Seberapapun Miskin seorang wanita, dia bisa menjadi Ratu.
Sebaliknya, seberapapun kaya seorang wanita, dia bisa menjadi pemantu.
"Tergantung bagaimana lelakinya memperlakukannya"
Seberapapun Miskin seorang wanita, dia bisa menjadi Ratu.
Sebaliknya, seberapapun kaya seorang wanita, dia bisa menjadi pemantu.
"Tergantung bagaimana lelakinya memperlakukannya"
Kehilangan paling besar, aku fikir saat Handphone 2,5juta pertamaku hilang, ternyata bukan.
Atau ketika pacar pertamaku membuangku, ternyata juga bukan itu.
Perasaan kehilangan paling besar, paling membekas di hati adalah ketika papa kandungku meninggal dunia.
Papa yang tanpa kusadari selalu mencintai dan melindungiku sepanjang hidupnya. Bahkan sampai di detik-detik akhir kepergiannya, papa masih menjaga perasaanku dengan tidak menampakkan 'sakaratul mautnya' di hadapanku.
Papa yang pendiam tapi selalu bekerja keras untuk keluarga. Hatinya sangat lembut, hingga ketegasan dan sifat kasar nyaris jarang sekali ditunjukkannya.
Yang kuingat selama ini, sedari kecil hingga dewasa, papa hanya menanamkan nilai kebaikan dalam hidup. Tidak boleh menjadi orang yang licik, pendendam, apalagi penipu.
Hanya saja,
Papa lupa memperkenalakanku pada dunia. Papa merahasiakan fakta jika dunia luar adalah sesuatu yang kejam dan liar, yang bisa menghancurkan jiwa seseorang sedemikian rupa.
Aku yang selalu merasa aman hidup di dalam dunia bersama papa. Pada akhirnya terluka bertubi-tubi ketika papa meninggal dunia. Karena aku baru saja menemui fakta jika dunia yang sebenarnya tidak seramah Papa.
Bahkan laki-laki yang kini menopang hidupku, rasa sayang dan cintanya mungkin tak jauh lebih besar dari sayang dan cintamu.
Karena, biarpun aku merasa aman bersamanya, sesekali bentakan dan hinaan yang keluar dari lisannya, masih membuatku meneteskan air mata.
Aku tau,kita semua akan meninggalkan Dunia ini.
Dan jika ditakdirkan papa lebih dulu pergi. Tak ada lain yang bisa kulakukan selain ikhlas.
--
Aku memimpikan saat-saat kita akan bertemu kembali,Papaku sayang.
"Cinta Pertamaku"
Kalau aku cerita hal private di blog ini kira-kira ada dampaknnya gak ya !
Soalnya aku juga gak yakin kalau blog 'tidak menarik' ini masih memiliki pengunjung atau tidak ?
Dan jikapun ada yang -tidak sengaja- mengunjungi blog ini, apakah mereka mengenalku di dunia nyata atau tidak.
ah, sa bodo teing la.
Rasa-rasanya selain dengan Tuhan, tak ada tempat lain di dunia ini dimana aku bisa bercerita sebebas bercerita di sini.
Aku yang tadinya seorang pendosa. Pada akhirnya memutuskan untuk menikah dengan laki-laki random yang kufikir akan menjadi jodoh yang baik (karena aku juga orang baik).
Tapi saat satu persatu Tragedi memberikan Trauma, akupun mulai bosan dan muak dengan laki-laki itu. Keegoisan dan otoriternya mulai mengusik jiwaku yang semula tenang menjadi tremor.
Susah menggambarkannya secara gamblang, hanya melalui istilah-istilah yang membuat makna menjadi ganda.
#By :Me
Tujuan hidup orang perorang itu berbeda. Semua perencanaan masa depan bisa saja didasari oleh lingkungan, keluarga, masyarakat, pertemanan dan pola asuh dari orang dewasa di masa kanak2.
Semenjak menjadi orang tua, pikiranku pun mulai memahami hal-hal yang dulunya bahkan kuanggap tabu.
Ada keluarga yang memutuskan untuk memiliki banyak anak. Ada juga pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Bahkan ada orang yang memutuskan untuk tidak menikah.
Well, bagiku itu sah sah aja.Tidak ada yang perlu dibahas selama itu tidak melanggar hukum dan merugikan orang lain.
Hanya saja, di balik keputusan dan jalan hidup yang diambil oleh orang lain, kenapa selalu saja ada orang-orang yang tanpa diminta -selalu ikut campur- dan mengurusi keputusan orang lain.
Huft..
HAi DIriku,
Boleh bicara sebentar, malam ini..
Sudah lama aku tidak mendengar kabarnya, sudah lama juga perasaan paling sakit itu tidak kurasakan lagi.
Kehilangan papa tercinta, seolah menjadi kiamat kecil yang paling membuat Luka.
Sepeninggalnya dirimu, aku terus saja bertanya-tanya, dimanakah kesetiaan yang kau sebut-sebut itu ?
Apakah sebatas dongeng seiring dengan putusnya ikatan antara kita ?
Saat ini, aku sudah memiliki seorang putri cantik yang sangat bergantung padaku. Di hari-harinya hanya ada aku, dunianya juga hanya aku, ibunya.
Dan dialah yang membuatku perlahan lupa pada "kenangan kita".
Anehkah atau wajar saja perasaan rindu ini.
Rindu saat cinta menyapaku dalam waktu singkat, menjadi begitu dalam dan terbawa sampai waktu yang tak terbatas.
Hai diriku.
Maaf untuk semua keterbatasan, aku hanya sudah semakin kekurangan waktu.
|Izinkanlah aku mengikhlaskan dan berharap untuk episode kehidupan yang akan datang.
Terimakasih Diriku..