Dari ketiga anak mama, aku adalah yang paling lama belajar mengendarai sepeda motor. Kakakku dari SMA kelas 1 udah bawa motor kesekolah, adikku yang cowok malah dari SMP udah bisa bawa motor.
Dan aku sendiri baru bener-bener bawa motor di usia 18tahun, itupun jatuh disenggol orang. Haha
Alasannya, karna aku kurang percaya diri. Gak tau aja kenapa tiap kali bawa jalan motor, berasa dilihatin orang. Padahal belum tentu.
Ditambah kata-kata mama yang bilang "cery gak bisa, cery gak bisa bawa motor, dia terlalu lemah" semakin membuatku tidak percaya diri.
Kepercayaan diri itu malah munculnya waktu aku udah tamat SMA, dan merasa iri sama anak orang lain, yang masih pada bocil udah mahir bawa motor.
"mereka bisa kok aku nggak", begitulah pikirku.
Sampai hari-hari berlalu, aku pun bisa dikategorikan 'bisa' bawa motor.
--
Cerita lain..
Dari ketiga anak mama, satu-satunya anak yang tidak pernah dibelikan kendaraan adalah aku.
"Ma, belikan sepeda.. untuk pergi ngaji dan main"
hanya itu yang kuminta sejak usiaku 12tahun, tapi nyatanya sampai tamat SMA, entah kenapa mama tak mengabulkan permintaan 'sederhanaku' itu.
Beda halnya dengan kakak dan adikku yang beberapa kali dibelikan sepeda motor untuk keperluan sekolah dan kuliah mereka.
Aku hanya diam atas diskriminasi dikeluargaku itu, karna aku tipe orang yang gak mau iri sama saudaraku sendiri.
Mungkin, mereka memang lebih layak dibelikan sepeda motor. Dibanding aku yang bahkan sepeda ontel saja dianggap tak layak.
(huhuhu,, nangis bombay).
===
Sampai disini ceritanya cukup haru.
Dan tibalah aku menikah dengan seorang suami yang kuanggap luar biasa dalam mengendarai sepeda motor.
Kalau kata teman-temannya, suamiku di usia 20tahun awal adalah seorang joki yang bakat terpendamnya itu harus terhenti karna gak ada modal. Terbukti dari beberapa bekas luka yang cukup parah, menjadi saksi waktu keretanya berlanggar di arena balap.
Katanya sih, suamiku bisa frestyle, tapi aku juga gak pernah lihat. Cuma pernah lihat dia jempingin motor. itupun harus hati-hati, karna motornya yang renta. Haha
Karna kepiawaiannya bawa motor itu, suamikupun bilang "adek, harus mahir bawa motor, masa suaminya joki, istrinya gak bisa bawa motor".
Dari situ, aku diajarin suamiku. Suamiku, Guruku. wkwk
Mulai dari hal remeh, seperti hidupin lampu tangan kalau mau belok. Sampai hal yang agak menakutkan seperti "nyalip mobil besar".
Dijalanan itu harus begini bla,bla, bla... panjang lebar..
Alhasil, karna sering duduk diboncengannya. Rasa percaya dirikupun muncul.
Aku harus bisa, aku pasti bisa. pikirku
Dan tibalah aku dapat kerjaan di sebuah tempat wisata.
Suamiku dapat THR lebaran dari pabriknya bekerja.
Untuk pertama kalinya aku dibelikan sebuah sepeda motor.
Meskipun suratnya hanya STNK, dan bukan beli baru. Tapi hatiku senang, karna dalam hidup ini pertama kalinya aku punya kendaraan sendiri.
|
Jok Hello kitty pilihanku |
Selama 3bulan, aku mengendarai Spin ini setiap hari.
Sampai pada suatu "Tragedi" menimpa rumah tanggaku. Dan aku berhenti bekerja.
=-=-
Singkat cerita,
Aku dan suami pindah rumah.
Ketenangan kami diganggu oleh kehadiran ipar.
Kerjaan suamiku sedang tidak ada pesanan, sehingga kekurangann ekonomi.
Dan Akhirnya..
Terpaksa harus menjual kereta SPIN ini.
Keadaan yang membuat keterpaksaan.
Sedih dan sesal, tapi inilah hidup.
semoga Allah menggantinya dengan kendaraan yang jauh lebih baik.