Featured Post

Kecanduan

December 22, 2013

Pilih Drop Out atau Tetap Stay

Beberapa hari belakangan ini ada sesuatu yang Ganjel banget di hati aku. Sesuatu yang simpel, tapi begitu menyebalkan karna berulang kali hinggap di pikiranku.
Sesuatu itu ada hubungannya sama 'pacaran'. Shitt..

Aku ngelakuin kesalahan besar sebulan lalu, yaitu nerima 'orang asing' buat  jadi pacar aku. Ya, kenapa aku sebut dia orang asing, karna ketika mengenal dia I don’t know everything about him.  Bahkan sampai aku pacaran sama dia, aku hanya punya minim informasi tentang dia.
Inisial namanya MJ, we one class in university. orangnya terlalu tertutup, dia bahkan enggak pernah cerita tentang keluarganya, sampai aku desak dia buat cerita. Emangnya kenapa? Bapaknya boronan kali ya (-_-)

Awalnya dia ramah, aku yang duluan ngajak kenalan pertama kali kita ketemu. Mungkin Cuma dia teman dikelasku yang paling sering sms'an. Sampai suatu hari, dia marah karna sikapku. "nyebelin" katanya. Karna dari beberapa sms yang dia kirim, paling Cuma aku balas 1 kali, itupun Cuma 1 kata.
Oke, mungkin aku memang nyebelin.

Aku merasa bersalah waktu dia marah, aku minta maaf lewat sms tapi dia cuekin. Setelah nunggu lama akhirnya dia balas sms aq dan dia maafin aku. Jleb  enggak tau kenapa saat denger dia maafin aku, tiba-tiba aku ngerasa damai.

Dan kampretnya. Ya kampret.  Di saat aku merasa damai kayak gitu dia malah nyuri kesempatan buat nembak aku jadi pacarnya dan dia ungkapin kata-kata yang super  Romantis. Gila, Akhirnya tanpa pikir panjang aku terima dia gitu aja. Tanggal 23 november kita jadian :P

Aku sampai lupa pada komitmenku yang 'tidak usah pacaran dulu selama masih sekolah'.

Karna Kebetulan kita sama-sama jomblo, kita langsung jadian. Padahal saat itu aku juga gak yakin sama perasaanku. Apakah aku sayang sama dia atau enggak? (_-'')

'Mungkin seiring waktu sayang itu akan muncul' pikirku.

 Dan OEMJI, sekarang -saat aku nulis ini- kita udah sebulan jadian. U know what?   Aku nyesel nerima dia. Dan ternyata rasa sayang itu tak pernah muncul.
Gara-garanya aku sadar, ada begitu banyak perbedaan yang membentang diantara kami. Mulai dari pemikiran dia yang terlalu childis, selera musiknya yang terlampau melayu, sampai anggapan dia tentang dunia.

Sejujurnya, aku enggak pernah nyaman kalau lagi dekat dia, selalu salah tingkah. mungkin ini normal karna rasa grogi akan muncul kalau deket sama pacar. Tapi kayaknya grogi yang aku rasain lebih karna obrolanku enggak pernah nyambung sama dia. Aku yang aneh, atau dia yang bego aku enggak tau.
Ibarat maghnet, aku sama dia punya kutub yang berbeda, mungkin kita bisa sejajar karna sama-sama maghnet. Tapi kalau kita lagi berhadapan, bakalan saling tolak menolak. Dan aku selalu menyadari hal ini, entah bagaimana sama dia.

Terlebih ketika aku tau, dia adalah cowok yang pelit. Maaf bukannya cewek matre. Demi Tuhan aku enggak pernah mandang cowok dari hartanya. Tapi ada satu momen, satu situasi yang kalau aku bilang cowok manapun pasti akan rela ngeluarin koceknya buat ceweknya. Karna itu situasi yang amat butuh duit. (maaf enggak ku ceritakan, karna terlalu rumit).
Dan intinya di situasi segenting itupun, cowok itu enggak rela banget ngeluarin duit buat aku (ceweknya).

Dan dari situ, aku mulai nyesel dan pengen putus sama dia.
 Aku mikirin gimana caranya, aku gak mungkin blak-blakan bilang dia cowok pelit. Pasti dia mikirnya aku matre. Dan aku gak mau mengambing hitamkan hal-hal sepele seperti ngungkit-ngungkit kesalahan dia yang terlalu bawel atau bahas tentang kutub maghnet yang  saling tolak.
"kalau mutusin orang nanti bisa kena karma" katanya. Jadi aku lagi bersikap cuek biar dia marah, dan akhirnya mutusin aku. Setiap smsnya hanya kubalas 1 kata, dan kalau dia nelfon, aku bilang 'lagi sibuk'.  DAMN.
Kalau cewek-cewek lain takut pacarnya diambil orang, maka disini aku selalu berdoa agar cowokku itu ketemu cewek lain yang lebih baik dari aku dan dia diambil orang. :p

Jadi aku bingung sekarang, aku harus drop out atau tetep stay dari hubungan ku dengan cowok itu.


aku coba terima aja
Sialan jahat amat x_x