Featured Post

Worst today 001

May 05, 2013

Cewek yang tak hobi belanja


Jika wanita diindentikkan dengan makhluk yang hobi belanja,
Mungkin aku bukan Wanita
 _chery

Terlahir sebagai anak ke dua dalam keluarga sekaligus wanita dalam urutan ketiga setelah mama dan kakak, lantas tak membuatku menjadi cewek yang hobi belanja. Ya, aku paling malas jika disuruh belanja, meskipun barang yang ingin kubelanjakan adalah kebutuhanku sendiri.

Hal ini mungkin berkaitan dengan trauma masa kecilku. 
Ketika itu umurku 14tahun, di hari minggu sebelum hari raya mama mengajakku ke pajak (di medan pasar dan pajak tak ada bedanya). Mama ingin membelikan aku baju baru, mama juga mengajak kakak dan seorang ponakannya.
 Sejauh ini tak ada masalah, tapi sesampainya di pajak aku sudah merasa lemas karna cuaca yang sangat panas dan aku sedang puasa. Ditambah sumpeknya suasana pajak membuatku sulit bernafas.
 Untuk pertama kalinya aku merasakan bagaimana sakitnya paru-paruku. karna badanku kecil aku jadi kesulitan bernafas di antara orang yang berdesakan, akhirnya sepanjang mama belanja aku selalu minta pulang. Tapi dasar ibu2, mama tak menghiraukan kata-kataku dan tetap belanja dengan lama karna harus menawar harga.

Belum lagi kakak dan keponakan mama yang begitu sibuk memilih baju, membuatku semakin ingin pulang. Jika boleh memilih mungkin aku lebih rela tak punya baju baru di hari raya, daripada harus berada di pajak ini walau sebentar saja. entahlah, perlahan aku membenci tempat ini.
Aku sampai menangis berharap agar segera keluar dari pajak ini. Tapi mama malah mengomel, mama marah lalu bilang "anak paok ini mau dibelikan baju kok malah minta pulang"
'ya' mendengar mama bilang begitu, spontan saja seleraku untuk memiliki baju langsung hilang. Semua baju yang tergantung indah di sepanjang lorong pajak, demi tuhan tak ada satupun yang ingin kumiliki. Terlebih aku tak pernah merengek minta beli baju sama mama.  Itu yang membuatku kesal.

Ketika sampai di rumah, akhirnya aku kembali bernafas lega. Walau sangat lemas, aku menahannya sampai berbuka puasa.
Dan bisa dipastikan sejak hari itu aku jadi benci belanja ke pajak. Apalagi kalau menjelang hari raya. Jikapun aku terpaksa harus ke pajak, maka aku lebih memilih pergi sendiri dan datang saat hari belum terlalu siang, karna saat itu belum terlalu ramai. Memang badanku tak sekecil dulu dan tak akan lagi kesulitan bernafas. Tapi sebenarnya ada hal lain yang membuatku semakin takut jika harus kepajak. Yaitu pengalaman berbelanja dengan orang batak.
ya, Karna tinggal dimedan, pajak-pajak yang tersebar di kota medan memang kebanyakan di dominasi oleh orang batak dan karo. Mungkin hal ini tak ada salahnya karna mereka juga hanya ingin mencari nafkah. Tapi seperti yang kita tau, kalau orang-orang di luar kota medan sering menganggap "orang medan suka makan orang,




















Selogannya gini.

Aku memang tak biasa mendengar kata-kata berlogat kasar, meskipun  dihina aku lebih sering mendengar kata-kata berlogat halus. Karna lingkunganku didominasi oleh orang jawa klemek-klemek. Aku akan merasa kaget dan takut dibacok jika mendengar orang berbicara kasar. Dan ini sering terjadi jika aku belanja di pajak, jantungku akan terus berdebar mendengar para bataken berbicara.

 =
Suatu hari aku pernah bete sama sahabat aku yang gak nepatin janji, lalu pacarku bilang "Kenapa gak jalan-jalan atau shoping, biar keselnya ilang"
Lalu aku bilang "kalau aku shoping, yang ada aku makin bete"
Ya, saat itu pacarku belum tau jika aku benci belanja. Selain takbisa menawar harga, aku juga tak suka berada di keramaian yang didominasi orang bataken.

aku harap setelah menuliskan ini keluargaku akan membacanya dan mereka akan mengerti inilah alasan kenapa aku paling malas belanja.