"duluan ya
buk"
Hanya itu yang bisa
aku katakan ketika bertemu guru muda itu.
..
Ketika pulang dari
bimbingan, aku tak sengaja bertemu
dengan buk fitri di dalam angkot. Buk fitri duduk didepanku, tapi kami tak
saling menyapa. Padahal dia adalah guru matematika sejak aku kelas 6sd sampai
tamat smp.
Buk fitri sama saja
seperti guru matematika lainnya, sedikit cerewet dan pelajarannya amat susah
dimengerti. Mungkin Itu sebabnya aku tak pernah mengidolakan buk fitri, buatku
dia adalah guru biasa.
Saat bertemu di
angkot, aku menyadari bahwa sampai hari ini guru cantik itu belum menikah, jika
ditotal mungkin usianya sekitar 26tahun. Ya, dia terlalu terobsesi untuk
menuntut ilmu ketimbang mencari jodoh.
"pacaran itu untuk menikah, jadi kalau belum siap menikah tidak usah pacaran"
Ya, aku ingat
kata-kata itu di ucapkan buk fitri saat kami masih smp.
Lalu, aku menyadari
satu hal lain, yaitu adanya kesamaan antara aku dan buk fitri karna kami terlahir berbeda.
Dan melihatnya
begitu bahagia hidup dalam limpahan ilmu logika dan lanjutan pendidikan yang
tak pernah putus, tiba-tiba aku ingin jadi seperti dia. Karna di balik setiap
kekurangan akan selalu ada kelebihan.
Buk fitri mungkin
memiliki hati yang amat kecil di lubuk jiwanya. Sebuah hati yang selalu
menangis dan membenci keadaannya. Tapi di balik hati yang kecil itu, buk fitri
pasti punya hati yang lebih murni untuk memperjuangkan impiannya. Semoga dia
bahagia dan bertemu jodohnya yang terbaik suatu hari.
So, setelah menulis
ini. Tiba-tiba saya ingin kuliah S2.