Catatan:
yang tulisan biasa itu gue.
Yang bercetak tebel itu hati kecil gue.
**
"jadi bener selama ini jedi gak pernah nelfon kamu?" tanya ira.
"iya emang gak pernah" kujawab
dengan muka datar
"hati-hati cin, cowok kalau tingkahnya
mencurigakan gitu bisa jadi dia selingkuh"
"--__--"
Percakapan itu terjadi dengan ira setelah
seminggu aku jadian dengan jedi. Ya, ira dan jedi sendiri sudah bertetangga dan
dekat selama 5 tahun. Tapi entah kenapa saat kami bertiga kuliah dan dan
dipertemukan dalam kelas yang sama, malah aku yang jadian sama jedi.
Aku ingat pertama kali mengenal jedi, dia
cowok yang pendiam dan radak pemalu. Tapi dibalik itu semua, dia adalah cowok
humoris yang ternyata tak tau malu, dan bisa memainkan gitar melody.
Aku sendiri sudah 2tahun jomblo sejak pacar
pertamaku memutuskanku karna terpisah oleh jarak. Dan pemutusan yang sepihak
itu telah menjadi sesuatu yang menggebrak hidupku. Jangan ditanya?
Perasaanku hancur , ketika dia memutuskanku
dulu.
Mungkin karna merasa bosan. Akhirnya
kuputuskan mencari pacar baru lagi. Untuk mengisi kekosongan dihatiku, agar
tidak terasa klontang jika malam minggu tiba.
Dan sesimpel itu, atas dasar alasan 'ingin
mengisi kekosongan hati' aku terima jedi gitu aja, tepat 2minggu setelah kami
saling mengenal. Padahal sejujurnya rasa sayangku buat dia itu sangat sedikit
sekalii. Tapi aku mau coba saja menajalaninya dulu.
Karna pengenalan singkat itulah, aku belum
mengenal banyak sifat -baik dan buruknya jedi. Begitupun jedi, yang tak
mengenalku sama sekali. Kami tak berfikir banyak saat sama-sama tertarik pada
pandangan pertama. Itu yang menguatkan hubungan kami, tepi terlepas dari itu
semua ,yang mungkin kusesali. Sifat asli jedi, sangat buruk sekali, aku tak
punya alasan untuk memakluminya.
**
Baiklah, setelah ira menduga jedi
selingkuh, saat malam hari akupun mencoba bertanya pada jedi. Alasan apa yang
membuatnya tak pernah menelfonku. Sungguh aku tak mau buruk sangka dulu.
Bahkan minta ditelfonpun tidak pernah. Entah
apa yang salah?
Jika karna kami bertemu di kampus setiap hari, aku rasa itu bukan alasannya
karna aku dan jedi merahasiakan hubungan ini dari siapapun.
Oya, ira sendiri sebenarnya sudah punya
pacar, yang sudah bertahun-tahun dia menjalani hubungan dengan pacarnya itu.
Lagipula mantan pacar ira jumlahnya tidak sedikit, dia punya petualangan dengan
berbagai tipe cowok.jadi aku sering menjadikan ira tempat bertanya, apabila ada
gerak-gerik cowok yang mencurigakan. Ira yang pengalaman, pasti punya jawaban
tepat untuk semua itu.
'Thanks ya ra, mungkin kalau kelamaan
sahabatan sama kamu. Aku bisa menulis sebuah buku berjudul 'MODUS; Panduan
Dalam Berpacaran'
He ha
Saat kutanya seperti biasa dengan ketikan
sms jutek, jedi membalas. "tidak punya pulsa yank, besok ajaya
nelfonnya"
Apa lo kata 'gak punya pulsa'
Jadi sembilan hari kita pacaran lo gak
pernah punya pulsa buat nelfon gue. Ah, gue makan juga pala lo.
Omatis gue kesel dong ya.
Saat keesokan harinya
dikampus, gue cuekin dia parah banget. Menatap matanya pun tidak. Padahal kalau
misal dia minta ditelfon, gue akan lakuin itu. Tapi itupun tidak. Kampret ni
orang cuek abiss.
Saat malam hari, akhirnya dia nelfon aku
juga. (pasti dia sudah isi pulsa).
Dan sebagai cewek, aku cukup antusias,
karna dia tidak bohong. Dan ini telfon pertama darinya setelah sembilan hari
kita pacaran.
Eit tapi tunggu dulu, obrolan apa nih yang
mau kita bahas.
