Featured Post

Kecanduan

June 22, 2013

Menyesal karna telah mengenalmu

    Sebulan yang lalu sebuah acara resepsi pernikahan di gelar di depan rumahku.

    Eh, lo nikah cer?
    Bukan, bukan aku. Tapi tetangga sebelah aku yang namanya kak Indah.

    Karna lokasi yang cukup lebar, maka acara pernikahan itu diadakan tepat di depan rumahku. Hingga menyediakan menu makanannya saja di terasku.
    Hadeh, tapi bukan itu yang mau saya bahas.

    Sepanjang acara pernikahan itu berlangsung. Dari sekian banyak tamu yang hadir lalu lalang. Ada seorang cowok yang telah menarik perhatianku.

    Awalnya dia memandangiku dari jauh, lalu aku memandangnya balik, dan dia pura-pura memalingkan pandangannya memperhatikan sesuatu. Lalu dia memandangku lagi, kupandang balik, lalu memalingkannya. Dan memandangku lagi, dan kupandang balik lagi. Lalu dia membalas pandanganku lagi dan kamipun saliing berpandangan.

    Gimana! Kamu capek kan membacanya.
    Lha apalagi saya yang harus menjalani dan menuliskannya.

    Setelah berpandangan bolak balik. Akhirnya secara percaya diri saya menyimpulkan cowok itu sudah tertarik pada bodi saya yang semlohay (kata lain dari kamsupay).
    Dan dari tatapan matanya saya yakin dia ingin berkenalan, tapi dia malu.

    Sampai jam 4 sore cowok itu masih berada di acara pesta dan mengangkat piring-piring bekas makanan tamu. Dari situ akupun tau bahwa cowok itu adalah saudara kak indah.
    Dan entah kenapa, aku beranikan diri untuk berdekatan sama dia. Aku mengajukan diri ketika dia sedang duduk di dekat meja kue.

    "hm, capek jugak ya bang ngangkatin piring gak abis-abis"
    "eh iya"  dia radak kaget waktu ngeliat aku.
    Aku pun duduk di samping cowok itu, dan lo tau apa yang dia katakan saat itu.
    "dek, senyumnya manis kali"
     AKKKKK dia bilang gitu.

    Trus aku jawab 













    Ya enggak lah. Gila aja

    Cowok itu terus-terusan sumringah sampai akhirnya kita ngobrol banyak ini dan itu, ini dan itu, bla bla bla.

    Kesimpulannya aku dan dia sudah sama-sama tertarik.
    Dan kau tau, sehari setelah pesta itu usai. Kamipun jadian.

    OEMJI. Aku rasa ini adalah pendekatan tersingkat sepanjang karir percintaanku. Biasanya aku akan suka sama cowok berbulan bulan sampai akhirnya cowok itu pergi dari hidup aku secara Tragis.
    Dan kali ini ternyata Beda. Cowok yang baru kukenal ini ternyata sangat berbeda. Dia Manis dan selalu bisa membuatku Tersenyum.


    ***
    Siang itu suasana sedang panas. Aku berjalan keluar rumah dan melihat cowok yang udah seminggu jadi pacar aku itu sedang berdiri tak jauh dari rumahku. Dia tersenyum dan aku membalasnya.
    Ketika itu dia bertanya "kamu mau kemana?"
    Akupun menjawab "aku mau kerumah temen"
    "oh temen cewek apa cowok?"
    "temen cowok, mau nganter ini" aku menunjukkan selembar undangan dari teman sekolahku yang mau merrid

    Lalu tiba-tiba dia marah dan curiga.
    "kenapa harus adek yang nganterin. Temen yang lain gak bisa apa?
    Jangan jangan bukan temen adek kan"

    JLEB. Hatiku kontan langsung kacau becabur kesandar kemanrar.

    Yaelah bahasa ku kayak lagi nulis cerpen.
    Inikan kisah nyata.

    Oke, oke santai aja. Kembali ke lep.. (pet)

    Intinya setelah kejadian yang kurang lebih seperti terjadi di atas akupun mulai jenuh menjalani hubungan sama dia.
    Aku mulai menyesal kenapa dulu gak mengenal dia baik-baik sebelum mutusin untuk jadian sama dia.
    Bukan karna itu aja. Kalau boleh aku ungkit-ungkit lagi. Dia itu udah tega banget sama aku.
    Belum lama jadian aja dia udah minta dicium, dan itu bukan sekali. Udah bolak balik. Nah, dari situ aku bisa ambil kesimpulan dia bukan cowok yang baik.
    Dia juga tipe orang yang amat sangat GAPTEG. Impianku adalah punya cowok yang seenggaknya tau cara Download Video bokep dari hape. Tapi dia megang Mouse komputer aja takut. Eeh enggak deh. Jaman udah semodern ini. Buat  buka internet aja gak bisa. Buat apa cobak?

    Dan satu hal lagi, aku minta maaf sebelum akhirnya aku mutusin dia secara sepihak. Sebenarnya papa gak setuju kalau aku jalan sama dia. Dia terlalu tua dewasa buat aku, dan kerjaannya juga gak jelas.

    Aku menyesal pernah kenal sama dia. Aku menyesal udah mau jadi pacar dia. Sampai aku kirim sms terakhir agar dia mau terima kenyataan bahwa "kita emang gak cocok" (alasan basi yang masih elegan buat kuucapkan)

    Ya. Tapi 1 hal yang tak akan kusesali. Yaitu keputusanku untuk mutusin dia karna ngikutin apa kata papa.

    Buatku orang tua adalah segalanya. Jika diminta mati untuk menyatakan sayangku pada mereka. Maka aku akan melakukannya. Sungguh.