Aku
punya firasat tadi pagi, meski tak bisa kudefinisikan.
Sampai
Siang hari kamu muncul tiba-tiba. Entah muncul dari mana?
Dan Bagai Hantu.
Aku
tidak bisa memastikannya. Tidak 100%.
Tapi itu sepertinya memang kamu.
Kamu
yang aku kenal dulu. Yang telah membawa setengah hatiku pergi.
Mobil
matic warna merah. Seorang Manula perempuan berkerudung.
Aku
seperti sedang bermimpi. Seorang laki-laki duduk dibelakang kemudi, disamping
si nenek dan menatap sayu ke arahku.
Aku
pakai masker, (habis mencium bau tak sedap). Jadi pasti kamu enggak melihat wajahku.
Aku mengerutkan kening, dan berteriak dalam hati.
Apa
yang sedang kamu lakukan ?
Apa lagi yang kamu ingin tunjukkan ?
Tidak
sakitkah hatimu melihatku lagi, kembali dalam keadaan berpura-pura.
Entah
siapa diantara kita yang berpura-pura. Tapi setelah kamu pergi dari kemunculanmu itu,
hati ini benar-benar menjerit keras.
Aku
yakin bukan sebuah kebetulan kita bertemu.
Tanggal
lahir dan hari akad nikah yang sama dengan orang tuaku, adalah kode keras dari
Tuhan.
Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan. Ini Kode yang Tak bisa dibongkar manusia.
Aku
tidak pernah pergi. Tidak pernah kemana-mana, dan kaulah yang datang kembali ke
sini, hari ini.
Bukankah
ini tidak adil ?
Saat
aku setengah mati merasakan rindu, aku bahkan tidak tau, kemana pergimu. Kemana
harus kucari dan kutemuimu.
Ego
mudaku yang dulu memaksaku bertahan sendiri.
Hingga dewasa itupun terbawa, dan menyekatku dalam derita.
Hampir
semua yang pernah kulihat, jika ada miripnya denganmu. Lalu aku langsung
bahagia dan berharap.
Meski itu semu, hampa dalam ketidakpastian.
-
Hey..
Bolehkah
aku bertanya satu kali ?
Pertanyaan yang membuatku penasaran seumur hidupku.
( Maukah kau menjawabnya dengan sungguh-sungguh untuk kali ini ?)
"Selama
kita bersama, Perasaan yang kau berikan padaku, apakah itu nyata,
Atau hanya sebuah kebohongan?"
Jika
itu Nyata, bisakah kembalikan setengah hatiku yang telah kau bawa pergi.
Utuhkan kembali hatiku yang telah pecah dengan bukti penyesalanmu. Jangan
biarkan aku tertatih sendirian mengumpulkan kembali serpihan hatiku yang
hilang. Karna jika perasaanmu itu nyata, kau pasti bisa memahami derita yang
kurasakan selama ini.
Tapi
jika semua yang kita lewati selama masih bersama adalah sebuah dusta,
Bersediakah kamu menjelaskan kenapa harus aku orang yang kau permainkan?
aku ingin mendengar alasannya meskipun itu menyakitkan.
Lalu, setelah itu minta maaflah padaku untuk yang terakhir.
Meskipun
hati ini tidak akan pernah kembali seperti semula. Setidaknya, ada satu Tanya
yang terjawab.
Aku
ingin memahami kamu lebih jelas lagi. Bukan hanya mencoba menebak dan asal-asal
menyimpulkan.
Agar
aku bisa lebih tenang ketika melangkah bersama yang lain.
Agar
perasaan paling suci yang pernah kumiliki, bisa tumbuh kembali dalam wujud yang
lebih kuat.
Maafkan
aku ya, Jika masih saja menangis setelah kita bertemu.
Aku
hanya belum menghabiskan sisa-perasaanku ini seiring waktu (-_-,)