Pagi ini gue dibangunkan oleh geli-geli di lobang telinga
kayak lagi kemasukan cecek, gue kira itu geli apaan, ternyata itu jari bayi gue
yang lagi gelitikin kuping gue.
‘eh, ini cerita Tahun kapan ya’
Ya enggaklah. Gue bohong.
Gue kan belom punya anak.
Boro-boro punya anak,
mau nikah sama siapa aja gue belum tau. Boro-boro juga mau nikah sama siapa,
ketemu cowok yang mau sama gue aja susah. Dan boro-boro mau nemu cowok
yang mau sama gue, membuka diri dan hati
untuk mengenal orang baru aja gue masih merasa takut.
Pokoknya boro-boro mau
makan, nasi aja belum masak karna seharian mati lampu.
“lho !”
‘orang yang pernah patah hati itu Rentan’ itu kata ibu bos
di tempat gue kerja. Dan meskipun yang mengungkapkan kata-kata itu adalah ibu-ibu
Bawel yang Cuma tamat Sekolah Dasar. Tapi buat gue, kata-kata dia itu –sangat
benar adanya- mungkin saja ada benarnya ya.
Orang yang udah pernah patah hati, pasti takut untuk membuka
hatinya lagi. Karna takut patah hati lagi. Tapi ya, mungkin tidak semua pribadi
seperti ini. Beberapa orang juga ada yang mau bangkit dan melupakan patah hatinya.
dan Hebatnya lagi, ada orang yang bisa
belajar dari rasa sakit untuk memperbaiki kehidupannya. Tapi hal itu sepertinya
tidak berlaku buat gue.
Entah kenapa?
Mungkin Kalau kata Bondan ft 2black = Ya Sudahlah.
ya udah. Gue ya gak mau ambil pusing.
Gue Cuma mau ngelupain patah hati dari kenangan- kenangan yang
gue punya. Tapi bukan berarti gue bisa Move On.
Meski kadang timbul harapan, gue bisa membuka hati –
mengenal orang baru – mendapat jodoh yang baik – dan barulah punya anak bayi
(yang gelitikin lobang kuping). Haha
Tapi itu tetep tidak menjadi hal yang gue mau pikirin secara keras.
J
Eh, Ngomong –ngomong tentang bayi, tadi siang gue nemu –bayi- anak ayam di depan
rumah gue. Anak ayam ini –yang biasa disebut itik- sepertinya baru saja menetas. Bulunya basah, matanya
merem dan suaranya nyaring. ‘Cieeetttt’ kira-kira begitu bunyinya kalau gue
injek. (ya iyalah bego!)
Tapi gue perhatiin ni anak ayam kagak punya emak. Dia
sendirian. Dan dia pasti kesepian seperti gue.
Mungkin dia lahir dari secangkang telur ya. (yaiyalah, bego!)
Akhirnya anak ayam itu bisa ketangkep dengan sedikit usaha
pengepungan, antara gue dan anak tetangga gue, riki. Beruntung ada anak lain di
dekat rumah gue yang bisa diajak kerjasama buat ngepung ayam.
Begitu anak ayam itu sampai di tangan gue, gue elus-elus. eh dia malah bobo’.
Lucu sekali kayaknya.
Nih gue poto dia biar eksis.
|
kacian.. |