Tiba-tiba aku merasa kembali ke jaman -baru
punya Hp. Dimana sebuah deringan telfon adalah sebuah barang langka yang
mambuat deg deg'an.
"ah biarkan saja dia yang membuka
pembicaraan, dia kan cowok" pikirku.
"halo, assalamualaikum" sapa jedi
terdengar sangat jutek dari ujung telfonnya.
"ya, walaikumsalam"
"lagi apa cindy?" (pertanyaan basi)
"lagi duduk ajanih, nonton TV" (jawabku, basi basi standar)
"oh.."
(hening)
"kamu lagi apa?" akupun tanya
balik
"samanih lagi nonton, sambil main gitar"
"oh.."
(hening)
'ih, ngomong apakek' kataku dalam hati
"oya cin, aku ngantuk nih. Aku bobok dulu ya"
"hah" aku kaget. Mata melotot. Ingus meller
"bye cyindy..muach"
"--__--""
Hah, Kampret. Gitu Doang
Eh, gue telen juga biji mata lo
**
Tak terasa dua minggu udah berlalu sejak
telfonan malam itu. Hubunganku sama jedi yang absturb ini, akhirnya mengalami
peningkatan. Yang tadinya Cuma ketemu dikampus, ngomongin pelajaran dan sekedar
sms'an (tetep gak pernah nelfon). Hari ini ada yang beda.
Hari ini jedi ngajak aku makan.
Karna kebetulan kita ketemu ira pas
pulangnya. Akhirnya dialah yang merekomendasikan sebuah tempat makan yang asik.
Oh ira, lo emang serba tau.
Ya, akupun sama jedi caw ke tempat makan
rekomendasinya ira. Ira bener, tempatnya nyaman sekali. Tapi Awalnya aku
sedikit khawatir waktu lihat menu makanannya. karna harganya mahal-mahal semua.
Ah,, gila enggak ada yang dibawah harga 10ribu. Sangat tidak sesuai dengan
kantong anak kampus.
Satu satunya harga murah yang tertulis di
menu Cuma Tehh manis '7000' itupun aku tidak suka tehh.
Tapi kembali teringat kata-kata ira
"cara menguji cowok yang serius sayang sama kita. Bisa dilihat waktu
pertama kali dia ngajak makan. Apakah dia mau bayarin atau enggak?"
Oke-oke kita coba uji. Ini kan yang ngajak
makan dia.
Lalu
aku pesen ayam penyet spesial, ngikut menunya dia. Kita makan, sambil lagi-lagi
bicara tentang tugas-tugas kampus. Tapi tak apalah, daripada tak ada yang
dibahas.
Hm, sebenarnya makanannya enak. Tapi porsinya terlalu sedikit buat perut ku
yang besar ini. Gak mungkin nambah ini. Yasudahlah, semoga keinginan untuk
nambah lagi gak nyampe kebawa mimpi nanti malam.
Hehe
Tibalah saat membayar makanan. Trededeng
dedeng… inilah yang terjadi !
Setelah habis makan jedi hampir nangis
bombay karena uangnya habis buat bayar bill.
KAMPRET! (inilah yang bisa kukatakan dalam hati)
Jedi langsung kehilangan mod nya waktu kita
mau pulang. Aku tau itu dari ekspresinya yang lemes waktu ngeluarin uang dari
dompetnya. Walau jedi enggak bilang apa-apa, tapi aku bisa lihat dia kurang
ikhlas mentraktirku makan -untuk pertama kalinya ini.
Akupun berasa bersalah, ingin memuntahkan
kembali semua makanan yang tadi. Karna sumpah aku bukan tipe cewek matre yang
sukanya dibayarin. Sebenarnya aku juga mau bayar sendiri, tapi ini rekomen dari
ira. Jadi aku mengikutinya saja.
Dan karna kejadian ini, aku tarik 1
kesimpulan. Jedi adalah tipe cowok yang pelit. Selain tidak pernah nelfon, dia
sangat tidak ikhlas buat bayarin makananku. Mungkin dia tidak mengatakan apa-apa.
Tapi ekspresinya itu. Tidak ada yang bisa jedi sembunyikan dari gue. Dia memang
pelit. Terlepas dari apakah dia punya banyak uang atau tidak. Dia itu membuatku
menyesal setelah makan. oh ya robby.
Sejak kejadian itu, muncul benih-benih
penyesalan dikepalaku "kenapa engak mengenal jedi baik-baik dulu sebelum
jadi pacarnya?"
