Featured Post

Kecanduan

May 10, 2023

My darla

Anakku mungil, tubuhnya dan wajahnya. 

Tangan, kaki, mata, pipi, bibir, semua yang ditubuhnya adalah sesuatu yang mungil. Di mataku semua yang dianugerahkan Tuhan secara fisik nya adalah keindahan yang kusuka. 

Melihat anakku tumbuh sehat, adalah obat dari rasa capek dibadan. Dan melihat nya bertingkah ceria, adalah obat dari penatnya fikiran. 

🥰

Apapun bisa pergi dan meninggalkan hidupku, tapi anakku tak akan bisa. 

Aku tak mungkin bisa jika kehilangan sosok mungil ini. Membayangkan nya saja aku tak sanggup. 

Usianya sekarang 2tahun lebih. Cantik imut dan aktifnya luar biasa. 

Dia mewarisi pesona ayah nya dan kreatif seperti ibunya. 

Hmm hmm hmm... 


Anakku, buah hatiku. Almira Micer R.. 

May 07, 2023

Konsultasi Psikolog tak ditanggung BPJS

 Aku selalu diam, tak pernah melawan. Karena aku tau, jika rasa sakitku tak mampu kubalas sendiri. Maka Tuhan akan membalaskannya dengan lebih Dahsyat. 



Cinta pertama ku, adalah dia yang telah membuangku demi wanita lain. 

Cinta selanjutnya, adalah dia yang membuangku demi impian dan keluarga nya. 

Dan Cinta ku yang sekarang, adalah dia yang belum membuangku -mungkin karena keadaan- tapi selalu memperlakukan ku seolah pengemis cintanya. 


Jujur, -tak jarang- aku merasa kasihan pada diriku sendiri. Kesepian dan sendirian. 

Sebegitu kesepiannya, sampai aku begitu bahagia bisa memeluk punggung suamiku yang sedang tidur. 

Padahal jika sudah bangun dari tidurnya, suamiku hanyalah orang yang membuat hidup ku tak nyaman. 

Aku yang membawanya hidup dalam sangkar emas, malah membalas dengan membawa ku hidup dalam gubuk derita. 

LIKE THAT!

Sebegitu menyedihkan, sampai aku bisa merasa bahagia bisa berdua dengan suamiku. 

Padahal suamiku adalah orang yang menorehkan trauma dalam jiwaku. Selama 2tahun belakangan ini. 


Dulu, gara-gara melihat jarimu yang lembut membersihkan kuku jariku, aku fikir kau adalah laki-laki lembut yang layak diperjuangkan. 

Hingga aku tak pikirkan apapun selain menikah dengan mu. 

Tapi setelah menikah, perilaku dan watak kasar itu muncul. 


Sebegitu kasarnya hingga aku membuat keputusan besar dalam hidupku. 

Salah satunya, tak mau punya anak lagi. Cukup 1 anak saja. 

Karena beberapa kekecewaan muncul, pasca aku hamil, dan merawat anak. Aku Trauma. 

Ingin rasanya berkonsultasi dengan seorang Pskolog.
Andai saja sakit jiwa ditanggung BPJS.