Aku bermimpi sesuatu yang pilu tentang iqbal.
Aku menulis tentangnya, dan kembali bermimpi dia.
Dia mungkin tak pernah ingat aku sedikitpun -lagi.
Tapi seolah tertanam dalam bawah sadar, alam sadarku tak pernah benar-benar
bisa menghapus ‘Sosoknya’.
Aku bermimpi dia datang dalam kondisi sakit, tertidur di
beranda depan samping rumah kosong itu. Kufikir dia tertidur karna terlalu
mabuk, alkohol. Akupun memintanya pindah ke dalam, tapi dia lebih memilih
pindah ke rumah kosong sebelah dan meringkuk sendirian disana seperti seeokor
kucing sekarat. Lalu tiba-tiba saja banyak temannya yang datang,
mengelilinginya dan turut bersedih. Kamu sekarat, dan aku langsung berusaha
menyadarkanmu, memegang pipimu.
perasaan sayang dan takut kehilangan sangat terasa disana. Aku bahkan merasakan
rasa takut kehilangan itu sampai aku terbangun dari tidurku.
Hari minggu pagi, mimpi di pagi hari.
“Tak ada maknanya”pikirku.
Tapi aku lalu menangis. Karna begitu bagun aku mendengar kata-kata tak baik
–lagi- dari suamiku.
Tapi kucoba jalani hari dengan senyum dan semangat..
Berharap pada manusia hanya akan menghasilkan kekecewaan, right !