Featured Post

Kecanduan

August 25, 2014

Cinta Takkan Salah Memilih

cerpen yang copast dari sini

“merokok?”
“enggak,makasih” aku tersenyum kecil.
“kamu perokok?” pria itu memandangku sekilas, lalu memalingkan pandangannya kembali pada pertunjukan.
“iya, dulu.”
“sekarang !”
“euh, aku takut pada gambar-gambar aneh yang tertera di bungkus rokok sekarang, lagipula sayang uangnya. Daripada beli rokok, lebih baik beli rumah”
“hahah,kamu ini ada-ada aja. Aku juga kadang takut liat gambar beginian” sambil menunjukkan gambar kanker di bungkus rokok yang dipegangnya. “ tapi mau bagaimana, udah susah berhenti. Paling kalau mau, ngurangin rokoknya aja”
Sekali lagi aku tersenyum pada pria itu, sambil memandangi pertunjukan.
Hari ini, aku nonton pertunjukan tari jaipongan itu sendirian. Ya, dikampungku pertunjukan seperti ini sudah menjadi tradisi setiap kali ada warga yang mengadakan hajatan. Kebetulan pertunjukan itu, tak jauh dari rumahku. Dan entah kenapa aku memilih untuk ikut menonton, padahal biasanya aku lebih sering diam dikamar, menulis ataupun membaca cerpen.
saat sedang terpaku menikmati pertunjukan, seorang pria duduk di dekat motor yang tak jauh dari tempatku berdiri. Aku tidak mengenalnya, tapi melihatku yang berdiri sendirian sejak tadi, membuatnya ingin mengajakku mengobrol.
“sendirian aja” sekali lagi dia menyapa. Sambil menggeser posisi duduknya “sini duduk, biar enggak capek”
“ea, sebelum kamu nawarin aku duduk. Aku sendiri”
Saat duduk di bangku motornya, aku mencium aroma parfum yang menusuk hidung. Awalnya itu wangi yang memusingkan kepala, tapi saat beberapa menit berlalu. Wangi itu menjadi akrap di indra penciumanku. Dan aku tau, itu parfum yang dipakai pria asing ini.
‘oh, apa. Dia pria asing’
Kujulurkan tanganku padanya “eh, kita belum kenalan!”
“oh iya” sambil menyambut uluran tanganku “randy”
“chesa”
Kamipun bersalaman.
“abang sendirian aja?”
‘abang’ Ya kupanggil dia begitu. Kelihatan wajah pria ini sudah lebih tua beberapa tahun dariku. Karna tinggal di kota medan. Aku memanggilnya ‘bang’
“eh.. enggak, itu sama dia. Gie..,giee.. sini, ngapain disitu” sambil mengarahkan kepalanya kebelakang, pria itu memanggil seseorang. Yang tak lama kemudian dia datang.
“ini sama Egie, adek abang”
“oh, aku chesa” sambil memandang adiknya. Dia Cuma tersenyum. Sekilas wajah dan postur tubuh kedua kakak adik ini terlihat mirip, seperti anak kembar. Tapi tidak.
Akhirnya kami bertiga menikmati pertunjukan itu bersama. Hal yang sebenarnya kami tunggu adalah saat akhir pertunjukan, karna biasanya akan dibagikan semacam bunga yang konon jika bunga itu disimpan dengan baik, nantinya akan memberi berkah.
tapi karna waktu sudah mulai malam, sekitar jam 10, saat acara belum selesai akupun sudah pulang meninggalkan randy dan egie. Dua belas digit angka yang kuminta dari randy, telah tersimpan di kontak Hpku. Yang nantinya nomor ini menjadi penghubung antara aku dan kedua saudara ini. ‘mereka akan menjadi sahabatku’ pikirku.
*
kau tau, terkadang alam semesta memiliki rahasia unik yang membuat sepasang anak manusia bisa bertemu dan berjodoh.
Dua bulan setelah pertemuan singkat itu, aku dan randy kini semakin dekat. Kami sering traveling bersama, ternyata randy suka pantai, suka tempat yang sunyi dan juga matahari terbenam. Hal-hal yang berbau romantis selalu dipersembahkan randy untukku. ‘tak ada kegelapan yang sedamai kamu, katanya’.
Aku bisa merasakan jika segala hal yang kutanyakan pada randy selalu memiliki jawaban, dan jikapun tak terjawab selalu ada bantahan positif yang keluar dari mulut randy. Sifatku yang sedikit keras kepala, seakan melunak ketika aku bersama randy. Randy yang dewasa, dan penuh kasih sayang telah menyentuh hatiku yang sempat tak percaya cinta ini.

Sampai suatu hari, randy mengungkapkan perasaannya padaku. Dia menyatakannya dengan serius bahwa dia menyukaiku. dan aku juga begitu.
Sesingkat itu, kamipun jadian.

