Featured Post

Sakit

April 26, 2013

Menatap dalam diam


Diam Bukan berarti aku tak berbicara.
Mungkin sesuatu menghalangiku untuk mengungkapkan kata-kata itu.
  __cherry

Ketika masih Sma, seorang teman satu kelasku kehilangan ayah kandungnya. Hm, maksud saya ayahnya meninggal dunia. Nama temanku itu adalah agus. Kami memang tidak terlalu dekat ketika itu, tapi saya menyukai sikap periang dan apa adanya agus. Setiap hari agus menunjukkan sisi humorisnya lewat kata-kata dan prilaku yang selalu membuat kami tertawa.
Haha, entah bagaimana isi pikirannya, aku tidak tau?.  Yang aku tau agus memiliki mata yang menarik, jika menatap kedepan bola mata hitamnya sedikit berlawanan. (mirip mata shincan)

Hingga sesuatu merubah periangnya agus menjadi bisu. ketika ayahnya yang tercinta meninggal dunia. Aku masih ingat ketika itu, ayahnya meninggal pada hari minggu dan saat hari senin masuk sekolah. Kami semua menjenguk keadaannya dirumah dan membacakan doa bersama. 'Semoga amal kebajikan sang ayah diterima disisinya dan semua dosanya diampuni. Amin'
Doa itu dipimpin guru bahasa arab kami.

Ketika berdoa bersama aku duduk tepat di samping agus. Sesekali dia tersenyum, tapi aku tau hatinya sedang berusaha tabah. Matanya yang menarik itu, kini hanya tinggal tatapan mata kosong. Aku tak membayangkan bagaimana jika ayahku yang meninggal. Ya Tuhan, mungkin aku tak akan setabah agus. Sontak air mataku jatuh tanpa diminta, aku menundukkan kepala, menyembunyikan tangisanku dari teman-teman. Tapi lalu  aku memperhatikan tangan agus yang sedang menadah kepada_NYA untuk berdoa. :'(
 Ingin rasanya aku memeluk agus dan membuatnya merasa lebih tabah. Tapi itu sangat tidak mungkin.
Aku hanya bisa menatap agus dalam diam.


---
Lalu aku masih ingat ketika seorang temanku iqbal ditampar dan dilempar tong sampah oleh guru. Entah, aku tak tau percis ceritanya. Yang pasti ketika itu aku menyaksikan temanku matanya sudah Merah dan pipinya memar terkena tamparan seorang guru. Iqbal dihukum bersama seorang murid baru yang aku-lupa-namanya. Yang jelas karna hukuman itu, murid baru itu langsung berhenti sekolah.

Ketika itu saat pagi hari, aku sedang berbaris bersama teman-teman yang lain. Hm, sebenarnya kami tidak sedang berbaris. Kami sedang dihukum karna tidak memakai simbol. Dan tiba-tiba suara gaduh sudah terjadi di dalam kelasku dan sebuah tong sampah sudah bersarang di kepala temanku yang bernama iqbal. Langsung saja hal itu menjadi pusat perhatian.
And Know what? Melihat sahabatku diperlakukan demikian ingin sekali rasanya aku mendorong guru itu ke dalam sungai yang deras agar hanyut dibawa arus. Sungguh!

Aku ingat waktu iqbal diadili di kantor, jendela kantor yang terbuka lebar membuat kami yang sedang berbaris bisa menyaksikan dengan jelas teman kami itu sedang dipermalukan. OH ya Tuhan..
Tatapan mata iqbal seketika terlihat kosong. Dan matanya yang kanan sudah memar. Entahlah !
Tanpa aku sadari air mataku tiba-tiba menetes. Lalu dani, dia teman yang jauh lebih dekat dengan iqbal. Ketika aku menangis, dani juga ikut menangis "meskipun dia bandel, kalau diperlakukan kayak gitu akupun gak tega liatnya, kawan aku dia" katanya.

Ketika itu ingin aku lari menggandeng tangan iqbal dan membawanya ke manapun asal jangan kembali ke sekolah ini. Tapi itu tidak mungkin.
Aku hanya bisa menatap iqbal dalam diam.


__satu hal lagi yang ingin kulakukan di masa sekolah dulu. namun, sekali lagi aku hanya bisa menatap semuanya dalam diam.
Ketika perpisahan sekolah kami semua pergi ke Prapat, dan merayakan prom night disana. Dan saat menyadari setelah malam ini. Setelah sebentar lagi kami semua akan berpisah. Kami semua kontan menangis dan meneteskan air mata. And know what?
Ketika itu,aku ingin memeluk mereka semua sebagai kenangan terakhir. Tapi untuk sekian kalinya itu sangat tidak mungkin.


---
Begitu banyak hal yang terjadi dulu, kini hal itu hanya jadi kenangan. Sama dengan banyaknya hal yang ingin kulakukan dulu, tapi tak banyak yang bisa kulakukan. Hanya karna merasa tidak mungkin, aku lebih memilih diam. Tidak melakukan apa-apa dan hanya tetap menatapmu dalam diam.

Mungkin setelah adanya posting ini orang lain akan mengerti alasan diamku. dan Jika suatu hari aku menyaksikanmu dengan diam, bukan berarti aku tak peduli ataupun memikirkanmu. Saat itu aku hanya merasa ada yang tidak mungkin, atau ada sesuatu yang mengahalangiku.
Tapi aku ingat!
SESUNGGUHNYA LEBIH BANYAK HAL YANG KITA SESALI KARNA TIDAK KITA LAKUKAN DARIPADA HAL YANG KITA SESALI KARNA KITA PERNAH MELAKUKANNYA DENGAN SALAH.