‘entahlah, mungkin
aku sudah muak menikmati penghianatanmu’
“Nanda, Tunggu”
jovan menarik tanganku. Tatapan yang dulu kukagumi itu kini tak lagi sanggup ku
Menatapnya. “dengar penjelasan aku dulu”
“Apa lagi, Semua
udah jelas Van. Udah saat nya aku pergi dari hidup kamu, Semoga kamu bahagia
dengan semua itu”
“Tapi Nda”
“Ih Lepasin tangan
Aku” sekuat tenaga kulawan genggaman tangan jovan yang kuat. Tangan itu
terlepas begitu saja. Aku berlari menjauh.
Tak ada yang tau
sedari tadi inka menggigit bibirnya sampai Luka, ketika melihat kami bertengkar
aku tau inka menahan dua bening matanya agar Tidak jatuh membasahi Pipi.
‘Dasar Bodoh’
kenapa aku bisa
percaya pada orang seperti Jovan… AARRRGGHHH…
{Flashback}
“Happy birthday To
You, Happy Birthday To you, Happy Birthday happy Birthday, Happy Birthday
Nanda…Muach” Jovan mencium keningku singkat. Tapi tak sesingkat yang terjadi,
Nyatanya kecupan kening itu tak pernah kulupa sampai saat ini.
‘Ya, Tuhan’ saat itu
Aku terdiam mematung melihat semua kejutan yang dipersiapkan jovan untukku.
Diujung bibir danau, Lilin Romantis berbentuk Hati, Suasana yang Manis, secuil
Kue . Aku bahkan tidak pernah membayangkan ini terjadi Meski dalam mimpi. Ada seseorang
yang sangat istimewa telah mempersiapkan ini semua. UNTUKKU. DARINYA.
*terimakasih Jovan
Ramadan*
Aduh, jangan
menetes, jangan ! ‘tes’
dengan sendirinya air mataku tumpah. Sungguh aku telah mencegahnya. Tapi ini
sulit, aku terlalu bahagia.
“Hey, kok nangis
tiup lilinnya dong” jovan menghentikan kekagetanku. sambil menyodorkanku kue
tart putih berhias mawar merah sederhana. Ada dua lilin berbentuk angsa disana,
Lilin itu menyadarkanku akan usiaku yang sudah tambah Dewasa ‘22’.
“Oh, Ya” Kusela air
mataku dengan punggung tanganku dan Huft. Lilin itu mati.
“Yee, selamat ya
beby.. smoga beby ku satu ini tambah cantik, dewasa, dan makin sayang sama
bebe” bebe adalah panggilan manjaku untuk jovan, tapi entah sejak kapan jovan
memanggilku beby. “sekarang kita potong Kuenya Dulu Beb”
Tanpa banyak bicara,
aku sudah diputrikan oleh keadaan. Entahlah, yang kutau malam ini jovan sudah
mempersiapkan semuanya dengan sempurna.
“Bebe. Kamu tau gak
Make a wish apa yang aku panjatkan Di hari bahagiaku ini ?” aku membuka
pembicaraan ketika jovan menatapku dalam.
“ apasih, ” matanya
berbinar, lalu dia meletakkan tangannya di atas punggung tanganku.
“Aku berharap bisa
bersama kamu sampai kakek nenek”
“Benarkah itu ”
matanya kembali berbinar terbias sinar lilin. “tapi beb, aku berharap Lebih,
Bentar lagi aku mau kenalin kamu ke orang tua aku”
“Oh ya. Kapan ?”
“pokoknya gak lama
lagi dweh” jovan tersenyum mengadahkan pandangan kelangit.
Malam ini bebe
menatap langit bersamaku. Hal yang kadang ku rasa tak mungkin, tapi malam ini
semua terlihat nyata. Hanya bintang dan cahaya lilin yang tau cinta kami. Karna
hubungan kami yang masih seumur jagung ini belum ada yang tau.
--****--
“Ma, kenalin ini
Nanda, Sahabat jovan di kampus”
(deg) apa?, Sahabat?
Kenapa jovan memperkenalkanku sebagai sahabatnya.
“Hy nanda saya rini
mamanya jovan” dengan ramah ibunya jovan yang masih terlihat cantik itu
menyodorkan tangannya.
“iya buk saya nanda”
kusambut tangan itu,
sebelum ibunya
tersenyum dan mengajakku duduk di ruang tamu. Aku menarik tangan jovan sedikit
menjauh dari ibunya.
“ada apa be, kenapa
aku kamu kenalin sebagai sahabat. Kamu belum yakin sama aku” setengah berbisik
aku mancoba bertanyA. Aku tau jovan punya alasan kenapa dia melakukan itu.
“Oke aku akan
jelasin nanti. Kamu percaya sama aku, Ck” jovan menyentuh ujung hidungku dan
mengedipkan sebelah matanya.
Entahlah !
ketika ku memasuki
rumah Jovan antara kaget dan bingung mengitari kepalaku. Sebuah Photo praweding
terpampang jelas di depan sofa tamu. Aku memperhatikannya, dan Tak salah lagi
Itu foto jovan, dia memakai jas rapi, berpelukan mesra dengan wanita bergaun pengantin.
