Sebulan yang lalu
sebuah acara resepsi pernikahan di gelar di depan rumahku.
Eh,
lo nikah cer?
Bukan, bukan aku.
Tapi tetangga sebelah aku yang namanya kak Indah.
Karna lokasi yang
cukup lebar, maka acara pernikahan itu diadakan tepat di depan rumahku. Hingga
menyediakan menu makanannya saja di terasku.
Hadeh, tapi bukan itu yang mau saya bahas.
Sepanjang acara
pernikahan itu berlangsung. Dari sekian banyak tamu yang hadir lalu lalang.
Ada seorang cowok yang telah menarik perhatianku.
Awalnya dia
memandangiku dari jauh, lalu aku memandangnya balik, dan dia pura-pura
memalingkan pandangannya memperhatikan sesuatu. Lalu dia memandangku lagi,
kupandang balik, lalu memalingkannya. Dan memandangku lagi, dan kupandang
balik lagi. Lalu dia membalas pandanganku lagi dan kamipun saliing
berpandangan.
Gimana! Kamu capek
kan membacanya.
Lha apalagi saya
yang harus menjalani dan menuliskannya.
Setelah
berpandangan bolak balik. Akhirnya secara percaya diri saya menyimpulkan cowok
itu sudah tertarik pada bodi saya yang semlohay (kata lain dari kamsupay).
Dan dari tatapan
matanya saya yakin dia ingin berkenalan, tapi dia malu.
Sampai jam 4 sore
cowok itu masih berada di acara pesta dan mengangkat piring-piring bekas
makanan tamu. Dari situ akupun tau bahwa cowok itu adalah saudara kak indah.
Dan entah kenapa,
aku beranikan diri untuk berdekatan sama dia. Aku mengajukan diri ketika dia
sedang duduk di dekat meja kue.
"hm, capek
jugak ya bang ngangkatin piring gak abis-abis"
"eh
iya" dia radak kaget waktu ngeliat
aku.
Aku pun duduk di
samping cowok itu, dan lo tau apa yang dia katakan saat itu.
"dek,
senyumnya manis kali"
AKKKKK dia bilang gitu.
Trus aku jawab
Ya enggak lah. Gila
aja
Cowok itu
terus-terusan sumringah sampai akhirnya kita ngobrol banyak ini dan itu, ini
dan itu, bla bla bla.
Kesimpulannya aku
dan dia sudah sama-sama tertarik.
Dan kau tau, sehari
setelah pesta itu usai. Kamipun jadian.
OEMJI. Aku rasa ini
adalah pendekatan tersingkat sepanjang karir percintaanku. Biasanya aku akan
suka sama cowok berbulan bulan sampai akhirnya cowok itu pergi dari hidup aku
secara Tragis.
Dan kali ini
ternyata Beda. Cowok yang baru kukenal ini ternyata sangat berbeda. Dia Manis
dan selalu bisa membuatku Tersenyum.
***
Siang itu suasana
sedang panas. Aku berjalan keluar rumah dan melihat cowok yang udah seminggu
jadi pacar aku itu sedang berdiri tak jauh dari rumahku. Dia tersenyum dan aku
membalasnya.
Ketika itu dia
bertanya "kamu mau kemana?"
Akupun menjawab
"aku mau kerumah temen"
"oh temen
cewek apa cowok?"
"temen cowok,
mau nganter ini" aku menunjukkan selembar undangan dari teman sekolahku
yang mau merrid
Lalu tiba-tiba dia
marah dan curiga.
"kenapa harus
adek yang nganterin. Temen yang lain gak bisa apa?
Jangan jangan bukan
temen adek kan"
JLEB. Hatiku kontan
langsung kacau becabur kesandar kemanrar.
Yaelah
bahasa ku kayak lagi nulis cerpen.
Inikan
kisah nyata.
Oke, oke santai
aja. Kembali ke lep.. (pet)
Intinya setelah
kejadian yang kurang lebih seperti terjadi di atas akupun mulai jenuh
menjalani hubungan sama dia.
Aku mulai menyesal
kenapa dulu gak mengenal dia baik-baik sebelum mutusin untuk jadian sama dia.
Bukan karna itu
aja. Kalau boleh aku ungkit-ungkit lagi. Dia itu udah tega banget sama aku.
Belum lama jadian
aja dia udah minta dicium, dan itu bukan sekali. Udah bolak balik. Nah, dari
situ aku bisa ambil kesimpulan dia bukan cowok yang baik.
Dia juga tipe orang
yang amat sangat GAPTEG. Impianku adalah punya cowok yang seenggaknya tau cara
Download Video bokep dari hape.
Tapi dia megang Mouse komputer aja takut. Eeh enggak deh. Jaman udah semodern
ini. Buat buka internet aja gak bisa.
Buat apa cobak?
Dan satu hal lagi,
aku minta maaf sebelum akhirnya aku mutusin dia secara sepihak. Sebenarnya
papa gak setuju kalau aku jalan sama dia. Dia terlalu tua dewasa buat aku, dan kerjaannya juga gak jelas.
Aku menyesal pernah
kenal sama dia. Aku menyesal udah mau jadi pacar dia. Sampai aku kirim sms
terakhir agar dia mau terima kenyataan bahwa "kita emang gak cocok"
(alasan basi yang masih elegan buat kuucapkan)
Ya. Tapi 1 hal yang
tak akan kusesali. Yaitu keputusanku untuk mutusin dia karna ngikutin apa kata
papa.
Buatku orang tua adalah segalanya. Jika diminta mati untuk menyatakan sayangku pada mereka. Maka aku akan melakukannya. Sungguh.