"Lakukanlah apapun hal di dunia yang membuatmu senang, lakukanlah hal apapaun semaumu, sesuka hatimu. Tapi ingat, apapun yang kau lakukan, sekecil dan sebesar apapun, semuanya akan kembali padamu. Entah itu kebaikan atau keburukan, semuanya akan kembali padamu."
Ya, well. Ada satu hukum di dunia ini yang sangat kusukai, mereka menyebutnya hukum karma. Sebuah hukum tak tertulis yang selalu diwujudkan oleh semesta.
Jika memiliki kesempatan untuk berbuat sebuah dosa dan kesalahan. Aku hanya perlu mengingat hukum ini. Maka aku akan mengurungkan niatku berbuat dosa.
Dan jika suatu hari aku disakiti, ditipu atau apapun itu oleh orang lain, akupun hanya perlu mengingat hukum ini, maka hati dan jiwaku menjadi lebih tenang.
Tapi, karna hukum karma ini kupercayai. Aku jadi kehilangan rasa empatiku terhadap suatu kecelakaan atau tragedi yang menimpa orang lain. Misalnya menyaksikan seseorang mati ditabrak truk besar. Maka rasa empati untuk syok, atau iba itu berkurang. Karna 'bisa jadi' orang yang mati ditabrak truk besar itu, sedang menjalani karma dihidupnya.
Malah aku lebih berempati melihat binatang yang mati ditabrak. Karna tak ada hal yang membuat binatang (yang tak punya pikiran) untuk menjalani karma nya.
Dan satu lagi yang kusuka dari hukum karma, seringnya yang terjadi, karma tidak bernilai sama. Misalnya kita hanya membantu kesulitan orang lain dengan uang 10ribu. Maka ketika kita sedang kesulitan, akan datang bantuan senilai 100ribu. Begitupun dengan karma kejahatan.
☺☺
So, hidup ini adalah tentang pilihan. Kalau kau menebar kebaikan, maka kebaikan akan kau tuai. Kalau kau menebar keburukan, keburukan juga yang akan kau tuai.
Aku bahagia, Karna ibadahku adalah aku yang menikmati pahalanya. Karna amalanku juga yang akan membantu diriku di hari kiamat kelak.
Bukan ibadah atau amalan orang lain yang akan berguna bagi dirimu. Tapi semuanya ada di dirimu sendiri.
Jadi jangan takut. Rezeki takkan tertukar. Takdir baik takkan tertukar. Mereka punya takaran masing-masing sesuai yang ditentukan Tuhan untukmu.
😚😚