Featured Post

Worst today 001

November 12, 2018

Sebuah Cerita, Sebuah Pelajaran (SHMN ANDK PRTM)


Perjalan cinta, terkadang membuat kita salah langkah. Langkah yang dalam ingatan sudah terukir indah, nyatanya harus terbenam meninggalkan duka.

 ==
Kau tau anak adam, jangan sok-sokan bilang bisa nahan amarah, dan sanggup menahan nafsu dalam kasusmu yang sedang  jatuh cinta.

Karna dari sudut pandang aku, Cinta selalu jadi kesempatan bagi setan merusak dan mempengaruhi jiwa - lebih jauh ke dalam lubuk hati manusia.
Tak jarang itu bisa meremukkan perasaanmu secara sempurna dan luar biasa.

Dulu, Cinta yang salah itu juga pernah menghampiri hatiku.

--
Laki-laki itu bernama Sahmono andika pratama, dia punya marga karo di ujung namanya.
Aku tidak menyamarkan nama itu, dengan alasan semoga aku bisa mengingat dan benar-benar membayangkan masa ketika aku sedang berjalan disampingnya.

Dan satu hal, kuharap tidak akan ada orang yang mengenal kami yang membaca tulisan ini. Karna demi Tuhan. Kutulis catatan ini untuk mengenang diriku dan masa laluku kelak.
Untuk aku, dan hanya untuk aku.

Jika kau kebetulan menemukan blog dan tulisan ini, Kuharap kalian tidak menyalahkan aku. Tidak menghakimi dan mengatakan hal-hal yang tidak baik.
Karna aku tidak pernah memaksa siapapun untuk mampir dan membaca blog ini. Jika kau membacanya, pastikan itu hanya sekedar membaca -tanpa paksaan- tanpa tendensi. Bukan untuk menghakimi atau menuntutku semaumu.

-
Aku tidak ingat lagi tanggal, bulan dan tahun dimana aku bertemu dan mulai mengenal andika sahmono. 
Yang jelas itu sudah hampir berlalu 3tahun.

Perkenalan yang diawali waktu sama-sama menghadiri acara ulang tahun anak pemilik tempatku bekerja, tidak disangka menjadi perkenalan yang dekat dan intens.

Kami pernah jalan-jalan di malam hari, duduk di lesehan yang menyediakan jus biasa dengan harga super mahal.
Entah kurang dana, atau arus listrik yang tidak stabil cahaya lampu di lesehan itu sedikit redup. Untuk pertama kalinya di tempat itu aku duduk berdua dengannya. kami bicara banyak soal keluarga, sampai tiba-tiba seekor ular berukuran lingkar jempol kaki orang dewasa lewat dihadapan kami.
Aku kaget dan seperti sebuah Miracle, orang2 yang ada disitu juga sama kagetnya. Kemunculan ular itu membuatku bertanya-tanya ada apa gerangan. Tak lama kamipun pulang.

Agamanya adalah Kristen, Tapi bukan kristen yang taat. Semasa aku kenal dia, hampir semua teman dan orang-orang memintaku untuk tidak berteman dengannya. Dia adalah salah satu anggota 'Himpunann Pemuda' di kampung. Yang judul besarnya mau bawa aman, tapi malah meresahkan warga.
Anggota-anggota semacam ini setau aku, terkadang jadi antek2 polisi untuk menyelediki suatu kasus yang udah dilaporkan warga. Tapi lebih dari itu, dimata warga. Mereka lebih terlihat sebagai Preman, Tukang malakin orang, sekumpulan penjudi dan Juga peminum tuak. Dan Andika ini adalah salah satu dari mereka.

Aku melihat jika gayanya memang seperti Preman, karna ada beberapa Tato yang menghiasi tubuh dan lengannya. Dan aku tau jika dia salah satu pengkonsumsi Narkoba.b Karna dari beberapa ciri tubuhnya, aku membaca itu.
Tapi bagiku saat itu, dia tetaplah manusia biasa. Dibalik stigma negativ yang diberikan orang padanya, aku tau manusia ini masih punya hati nurani. karna setidaknya, dia tidak pernah jahat padaku.

Ada sebuah cincin besi putih yang pernah kuminta darinya. Entah kenapa, cincin itu mirip dengan cincin yang pernah diberikan oleh mantanku dulu, yang agamanya juga non muslim.
Tidak mendetail, tapi bisa kuperhatikan darinya, ada beberapa kebiasaan yang kudapati dalam dirinya yang mirip dengan mantanku dulu. Karna masih dalam tahap Move On, hal itu juga menjadi alasan kenapa aku tetap ingin berteman dengannya. 

Di Facebook, aku pernah mengUpload foto bersama teman yang kami ambil waktu ada acara Sunatan di dekat rumah. Di foto itu kami pernah begitu akrab, dan saling tertawa.
Selang beberapa hari, kami pergi mengunjungi satu tempat bersama. Pergi yang tanpa pamit dan tanpa rencana, yang meninggalkan cerita sampai hari ini.

