Featured Post

Kecanduan

December 27, 2013

Pilih Drop Out atau Tetap Stay {2}

Catatan ini tidak ada huubungannya sama catatan sebelumnya, jadi jika dibaca terpisah tidak masalah.
(kayak ada yang baca aja)

Satu  masalah lagi yang buat aku rasanya mau bunuh diri di pohon toge.
Masalah itu menyangkut tentang pendidikanku. Gara-gara kemarin aku dapat nilai E  di ujian 'Jaringan komputer'. Nilai itu ditampilkan di layar tancep yang gantung di depan dinding kelas. Namaku berada di urutan pertama, semua teman melihatnya dan Aku ngeDown>>
…...
…..
….
..
.




Gila, Jatuh banget harga diriku ketika itu.
Karna dalam satu kelas, nilaiku yang paling rendah. Damn, berarti kemampuanku hanya segitu.???!!!!

Aku gak bisa protes karna itu hasil murni, dan aku juga enggak mau nyari kambing hitam, buat nyalah-nyalahin sesuatu yang menyebabkan kenapa bisa nilaiku seanjlok itu. Tapi aku Cuma bisa terima rasa malu ini. Dan terima kenyataan memang dari awal aku udah enggak niat kuliah.

Yaudalah lupain aja.

Aku mau cerita tentang hal yang lain, yang tiba-tiba nyempil kayak upil di kepalaku.
Aku sedang mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya sudah membodoh-bodohi masyarakat, tapi tetap dianggap sebagai hal yang Baik. Contohnya menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Menurutku, Kuliah adalah kebijakan salah yang dibuat pemerintah dalam hal pendidikan. Sekali lagi ini hanya menurutku.
Aku pernah tanya sama calon-calon sarjana tantang apa tujuan mereka kuliah. Dan aku juga pernah mensurvey ini di jejaring sosial. hasilnya dari ratusan mahasiswa yang menjawab, 80% menjawab sekedar ingin mendapat gelar. Ya, GELAR.
Masyarakat berasumsi bahwa gelar sarjana adalah penentu kepintaran seseorang. Seseorang yang memiliki gelar otomastis akan dianggap hebat dan berilmu.
kan belum tentu !

Padahal yang terpenting bukan pada Gelar, bukan pada seberapa tinggi Nilai Uts, Uas, Ip dan sebagainya.
Yang terpenting -bagi saya- adalah proses belajarnya. Apalagi jaman sekarang banyak sarjana yang profesinya remeh. Tukang becakpun sarjana. jadi kiasan aja, Gelar :selembar kertas ijazah yang dapetinnya setengah mati.

Lalu sebagai mahasiswa yang gagal saya jadi sedih. kuliah bukannya membuat seseorang mencintai proses belajar. Tapi hanya membuat seseorang ingin mengejar nilai tertinggi dan sekali lagi, Gelar.
Bagaimanapun caranya.

Kembali pada cerita saya yang mendapat nilai E di pelajaran 'Jaringan komputer'. Saya sedih karna dalam pelajaran itu saya gagal, tapi ada hal lain yang membuat saya tambah sedih. Yaitu fakta bahwa teman-teman mulai menjauhi saya, dan beranggapan dengan sendirinya bahwa saya murid yang bodoh.
Logikanya, siapa yang ingin berteman dengan orang yang Bodoh.??
Saya tau, mereka mungkin takut tertular kebodohan saya. Dan mereka juga takut terbawa dalam lembah kegagalan.
Tapi bagaimana dengan perasaan saya -did you know?