*
pagi itu masih pukul lima ‘tell me where you are, and I found you..’ tiba-tiba lagu dari Hit Lihts berbunyi di hpku. Lagu yang ku khususkan hanya untuk nada panggil dari randy.

“ya, ada apa sayang” dengan nada suara masih mengantuk kujawab telfon itu. Namun suara yang menjawab di ujung telfon ternyata suara seorang wanita. Membuatku tertegun.
“maaf, kami dari pihak rumah sakit. apakah saudara kenal pemilik nomor ini?”
‘hah’ dengan setengah sadar, aku langsung terduduk.
“ya? Ini siapa? Saya chesa dan Ini nomor pacar saya randy.” Kujawab dengan perasaan khwatir setengah mati.
“ya, jadi begini buk, orang yang memiliki nomor handphone ini telah mengalami kecelakaan pukul tiga dini hari tadi. Korban mengalami benturan keras di kepala, yang menyebabkan dia tewas di tempat. Saat ini kami sedang berusaha mencari identitas korban….”
‘DUG’ kabar itu mengejutkanku setengah mati, seakan pukulan keras yang dihantamkan tepat dijantungku.
“apa kau bilang, jangan bercanda.. ini saya sedang bermimpi kan. Ya kan!” masih dengan perasaan kaget setengah mati, kucoba menangkap kembali suara wanita di ujung telfon.
“tidak buk, ini berita serius. jika anda mengenal pihak keluarga dari korban,harap datang pagi nanti ke Rs.citra medica. Polisi sedang mengusut kasus kecelakaan ini di TKP”

‘DEG, DEG, DEG’ jantungku melemah, seakan berhenti berdetak, nafasku sesak, dan dunia seakan berakhir. Bagaimana mungkin orang yang baru saja kucintai…! ah, aku sangat mencintainya!
…tiba-tiba dunia terasa gelap. Handfone itu jatuh dari tanganku dan aku tak tau apa yang terjadi.

Saat aku membuka mata, aku melihat mama, dian sahabatku dan juga Egi. Mereka mengelilingiku di tempat tidur. Dan aku tau aku sudah dirumah sakit.
“ma, randy ma. Aku mau ketemu dia”
dengan mata berkaca-kaca, mama membelai rambutku dan memintaku untuk bersabar. Memang mama sudah setuju dengan hubunganku dan Randy sejak kami baru berpacaran.
“kamu yang sabar ya nak, mama juga sedih jika menyadari Randy sudah tiada”
“iya, kakak yang sabar ya. Kita semua harus mengikhlaskan bang rendy, agar bang rendy bisa pergi dengan tenang” adiknya randy. Egie tiba-tiba memelukku dan menangis. Air mata egie yang membasahi bajuku membuatku bisa mengerti bagaimana perasaannya.  Dan akupun ikut menangis bersamanya. Dian sahabatku, yang belum sempat mengenal randy hanya terdiam dan menggenggam tanganku.
Aku bisa merasakan badanku lemas, dokter bilang aku mengalami depresi ringan akibat guncangan saraf  otak. Ketidak siapan mental mendengar kabar buruk, membuat saraf terkejut dan itu yang menyebabkan aku pingsan tadi pagi. Kata dokter jika aku tidak bisa mengendalikan situasi. Aku bisa stress. Atau gila.
Akhirnya dengan bantuan egie dan dian, aku dibantu berjalan dan dibawa keruang jenazah rumah sakit. Disana aku melihat ayah dan ibunya randy, mereka sedang terpukul dan menangis menyaksikan jenazah anaknya. Aku tau kesedihan mereka pasti seribu kali lipat daripada yang kurasakan. Tapi aku mencoba tabah, terdiam dan berusaha menghentikan air mataku di depan mereka.
saat kain putih yang menutupi wajah randi dibuka. Sekali lagi, aku merasakan sebuah pukulan keras dihantamkan ke dijantungku. Sanking kuatnya hantaman itu, hatiku ikut merasakan sakitnya. Rasanya sakit sekali !
“Randy, jadi berita yang kudengar tadi pagi bukan mimpi !” kupandangi wajah Randyku yang memucat dan beku. Tak ada lagi senyum dan wajah kasih sayangnya yang selalu mengisi hatiku. Aku mendekatkan wajahku padanya, memandanginya tanpa berkedip, hingga dua tetes air mataku jatuh dipipinya.
 “kenapa Randy, sekarang kamu ninggalin aku, kenapa? kamu bahkan belum pernah memelukku. belum sempat mengucapkan kata-kata terakhir yang bisa kuingat, bahkan kata selamat tinggalpun tidak ada. Ya Tuhan, kembalikan dia padaku. Kembalikan dia Tuhan..”  hatiku menjerit. Menjerit sangat keras. Tapi ekspresiku terlihat kosong, aku terbengong seperti orang gila.
‘SELAMAT TINGGAL CINTA’
*
Tiga bulan sudah randy pergi meninggalkanku. Aku sudah mencoba mengikhlaskannya, dan aku berjanji di depan nisan Randy. Demi impiannya,  Aku harus tetap bertahan dan melanjutkan hidupku dengan baik. Tapi maafkan aku jika aku kembali pada keyakinan bahwa aku tidak percaya cinta lagi. Randy ku.
Dan Kini hariku kembali membosankan seperti dulu, seperti saat belum bertemu randy. satu satunya temanku bercerita, dian. Tak lama lagi akan pergi ke Thailand untuk mengejar mimpinya. Dan entah kenapa belakangan ini aku mulai dekat dengan Egie.
Egie adalah seorang anak perempuan yang periang dan lucu. Gayanya sangat jauh dari kesan feminim. Sanking maskulinnya, aku sempat mengira egie dan Randy adalah saudara kembar saat pertama kali bertemu mereka. Mereka sangat mirip.
Mungkin karna pembawaannya yang periang, egie sering membuatku lupa jika Randy telah tiada. Bersamanya aku kembali tertawa dan bersemangat menjalani hari-hariku.
Sore itu, aku dan egie sedang pergi ke taman kota untuk menikmati semangkuk bakso.
“gie, kenapa sekarang kamu dekat sama kakak?”
Egie tetap menikmati baksonya tanpa mengatakan sepatah katapun. Sampai tiba-tiba egie yang duduk tepat dihadapanku menatap mataku.
‘JLEB’ tatapan itu. Tatapan mata yang sangat kukenal. Itu tatapan yang sama percis seperti randy. Mata yang sama seperti mata seorang yang kucintai. Apakah randy kembali hidup?
Untuk beberapa detik tatapan itu tak terlepas, kami terdiam tanpa kata. Entah apa yang dipikirkan oleh egie. Tapi perasaanku mengatakan hal yang sama, itu tatapan cinta. Apakah egie mencintaiku? ‘ah tidak mungkin’ langsung kupalingkan pandanganku ke mangkuk baksoku.
“oya kak, sepertinya perbedaan umur kita hanya setahun. Aku boleh gak, manggil nama aja sama kakak” sambil menyeruput minumannya, egie membuyarkan lamunanku.
“hah, oh iya panggil chesa aja” dengan sedikit manyun, aku juga menghabiskan minumanku.
“oya ches..” merasa tak terbiasa memanggil chesa, egie terdiam. “nanti malam aku boleh tidur di rumah chesa lagi kan! Aku bosan dirumah sendiri. Mama sama papa baru pulang besok ches”
“ah, iya boleh kok gie. Dulu juga kamu sering tidur dirumah kakak, eh”