Tempat itu cukup indah, tidak banyak penduduk dan ada sungai besar berbatu yang di dalamnya mengalir air berwarna kehijauan. Jika sedang musim hujan, air itu berubah warna menjadi kecoklatan.
Kami tidak menyentuh air ataupun mandi2 di sungai itu, Tapi berjalan disampingnya menyusuri pohon dan juga kolam ikan.
Pohon2 besar yang sesekali menjatuhkan bunga  berwarna putih dan orens, Membuatku kagum.

Waktu itu sore hari sekitar jam setengah lima, Andika menyatakan perasaannya, dia bilang ingin menjadi pacarku dan sebagainya. Aku terdiam menatapnya, bukan karna aku menyukainya, tapi lebih karna kebenaran yang kudapati di matanya. Dia sedang berbohong. 
Aku tau, ada hal yang lebih diinginkan seorang laki-laki dibanding hanya sebuah ikatan. Hati kecilku bisa membaca kebohongan itu, Andika tidak benar-benar menyukaiku. Dia hanya menginginkan yang lain. Dan juga,Seorang peminum tuak tidak mungkin bisa membahagiakan orang yang disayanginya apapun ceritanya.

Perlahan, aku menyesal karna sudah ikut dan datang ke tempat ini bersamanya. Tempat yang sederhana dan romantis, tapi bicara dengan seorang penipu.

"Aku enggak bisa, aku enggak suka sama kamu. selama ini aku hanya melihatmu mirip dengan mantanku. karna itu aku mau berteman denganmu" Hanya itu yang kukatakan. Sampai raut wajahnya berubah kecewa dan kesal.

Saat itu hujan turun,cukup deras.
Andika terus saja bicara banyak dan menjelaskan padaku hal-hal yang sebetulnya tidak perlu kuketahui. 
Aku cukup mengerti kondisinya, dan itu membuatku sedikit kasihan pada andika yang malang. Aku minta maaf dan menggenggam tangannya. kuperhatikan sebuah salib jesus menggantung di mainan kalungnya.
"Tuhan yang mempertemukan kita, tapi pada akhirnya Tuhan yang akan memisahkan kita". Akupun menangis, dan Kedua tangan Andika menghapus air mataku.

Saat hujan reda, hari sudah mulai gelap. Andika mengantarku pulang naik keretanya
Dia selalu membawa keretanya dengan kencang. Katanya jika banyak uang, cita-citanya ingin jadi pembalap.
Aku memegang tubuhnya yang sedikit gemuk, Untuk seseorang yang pola hidupnya tidak sehat, dia punya fisik yang cukup kuat, fikirku.

..
Ada banyak hal yang tidak pernah dikatakan andika padaku. Tapi seiring waktu semua hal itu terbongkar satu-satu.

Semakin lama, aku semakin takut berdekatan dengannya.
Sejak saat itu, aku menjauh dan selalu menghindarinya.

Sesekali dia lewat ke depan tempat kerjaku dan menggeber keretanya. Tapi yang kulakukan hanya mengabaikan dan mengabaikannya saja.
Sampai suatu hari, dia lewat berboncengan dengan seorang cewek SMA. Saat itu aku tau, dia sudah menemukan wanita yang sepadan untuknya.

Bagiku, Dia bukan lagi teman, bukan lagi siapa-siapa.


-----

Singkat cerita, setelah berbulan-bulan, aku kembali bertemu dengan teman baru. Teman yang lebih asik yang lebih baik, yang pastinya mampu membuatku lupa pada mantan dan Andika Sahmono.

Hingga, kabar itu datang menerpaku tiba-tiba. Saat tidak sengaja dua orang remaja sedang membicarakan kecelakaan di yang terjadi di dekat rumah. Aku bertanya, dan melihat foto kecelakaan itu. Tapi tidak kusangka yang ada dalam foto itu adalah Sahmono.

Aku kaget dan tak percaya. Beberapa hari lalu, Cincin yang pernah kuminta darinya tidak sengaja kutemukan dan kupegang lagi.

Andika tewas seketika dalam kecelakaan itu, Kereta yang dikendarainya berlaga dengan sebuah mobil Fuso berwarna kuning.

Kakinya terpelintir parah dan sekujur tubuhnya luka.

Akupun membuka Facebooknya dan menemukan banyak foto seperti di atas.

Ungkapan Duka dan berbela sungkawa datang dari para sahabatnya.

Tidak ada yang menyangka Andika akan pergi secepat ini.


Selamat Jalan Temanku, Semoga kau tenang di alam sana.

Terimakasih untuk semua cerita yang pernah kau torehkan dihidupku.
Meski pada akhirnya kujauhi dirimu, sebelum kau menuinggalkanku untuk selamanya.

Tapi, Aku maafkan semua salahmu.
Aku berjanji, jika aku kembali ke tempat dimana kita pernah bersama disana.
aku akan selalu merindukanmu.

-_-,