Aku ngaca sambil pasang muka kecewa, fikiranku flashback ke malam sebelum ujian jaringan komputer besoknya. Malam itu aku membaca buku sejarah dengan tekun, karna 2 pelajaran  itu akan diujikan di hari yang sama. Aku lebih memilih untuk belajar sejarah daripada jaringan komputer. Aku khatamin satu buku sejarah malam itu juga, dan kini ilmuku bertambah. otakku sudah diisi oleh pelajaran sejarah.
Lalu, akupun membuka buku jaringan komputer. Disana ada ratusan kata-kata yang asing yang baru aku-tau. juga terdapat ratusan rumus yang lebih mirip bahasa alien. 
"oiya, aku inget pelajaran ini harus banyak menghapal."
jam semakin larut dan energiku sudah habis buat nyerap pelajaran sejarah tadi. akhirnya aku gak menghapal, ketiduran dan inilah alasan ujian jaringan komputerku gatot (gagal total).

dan kampretnya cuma sama dosen ini nilai ulangan kita ditampilin di layar plasma. sedang dosen lain yang kemungkinan besar nilaiku jauh lebih bagus, mereka sama sekali gak ngasih tau berapa hasil nilai ulangan kami. Aku optimis jauh, karna pasti nilai sejarahku baik. aku sudah mempelajarinya sungguh-sungguh. tapi siapa yang tau, aku sudah menjalani proses belajar 'sejarah' tadi malam, yeng mereka tau aku gagal dalam 'jaringan komputer' hari ini.

'HAH' tarik nafas dulu biar stabil.

Dulu juga aku sempat nganggur setahun, aku tidak tertarik untuk kuliah dari awal. Buatku hanya orang odong yang mau-maunya ngeluarin uang buat disuruh ngerjain makalah, ngerjain tugas yang bisa buat hampir gila, dan mengejar nilai tertinggi. Kuliah tidak lagi mementingkan bagaimana Proses belajar seseorang. Tapi semata-mata hanya untuk menghindari 'anggapan rendah' dari masyarakat. den mengejar nilai kelulusan dan mendapat gelar.

katanya kalau mau jadi seorang yang luar biasa, kita harus keluar dari kebiasaan dan bertingkah seperti orang yang tidak biasa. 
Dan kalau dipikir-pikir semua orang luar biasa adalah mereka yang dipandang Aneh. itu karna mereka bertingkah tidak seperti orang biasa untuk menjadi Luar biasa.

Mama bilang kalau tidak kuliah kita akan direndahkan orang. Tapi orang lain tau apa, toh kita yang jalani hidup kita sendiri kan. Aku sedang berusaha memilih jalanku, aku ingin belajar, aku suka membaca, aku ingin mempelajari apapun yang ingin kutau. aku punya hasrat yang besar pada ilmu-ilmu baru tentang dunia.
Tapi keinginanku bisa seketika buyar karna terganggu pada patokan nilai rata-rata ditambah betapa momoknya dosen songong yang ngasih ujian sesukanya.  tanpa mereka peduli seberapa besar kecintaan seorang anak pada proses belajar.

lalu akhirnya disini terjadi tragedi suram dunia pendidikan yaitu contek menyontek. Demi mendapat nilai bagus apapun dilalui.

lalu aku !
aku ingin bejalar segalanya, memiliki hasrat sendiri yang membuatku merasa penting hidup di dunia. aku tak butuh nilai bagus, teman yang sinis yang takut ketularan bodoh karna sebuah nilai, dan juga dosen yang menganggap remeh sesuatu.

Kamu kenal bill gates penemu microsoft word. kenal Mark Zuckerber penemu facebook. atau thomas alfa edison, aristotle onasiss dan juga albert einstein. Mereka semua adalah orang hebat yang tidak belajar di sebuah sekolah. bahkan Bill gates dan mark di Drop Out dari kampusnya dulu. Mereka belajar dengan hasrat ingin mencapai tujuannya. Bukan belajar untuk lulus dan mendapat nilai terbaik.

Hingga sekarang, mereka tetaplah orang hebat. Mereka kaya, mereka tak punya Ijazah. Tapi justru para pemilik ijazah mengemis pekarjaan pada mereka.

well, setelah menulis ini Tiba-tiba aku ingin berhenti kuliah, atau jika ingin terus kuliah. Aku ingin pindah kelas dan memulai semuanya dari Nol lagi.
 aku ingat sebuah kata yang pernah kubaca. segala yang dimulai dari Nol akan penuh semangat, gairah dan tujuan yang menggebu-gebu untuk kembali bangkit. Biar nilai gagal yang kemarin kita kasih kucing saja.