Featured Post

Kecanduan

May 03, 2014

Bicara Prostitusi Anak {1}

Pertemuan saya dengan tanubrata, dalam sebuah forum yang 'tidak pantas' itu akhirnya memberikan saya pengakuan yang mencengangkan tentang prostitusi manusia.

Oke, saya ingin berbagi cerita ini.
Mungkin karna faktor usia, suatu waktu saya pernah bergabung dalam sebuah grup porno di situs jejaring sosial. Saya menyamarkan diri ketika itu, nama, dan juga foto profil saya adalah palsu.
Saya tau hal yang saya lakukan ini dosa, tapi atas dasar kedewasaan dan rasa ingin tau yang besar. Saya mengikuti grup sosial yang penuh dengan obrolan tentang seks semata itu.

Dan dari sinilah saya mengenal tanubrata. Salah satu korban 'human trafficking' pada tahun 2009 silam.
Pada tan, saya membuka jati diri saya yang asli, ketika itu kami mengobrol tatap muka lewat skype.
Saya tau tan adalah seorang yang cukup bijak, ketika melihat komentar-komentarnya dalam grup sama sekali tidak menjurus semata-mata untuk membicarakan seks. Tan berbicara benar tentang seks, dan kata-katanya mengandung makna yang baik. Tapi tidak terkesan menggurui.

Saya dan  tan bertukar alamat skype dan memulai obrolan via cam ketika tan lebih dulu menelfon saya.
"hay.." saya hanya menyapa wajar, karna saya tidak pernah ingin terkesan murahan walau hanya di depan cam.
Tan tersenyum dan perlahan wajahnya mulai jernih terlihat. Hidungnya yang bangir, khas seperti mas mas jawa.dan itu membuat saya terkekeh.
"kenapa?" tan mulai membalas melalui chatting.
"enggak,kamu lucu" haha

Bla,bla,bla..
Itulah secuil kejadian pertama kali kumengenal tan.
Usianya sekitar 23tahun (mungkin). Dan saya mendapat pengakuan yang tak pernah saya bayangkan, ketika tan berbagi cerita dengan saya.

--ketika itu tan masih Smp kelas 2. Dia mengenal seorang pria penjaga sekolah yang usianya sekitar 30 tahun. Pria itu telah menikah tapi belum punya anak. Tan bercerita perlakuan baik yang kerap diterimanya dari pria ini. Tan sering dibujuk untuk tinggal disekolah bersama dia dan istrinya. Karna mereka tidak punya anak.

Akhirnya dengan pemikiran seorang bocah, tan memutuskan untuk mau menjadi anak angkat dan tinggal bersama sepasang suami istri ini.
Keluarga tan sendiri tidak utuh, dia tinggal berdua bersama kakeknya.

Hingga suatu hari tan diajak pergi jalan-jalan, dan disinalah petaka itu dimulai. Ternyata tan jadi korban perdagangan manusia. Tan dibawa seorang pria asing menuju sebuah rumah di daerah terpencil. Bukan hanya tan, belasan anak-anak seusianya turut disekap dalam rumah itu.
Mereka tidak boleh menangis dan akan di lakban mulutnya jika mencoba berteriak.  Bocah-bocah disana dilarang berbicara satu sama lain. Mereka dibiarkan kelaparan dan jatuh sakit. jika diberi makan,biasanya hanya nasi putih itupun sudah agak bau.

Dan ironisnya, bukan hanya disekap. Ada waktu-waktu tertentu bocah-bocah itu akan dipertontonkan sebuah film porno dan diminta mempraktekkan adegan yang mereka lihat dengan temannya sendiri.

Hal yang memberikan trauma besar bagi tan. Ketika itu tan diminta membuka semua bajunya dan disodomi oleh seorang pria. Dan peristiwa yang melukai jiwa seorang anak itu direkam oleh seorang pria lainnya yang berada disana. Mereka memfilmkan saat tan menangis, dan itu terjadi beberapa tahun lalu,sebelum tan dilepaskan oleh para penyelamat.  Mungkin yang dimaksud tan adalah polisi.

Mereka membiarkan anak-anak tak berdosa mengalami trauma. Dan bukan hanya tan, yang memilukan kini, teman-teman yang pernah dikenal tan dalam peristiwa penyekapan itu. Kebanyakan dari mereka saat ini menjalani hidup dengan Jauh-lebih-buruk.
Mereka bahkan tak bisa menghargai diri sendiri lagi. Ada yang menjadi kurir Ganja, ada juga yang meneruskan dosanya menjadi budak seks. Katanya tan, dua orang  temannya yang berbadan besar. Mereka pernah dipaksa melakukan hubungan seks dalam keadaan perut yang lapar dan badan yang tidak sehat.
Dan itu di Videokan.

Oh My God, mendengarnya saja saya tak menyangka. Bagaimana membayangkannya.

Ya, terlepas dari pengakuan tan, yang entah itu benar  adanya. Atau hanya karangan bebas. Yang pasti saya hanya bisa jadi pendengar  yang baik buat  tan.  Saya mengagumi anak laki-laki itu.


Hai, tanubrata. Apa kabarnya sekarang?