Tapi ironis, jedi tidak merasakan hal yang
sama. rasa sayang dia ke aku malah semakin tambah. Sekarang dia udah ngasih tau
temen di kampus kita jadian. Jadi kita enggak backstreet lagi.
Tapi anehnya, sifat nyebelin jedi itu malah
makin nambah juga.
**
"cindy, cindy.. Polos sekali sih kamu" lagi-lagi ira menasehatiku
setelah aku curhat padanya
"iya ra, namanya juga aku baru dua kali pacaran, jadi harus gimana lagi
nih.."
"gini aja, coba sekali kali lo periksa
tu isi hapenya jedi ada yang aneh
gak?"
"eh iya ya,kok gak kepikiran. Yaudah de ra. Nanti kucoba periksa."
Keesokan harinya, di kampus aku pura-pura pinjem hp jedi. Huah..
Awalnya enggak dikasih sama dia. Tapi aku
rebut gitu aja dari tengannya sebelum dia sempat pencet tombol delete.
Dan hasilnya, sekali lagi KAMPRET!
Gue nemuin banyak foto cewek. Foto gue
kagak ada. Ah, gue telen juga badan lo..
Aku coba positif thinking, mungkin itu foto
adiknya, ponakannya atau emaknya mungkin.
"eh, ini cewek siapa?" tanya ku
Karna jedi tipe orang yang jarang bohong,
dengan cuek sekali lagi jedi menjawab.
"itu foto mantan-mantanku."
"what the f*ck" gue kesel. Kenapa baru sekarang kedok cowok kampret
ini terbongkar!
Jadi selama ini bener kata ira. Jedi punya
banayk cewek lain yang dia simpen dihatinya. Pantes aja kalau diingat ingat dia
dulu begitu nyembunyiin status pacaran kami di depan teman teman.
Akhirnya akupun kecewa. Aku coba putusin
jedi dengan bukti-bukti yang ada. Tapi ketika itu jedi nangis jadi aku enggak
tega. Dan dia pake acara janji mau berubah.
Gimana ya, apa aku harus beri dia
kesempatan kedua. Oke, karna dia udah nangis. I try.
Kita tetep jadian, tapi gara-gara
tingkahnya selama ini otomatis rasa sayangku hilang. Lenyap gitu aja.
Dan seperti janji dia, jedi bener-bener
berubah. Sekarang dia jauh lebih perhatian. Sering nelfon, dan enggak malu
mengakui hubungan kami sama siapapun.
Tapi sayang.perasaan tetap tidak bisa
dipaksa. Jauh di lubuk hatiku tetap ada perasaan takut dibongi lagi sama jedi.
Ditambah aku tak mau berbohong pada
perasaanku sendiri.
Kali ini aku tak mengatakannya langsung
didepan jedi untuk memutuskan hubungan kami. Karna aku malas jika
ujung-ujungnya jadi drama dan jedi kembali nangis. Aku capek!
Kufikir hidup ini bukan hanya untuk
memainkan sandiwara. Aku tak mungkin menerima kebaikan jedi saat aku
benar-benar tak punya rasa padanya.
Akhirnya, keputusan terakhir adalah, aku
pindah kelas di kampus. Masuk siang untuk menghindari jedi. Aku kirim sebuah
sms padanya,berisi "Maaf, aku udah enggak sayang sama kamu. Aku gak bisa
lagi bohongin perasaan aku sendiri. Pokoknya Aku janji setelah ini aku akan
pergi dari hidup kamu."
Lalu akupun
ganti kartu, tanpa pernah tau apakah balasan jedi untukku. ya,mungkin
terkesan tega banget gue mutusin dia
secara sepihak kea gini. Tapi aku juga ngelakuin ini karna setelah kufikirkan
ini adalah cara paling tepat agar aku bisa menghindari dan melupakan seseorang
bernama jedi.
Setelah kejadian itu, aku tak tau lagi
bagaimana kabarnya jedi. Dia pasti sudah menemukan penggantiku. Karna
cadangannya banyak. Lagipula siapa yang tahan pacaran sama cowok yang sifatnya
kayak gitu. Dan karna ini kisah nyataku (dengan nama yang telah disamarkan).
Maka pesanku Cuma satu. kenalilah dulu orang-orang yang ingin kau jadikan
sebagai pacar. Jangan asal comot biar tidak menyesal sepertiku.
Dan buat jedi "sialan lo, sok
kecakepan abiss. Gue benci sama lo. taek"