Sahur kali ini aku makan sedikit sekali. Siang hari, aku pergi kepajak kamis sama mama. Duh.. gaktau lagi lah ya kenapa kalau emakemak belanja di pajak itu pasti lamaa.. sampai memancing keGondok an ku. Tapi ehtapi, di sela-sela mama belanja itu mataku menangkap satu sosok rupawan. Dia sedang bersama teman-temannya, dan dia manis sekalii.. putih, bersih, tidak terlalu tinggi, rambutnya tebal diatas leher, berantakan tapi menawan. Mata dan alisnya, seolah bicara… “Hai” aduhai.,, malaikat darimana siang-siang begini, pikirku. Dia tersenyum dan mengingatkanku pada si okto harianta sembiring. Tapi aku tak kenal siapa dia? dalam hitungan detik, diapun pergi, dan menghilang entah kemana. Aku mungkin tak akan bertemu lagi di lain waktu. Sudihnya… Dan satu hal lagi, aku dapat pelajaran berharga di pasar ini. Hidup ini Susah.
Money Is Everything. Para penjual disana, ya Tuhan bagaimana nasip mereka. Ratusan orang berlalu lalang, tak ada yang beli. Bagaimana barang dagangannya jika dalam satu hari tak banyak yang beli, khususnya yang jual makanan. Sebegitu susahnya memang “Cari Uang” demi sesuap nasi, pekerjaan yang halal pun terasa sulit. Persaingan hidup semakin mengerikan. Seandainya saja aku punya banyak uang, aku akan bantu para penjual yang kecil-kecil ini. Mereka sangat kasihan dan terabaikan. Jika aku sudah sukses, aku takkan menjadi sombong. Pulang dari pajak, aku ketemu tukang parker pendiam, dan penjual kaligrafi malang. Kasihan sekali mereka, pikirku.