Featured Post

Dua

April 28, 2012

Biografi Mike Shinoda

Buat  para pecinta Linkin park, pasti gk asing lagi sama seorang Rapper yang 1 ini, Mike shinoda, selain berwajah tampan dan pandai Memainkan berbagai alat musik mike sangat piawai menciptakan lirik-lirik lagu untuk dinyanyikan dengan tempo cepat. Banyak yang mengakui Mike adalah daya tarik terbesar yang di miliki oleh Linkin park. Berikut adalah bografi dari mike Shinoda.

            Terlahir dengan nama lengkap Michael Kenji Shinoda, atau dikenal sebagai Mike Shinoda. ia lahir di Agoura California, Amerika Serikat, 11 Februari 1977, dia merupakan pentolan dari grup band asal amerika Linkin Park dan berposisi sebagai keyboardis dan rapper, Ayah Mike Shinoda seorang keturunan Jepang, dan ibunya berdarah Amerika Asli (Indian) *bukan keturunan Rusia seperti disebutkan di beberapa media. Mike mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Jason. Mike Shinoda menghabiskan masa kecilnya di Agoura. Perkenalan pertamanya dengan musik yaitu lewat musik klasik.

            Mike mulai belajar piano klasik saat berusia 3 tahun. Karena bosan, kemudian dia beralih ke Jazz. Setelah dari jazz, Mike beralih ke hip-hop. Perkenalannya dengan hip-hop yaitu melalui teman-temannya. Setelah menonton konser Anthrax dan Public Enemy, Mike memutuskan dirinya untuk hidup sebagai musisi.

Kemudian dia belajar rapping dan membuat lirik lagu saat umur 14 tahun.
Mike sangat berperan dalam unsur hip-hop Linkin Park. Mike menulis lirik lagu bersama Chester, dan juga sebagai kibordis dan gitaris. Mike juga mengarahkan teman-temannya, dan dapat menyatukan sesama anggota Linkin Park, sehingga disebut ‘The Glue’. Mike merancang sampul album Linkin Park yang pertama, Hybrid Theory. Dia memproduseri semua album, kecuali Hybrid Theory dan Meteora. Album-album yang diproduseri Mike yaitu, Reanimation, Linkin Park Live In Texas, dan Collision Course, yaitu kolaborasi antara Linkin Park dengan Jay Z. Sedangkan, Hybrid Theory dan Meteora diproduseri oleh Don Gilmore.
Mike sering mengurusi website Linkin Park dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari fans. Mike juga salah satu yang mempelopori Projekt Revolution (tur bersama Static X, dll di Amerika Serikat) dan juga Collision Course. Di Linkin Park, Mike berperan sebagai emcee (rapper), kadang kibordis dan kadang gitaris.

Mike juga sering mengikuti bakti sosial atau amal. Dia memberikan beasiswa bagi murid di sekolahnya terdahulu. Mike juga mengikuti organisasi sosial, seperti United Way, AIDS Project L.A., Densho, Japanese American National Museum, Arthritis Foundation, dan Make-A-Wish Foundation. Tahun 2004, Mike mendirikan organisasi untuk membangun kembali Asia Tenggara karena tsunami, bernama Music For Relief, Linkin Park mengadakan konser di Los Angeles yang langsung terjual habis untuk korban tsunami, dan menghasilkan lebih dari 2 juta dolar Amerika.

            Ketika Linkin Park sedang vakum, Mike memutuskan untuk membuat solo projek hip-hopnya bernama Fort Minor. Fort bermakna kuat, sedangkan minor bermakna lemah, mengutip dari Mike, “Minor dalam musik biasanya lebih ‘gelap’ daripada kunci mayor". Di solo projek ini, Mike tidak sendirian. Dia ditemani Styles of Beyond, yaitu Ryu, Tak, dan DJ Cheapshot. Fort Minor lalu merilis album pertama mereka yaitu The Rising Tied. Banyak artis yang mereka undang dalam album ini, seperti Holly Brook dan Jonah Matranga dalam singel “Where’d You Go?”, Black Thought dalam “Right Now”, Common dalam “Back Home”, dan dengan John Legend dalam “High Road”. Album ini diproduseri oleh Jay Z. “Believe Me” menceritakan sebuah persahabatan yang hancur dengan bebunyian perkusi Latin oleh Bobo.
Mike menyimpulkan kesuksesan ala formulanya sendiri dalam “Remember The Name” dengan ungkapan
‘10 persen keberuntungan, 20 persen keahlian, 15 persen konsentrasi dan kekuatan dari keinginan, 5 persen kesenangan, 50 persen beban, dan 100 persen alasan untuk mengingat namanya.’ Lagu “Right Now” diadaptasi dari film Short Cuts oleh Robert Altman. Mike menulis lagu “Where’d You Go?” yang terinspirasi dari istrinya yang sering ia tinggalkan karena pekerjaannya. Mike berkata, setiap kali istrinya mendengar lagu itu, ia selalu menangis. Setelah mengunjungi Museum Nasional Jepang-Amerika Serikat, Mike lalu menulis lagu ‘Kenji’ yang bercerita tentang keluarganya ketika Perang Dunia II, yang diasingkan ke sebuah tempat karena mereka adalah orang Jepang.