan bisu…

“Baik dokter, aku akan merawat inka semampuku”
Ada pelukan hangat di sana. Jovan menyayangi Inka seperti ia sangat menyayangi saudara Kembarnya evan. Inka menatap kosong pandangan sekelilingnya. Sama sekali tanpa arti. Jika hatinya bisa berbicara, mungkin dia ingin Mati bersama Suami yang sangat dicintainya. Tapi keidentikan antara sudara kembar ini telah membuat inka sedikit terobati. Setidaknya tatapan mata Evan tak hilang seiring raganya yang sudah tertimbun tanah.

“Aku harus bertahan berpura-pura jadi suami inka sampai dia sembuh. Tapi bagaimana dengan Nanda. Aku sangat Mencintainya. Ah, sudahlah aku bisa jelaskan padanya nanti”

Jovan terduduk sendiri di kamarnya, dia hanya memandangi sebingkai foto antara dia dan Kembarannya ketika masih kecil. Mereka saling berangkulan memakai baju, celana, sepatu, bahkan celana dalam yang selalu sama. ‘mungkin Tuhan hanya menciptakan satu jantung dan hati untukmu Kak. Tapi Tuhan membaginya setengah untukku sebagai bagian darimu. Aku menyayangimu kak, karna aku adalah kakak’ Tanpa sadar air mata jovan mengalir tenang. Hatinya sudah tercekik kehilangan, tapi dia menahan itu karna dia tak ingin separuh hati evan juga bersedih disana.

---****---
Tok,tok..
"Nanda, makan malam dulu nak ?"
Tok, tok, tok, mama berulang kali mengetuk pintu kamar nanda. Namun tak dibukakan sama sekali.

"iya, ma.. Nanda enggak laper"
"tapi nanda kamu sudah tak makan dari pagi" mama tetep membujuk nanda, tapi nanda tak mau keluar dari kamarnya.
"terserah kamulah" mama akhirnya menyerah.

Nanda sedang menangis di depan buku diary kesayangayannya. Menulis sepotong2kata untuk jovan.

{{Tuhan, Katakan padaku kenapa semua ini bisa terjadi?
 Kenapa Jovan tak jujur padaku tentang wanita bernama inka itu. Di hari pertama aku bertemu ibunya, aku sudah melihatnya berfoto praweding dengan wanita lain. Dan kemarin aku baru saja melihatnya bergandengan mesra dengan wanita yang  akhirnya kutau namanya inka itu. Kenapa jovan begitu gampang membohongiku. Padahal selama ini aku sudah sangat yakin pada jovan.
"Aku kecewa padamu jovan, aku tak akan memaafkanmu Bangsat"}}

---****---

Quotes : kira-kira bagaimana ending yang bagus untuk cerita ini. Bantu aku menyelesaikannya. Demi langit dan bumi aku sudah buntu :,)