‘panggil chesa aja’, ‘tidur dirumah’ kenapa aku merasa anak ini tiba-tiba menjadi begitu akrap.
ah sudahlah, diakan adiknya Randy. Adikku juga.
Ayah dan ibunya egie memang sedang menjalani bisnis Resort di luar kota. Mereka sering pergi berhari-hari, dan meninggalkan egie -yang kini menjadi anak mereka satu-satunya- sendirian. karena merasa kedekatan kami sudah seperti saudara, egie sering menginap dirumah dan tidur bersamaku.
Malam ini seperti biasa kami mengobrolkan banyak hal sebelum tidur. Kebetulan ada satu hobi kami yang sama. yaitu, suka membaca komik hentai. Ya, walaupun komik jenis ini begitu fulgar, tapi kami sering bertukar cerita tentang seorang tokoh tampan dan flamboyan dalam serial komik bernama SUNSUKE.
“ah, andai saja pacarku setampan sunsuke” egie tertawa sambil mengacak acak rambutnya “pasti rambut sunsuke tak jauh seperti ini. Hehe”
“ah,ngarep. Serem tau kalau pacar kamu seanime itu. Hahaha”

kami saling tertawa sampai akhirnya Egie tertidur, disampingku.
“hm, kamu udah tidur yah gie” aku memandangi wajahnya yang sendu “kamu tuh mirip banget sama abangmu. Mata kalian sama” sekali lagi kupandangi wajah egie. kali ini, mulutnya sedikit mangap. Dan aku tertawa pelan.
Aku membelai rambut egie yang tadi diacak-acaknya, dia terlihat manis walaupun tanpa rambut panjang. ‘kamu enggak sadar gie, kamu itu cewek yang cantik. Kenapa gayamu secowok ini’. Tanpa sadar aku sudah terlalu lama memperhatikan egie yang sedang tidur. Kudekatkan wajahku padanya, dan masih tanpa sadar, aku mencium bibirnya. Entah egie menyadari itu atau tidak. Tapi Ini ciuman pertamaku, dan aku tak tau kenapa kuberikan itu padanya.
Sepertinya ada yang salah denganku.

#chery