Pertemuan saya dengan tanubrata, dalam
sebuah forum yang 'tidak pantas' itu akhirnya memberikan saya pengakuan yang
mencengangkan tentang prostitusi manusia.
Oke, saya ingin berbagi cerita ini.
Mungkin karna faktor usia, suatu waktu saya
pernah bergabung dalam sebuah grup porno di situs jejaring sosial. Saya
menyamarkan diri ketika itu, nama, dan juga foto profil saya adalah palsu.
Saya tau hal yang saya lakukan ini dosa,
tapi atas dasar kedewasaan dan rasa ingin tau yang besar. Saya mengikuti grup
sosial yang penuh dengan obrolan tentang seks semata itu.
Dan dari sinilah saya mengenal tanubrata.
Salah satu korban 'human trafficking' pada tahun 2009 silam.
Pada tan, saya membuka jati diri saya yang
asli, ketika itu kami mengobrol tatap muka lewat skype.
Saya tau tan adalah seorang yang cukup
bijak, ketika melihat komentar-komentarnya dalam grup sama sekali tidak
menjurus semata-mata untuk membicarakan seks. Tan berbicara benar tentang seks,
dan kata-katanya mengandung makna yang baik. Tapi tidak terkesan menggurui.
Saya dan
tan bertukar alamat skype dan memulai obrolan via cam ketika tan lebih
dulu menelfon saya.
"hay.." saya hanya menyapa wajar,
karna saya tidak pernah ingin terkesan murahan walau hanya di depan cam.
Tan tersenyum dan perlahan wajahnya mulai
jernih terlihat. Hidungnya yang bangir, khas seperti mas mas jawa.dan itu
membuat saya terkekeh.
"kenapa?" tan mulai membalas melalui chatting.
"kenapa?" tan mulai membalas melalui chatting.
"enggak,kamu lucu" haha
Bla,bla,bla..
Itulah secuil kejadian pertama kali kumengenal tan.
Itulah secuil kejadian pertama kali kumengenal tan.
Usianya sekitar 23tahun (mungkin). Dan saya
mendapat pengakuan yang tak pernah saya bayangkan, ketika tan berbagi cerita
dengan saya.
--ketika itu tan masih Smp kelas 2. Dia
mengenal seorang pria penjaga sekolah yang usianya sekitar 30 tahun. Pria itu
telah menikah tapi belum punya anak. Tan bercerita perlakuan baik yang kerap
diterimanya dari pria ini. Tan sering dibujuk untuk tinggal disekolah bersama
dia dan istrinya. Karna mereka tidak punya anak.
Akhirnya dengan pemikiran seorang bocah,
tan memutuskan untuk mau menjadi anak angkat dan tinggal bersama sepasang suami
istri ini.
Keluarga tan sendiri tidak utuh, dia
tinggal berdua bersama kakeknya.
Hingga suatu hari tan diajak pergi
jalan-jalan, dan disinalah petaka itu dimulai. Ternyata tan jadi korban
perdagangan manusia. Tan dibawa seorang pria asing menuju sebuah rumah di
daerah terpencil. Bukan hanya tan, belasan anak-anak seusianya turut disekap
dalam rumah itu.
Mereka tidak boleh menangis dan akan di
lakban mulutnya jika mencoba berteriak.
Bocah-bocah disana dilarang berbicara satu sama lain. Mereka dibiarkan
kelaparan dan jatuh sakit. jika diberi makan,biasanya hanya nasi putih itupun
sudah agak bau.
Dan ironisnya, bukan hanya disekap. Ada
waktu-waktu tertentu bocah-bocah itu akan dipertontonkan sebuah film porno dan
diminta mempraktekkan adegan yang mereka lihat dengan temannya sendiri.
Hal yang memberikan trauma besar bagi tan.
Ketika itu tan diminta membuka semua bajunya dan disodomi oleh seorang pria.
Dan peristiwa yang melukai jiwa seorang anak itu direkam oleh seorang pria
lainnya yang berada disana. Mereka memfilmkan saat tan menangis, dan itu
terjadi beberapa tahun lalu,sebelum tan dilepaskan oleh para penyelamat. Mungkin yang dimaksud tan adalah polisi.
Mereka membiarkan anak-anak tak berdosa
mengalami trauma. Dan bukan hanya tan, yang memilukan kini, teman-teman yang
pernah dikenal tan dalam peristiwa penyekapan itu. Kebanyakan dari mereka saat
ini menjalani hidup dengan Jauh-lebih-buruk.
Mereka bahkan tak bisa menghargai diri
sendiri lagi. Ada yang menjadi kurir Ganja, ada juga yang meneruskan dosanya
menjadi budak seks. Katanya tan, dua orang
temannya yang berbadan besar. Mereka pernah dipaksa melakukan hubungan
seks dalam keadaan perut yang lapar dan badan yang tidak sehat.
Dan itu di Videokan.
Oh My God, mendengarnya saja saya tak menyangka. Bagaimana membayangkannya.
Ya, terlepas dari pengakuan tan, yang entah
itu benar adanya. Atau hanya karangan
bebas. Yang pasti saya hanya bisa jadi pendengar yang baik buat tan.
Saya mengagumi anak laki-laki itu.
Hai, tanubrata. Apa kabarnya sekarang?