Apa lagi ini kalau bukan foto pernikahan.
“beb itu Foto__”
Belum sempat jovan
menjelaskan, aku menamparnya dan langsung angkat kaki dari rumahnya.
“kamu jahat Van.
Kenapa kamu lakukan ini semua”
Air mataku terus
mengalir, dadaku sangat sesak. SICK
Baiklah, aku harus
berfikir positif. Mungkin jovan seorang duda. Mungkin wanita itu bukan
istrinya. Ah, tapi tetap saja dia sudah berbohong atau menutupi sesuatu dariku.
Ya, setidaknya aku beruntung bisa mengetahui hal ini sejak awal.
Ini bukan hari yang
baik saat pertama kali aku bertemu dengan ibunya Jovan.
{Flashback again}
“ inka, lo harus
bangun ka, aku yakin keadaan kamu akan baik2 aja”
Perlahan inka
membuka matanya. Dia melirik kearah jovan, tatapan matanya kosong, mulutnya
terkunci.
…
“Jadi Dok, bagaimana
keadaan inka ?”
“Saudari inka saat
ini sedang mengalami trauma kecelakaan akibat benturan di kepalanya. Untuk
sementara mungkin sifatnya akan berubah Drastis, karna dia tak mengingat banyak
hal sampai dia benar2 pulih dari traumanya”
“jadi, apa yang saya
harus lakukan dok”
“kamu harus bawa dia
pulang, kembalikan ingatannya terhadap sosok evan. Jangan buat dia berfikir
keras. Hanya kamu yang bisa Membantunya” Dokter muda itu menepuk pundak jovan
dan berlalu pergi. Untuk sedetik jovan tertegun.
#…Jovan dan Evan,
Mereka adalah saudara kembar. Evan menikah dengan wanita bernama Inka. Wanita
itu cantik juga baik. Tapi sayang belum sampai 2 minggu pernikahan mereka. Sang
takdir mengatakan lain. Mobil yang dikemudikan evan dan inka mengalami kecelakaan.
Evan yang berada di belakang kemudi mengalami benturan di kepala dan patah
tulang rusuk. Tak ada alasan untuk evan bertahan, dia tewas ditempat. Dan inka
mengalami luka ringan di kepalanya, dia masih trauma karna kejadian itu.
Sosoknya yang periang mendadak mematung dan bisu…
“Baik dokter, aku
akan merawat inka semampuku”
Ada pelukan hangat
di sana. Jovan menyayangi Inka seperti ia sangat menyayangi saudara Kembarnya
evan. Inka menatap kosong pandangan sekelilingnya. Sama sekali tanpa arti. Jika
hatinya bisa berbicara, mungkin dia ingin Mati bersama Suami yang sangat dicintainya.
Tapi keidentikan antara sudara kembar ini telah membuat inka sedikit terobati.
Setidaknya tatapan mata Evan tak hilang seiring raganya yang sudah tertimbun
tanah.
“Aku harus bertahan
berpura-pura jadi suami inka sampai dia sembuh. Tapi bagaimana dengan Nanda.
Aku sangat Mencintainya. Ah, sudahlah aku bisa jelaskan padanya nanti”
Jovan terduduk
sendiri di kamarnya, dia hanya memandangi sebingkai foto antara dia dan
Kembarannya ketika masih kecil. Mereka saling berangkulan memakai baju, celana,
sepatu, bahkan celana dalam yang selalu sama. ‘mungkin Tuhan hanya menciptakan
satu jantung dan hati untukmu Kak. Tapi Tuhan membaginya setengah untukku
sebagai bagian darimu. Aku menyayangimu kak, karna aku adalah kakak’ Tanpa
sadar air mata jovan mengalir tenang. Hatinya sudah tercekik kehilangan, tapi
dia menahan itu karna dia tak ingin separuh hati evan juga bersedih disana.
---****---
Tok,tok..
"Nanda, makan
malam dulu nak ?"
Tok, tok, tok, mama
berulang kali mengetuk pintu kamar nanda. Namun tak dibukakan sama sekali.
"iya, ma..
Nanda enggak laper"
"tapi nanda
kamu sudah tak makan dari pagi" mama tetep membujuk nanda, tapi nanda tak
mau keluar dari kamarnya.
"terserah
kamulah" mama akhirnya menyerah.
Nanda sedang
menangis di depan buku diary kesayangayannya. Menulis sepotong2kata untuk
jovan.
{{Tuhan, Katakan
padaku kenapa semua ini bisa terjadi?
Kenapa Jovan tak jujur padaku tentang wanita
bernama inka itu. Di hari pertama aku bertemu ibunya, aku sudah melihatnya
berfoto praweding dengan wanita lain. Dan kemarin aku baru saja melihatnya
bergandengan mesra dengan wanita yang
akhirnya kutau namanya inka itu. Kenapa jovan begitu gampang
membohongiku. Padahal selama ini aku sudah sangat yakin pada jovan.
"Aku kecewa
padamu jovan, aku tak akan memaafkanmu Bangsat"}}
---****---