Featured Post

Sakit

April 14, 2014

Terjebak di Ruang Masa Lalu

Aku menangis tadi malam, Menangis lagi !
Untuk cinta yang belum selesai, Perasaan yang hampir hilang.
Tapi hentakan kecil itu masih bisa Terbangkitkan jika kuingat kembali.

Seseorang yang bernama IqbAL itu. Dia mulai menghilang dari mimpiku sejak aku mengenal Hadi dan Ridho.
But That so Crazy.
Bagaimana mungkin perasaan ini menjadi hidup ?
Aku  tak mengenal mereka lagi. Aku bahkan tak  bisa menemui mereka lagi. Mereka bisa saja menghapus ingatanku dari memori ingatannya.
Aku hanya tak tau apa yang harus kulakukan untuk hatiku kini. Tak seorangpun yang bisa kupercaya untuk kuberikan hatiku.
Tak satupun yang nyata yang bisa membuatku nyaman. Aku sulit mempercayai siapapun lagi. Terlalu memendam rasa. Belum ada alasan yang membuatku siap membuka hati !

Hanya serpihan Nostalgia yang memberiku sedikit Kepercayaan.
Kembali dan katakan padaku. Apa kau merasakan kerinduanku juga. Lalu buat detakan jantungku kembali kencang saat aku menatap seseorang lagi. Buat keadaan Normal seperti dulu.
Saat Cintaku masih bisa tulus dan tanpa kesalahan.Tanpa pemikiran untuk mempertimbangkan segala hal.
Mungkin aku juga salah –untuk takut pada Pertimbangan semacam ini
----- Tadi aku ke  Pajak senin. Aku melihat Rumah Agung Binawan, Sudah kosong -entah sejak kapan-
Sepertinya sudah sangat lama sejak kami berpisah –seseorang dengan nama di urutan pertama, absen sekolah dan juga hatiku- tak lagi ada kabar.
Rumah itu tampak tak terurus, meski tidak nampak terlalu buruk diantara rumah sekitarnya.
Entah telah pergi kemana pemilik rumah itu. Aku bahkan tidak ingat rupa fisik ayah dan ibunya Agung Binawan. Sejak dulu hanya kubayangkan dikepalaku saja, seperti apakah sosok orang tua dari seorang yang mengagumkan itu.
Pernah suatu ketika, Saat aku berjumpa seorang anak berseragam sekolah yang mirip dengannya. Lalu aku terpelongo di balik Almamater Kuliahku. Anak itu bahkan bukan dia. Bukan agung.
Tapi aku merindukannya. Aku kembali teringat pada detakan perasaan itu.
Rumah kosong Bertuliskan ‘Pangkas Agung’ yang Catnya telah memudar kusam dimakan cuaca. Yang bahkan dari dulu aku penasaran dengan siapakah pemilik rumah itu.

Hari ini, Karna waktu telah membuatku lupa. Aku malah kembali melewati jalan ini. Kenyataan bahwa cinta hanyalah omong kosong. Kini terasa kian  naif saja.
Tak ada cinta di sana yang menungguku. Sekali lagi. Terlalu takut Cinta itu kubuka lagi.
Aku telah membenci Film sinetron yang sangat tidak Realistis. Karna dunia nyata, tidak selebay itu. Aku jauh lebih suka film dan buku-buku gila, yang membuatku reda.
Setidaknya melupakan sejenak realita ini. Mungkin selamanya, mungkin juga tidak.



Agung binawan. 
I remember u today’
What u remember me too’