Beberapa hari
belakangan ini ada sesuatu yang Ganjel banget di hati aku. Sesuatu yang simpel,
tapi begitu menyebalkan karna berulang kali hinggap di pikiranku.
Sesuatu itu ada hubungannya sama 'pacaran'. Shitt..
Aku ngelakuin
kesalahan besar sebulan lalu, yaitu nerima 'orang asing' buat jadi pacar aku. Ya, kenapa aku sebut dia
orang asing, karna ketika mengenal dia I don’t
know everything about him. Bahkan
sampai aku pacaran sama dia, aku hanya punya minim informasi tentang dia.
Inisial namanya MJ,
we one class in university. orangnya terlalu tertutup, dia bahkan enggak pernah
cerita tentang keluarganya, sampai aku desak dia buat cerita. Emangnya kenapa?
Bapaknya boronan kali ya (-_-)
Awalnya dia ramah,
aku yang duluan ngajak kenalan pertama kali kita ketemu. Mungkin Cuma dia teman
dikelasku yang paling sering sms'an. Sampai suatu hari, dia marah karna
sikapku. "nyebelin" katanya. Karna dari beberapa sms yang dia kirim,
paling Cuma aku balas 1 kali, itupun Cuma 1 kata.
Oke, mungkin aku
memang nyebelin.
Aku merasa bersalah
waktu dia marah, aku minta maaf lewat sms tapi dia cuekin. Setelah nunggu lama
akhirnya dia balas sms aq dan dia maafin aku. Jleb enggak tau kenapa saat denger dia maafin aku,
tiba-tiba aku ngerasa damai.
Dan kampretnya. Ya kampret. Di saat aku merasa damai kayak gitu dia malah
nyuri kesempatan buat nembak aku jadi pacarnya dan dia ungkapin kata-kata yang
super Romantis. Gila, Akhirnya tanpa
pikir panjang aku terima dia gitu aja. Tanggal 23 november kita jadian :P
Aku sampai lupa pada
komitmenku yang 'tidak usah pacaran dulu selama masih sekolah'.
Karna Kebetulan kita
sama-sama jomblo, kita langsung jadian. Padahal saat itu aku juga gak yakin
sama perasaanku. Apakah aku sayang sama dia atau enggak? (_-'')
'Mungkin seiring
waktu sayang itu akan muncul' pikirku.
Dan OEMJI, sekarang -saat aku nulis ini- kita
udah sebulan jadian. U know what? Aku
nyesel nerima dia. Dan ternyata rasa sayang itu tak pernah muncul.
Gara-garanya aku
sadar, ada begitu banyak perbedaan yang membentang diantara kami. Mulai dari
pemikiran dia yang terlalu childis, selera musiknya yang terlampau melayu,
sampai anggapan dia tentang dunia.
Sejujurnya, aku
enggak pernah nyaman kalau lagi dekat dia, selalu salah tingkah. mungkin ini normal karna rasa grogi akan muncul kalau
deket sama pacar. Tapi kayaknya grogi yang aku rasain lebih karna
obrolanku enggak pernah nyambung sama dia. Aku yang aneh, atau dia yang bego
aku enggak tau.
Ibarat maghnet, aku
sama dia punya kutub yang berbeda, mungkin kita bisa sejajar karna sama-sama
maghnet. Tapi kalau kita lagi berhadapan, bakalan saling tolak menolak. Dan aku
selalu menyadari hal ini, entah bagaimana sama dia.
Terlebih ketika aku
tau, dia adalah cowok yang pelit. Maaf bukannya cewek matre. Demi Tuhan aku
enggak pernah mandang cowok dari hartanya. Tapi ada satu momen, satu situasi
yang kalau aku bilang cowok manapun pasti akan rela ngeluarin koceknya buat
ceweknya. Karna itu situasi yang amat butuh duit. (maaf enggak ku ceritakan,
karna terlalu rumit).
Dan intinya di
situasi segenting itupun, cowok itu enggak rela banget ngeluarin duit buat aku
(ceweknya).
Dan dari situ, aku
mulai nyesel dan pengen putus sama dia.
Aku mikirin gimana caranya, aku gak mungkin
blak-blakan bilang dia cowok pelit. Pasti dia mikirnya aku matre. Dan aku gak
mau mengambing hitamkan hal-hal sepele seperti ngungkit-ngungkit kesalahan dia
yang terlalu bawel atau bahas tentang kutub maghnet yang saling tolak.
"kalau mutusin
orang nanti bisa kena karma" katanya. Jadi aku lagi bersikap cuek biar dia
marah, dan akhirnya mutusin aku. Setiap smsnya hanya kubalas 1 kata, dan kalau
dia nelfon, aku bilang 'lagi sibuk'.
DAMN.
Kalau cewek-cewek
lain takut pacarnya diambil orang, maka disini aku selalu berdoa agar cowokku
itu ketemu cewek lain yang lebih baik dari aku dan dia diambil orang. :p
Jadi aku bingung
sekarang, aku harus drop out atau tetep stay dari hubungan ku dengan cowok itu.
aku coba terima aja |
Sialan jahat amat x_x