Sepanjang hari ini, Di dalam rumah terdengar suara tangisan lama dan panjang..
Anakku sedang mengelola emosinya.
Dia lagi merasa "merdu" mendengar suara tangisannya itu.
Tanpa alasan dan tujuan, dia terus menangis dan menangis.
Aku sudah belajar sedikit dari pengalamanku, jika tangisan manja itu tidak butuh dialihkan dengan "itu ada cicak, ada buaya, ada kadal"
Gak perlu.
Mereka cukup dipantau dan dilihatin dari jarak beberapa meter.
Sesungguhnya dalam isi kepala anak yang menangis itu, dia sedang berperang melawan pikiran dan perasaannya sendiri.
Tadi siang minta makan susu, aku sendokkan ke mangkuk kecil beberapa sendok. lalu biar ada rasa manis, kutambahkan gula.
Tapi hal sepele sekecil 'nambah gula sedikit' anakkupun kembali dongkol hati dan nangis kejer.
yah... begitulah, aku cuma bisa menghela nafas dan Sabarr...
Tangisan itu bukan sekedar rengekan biasa, karna selain tangis itu tidak mengandung air mata, Juga ada semacam "Rintihan" seolah dianiaya.
Suddenly, Sometime. Rintihan itu menaikkan emosi yang malah membuatku meng'aniaya.
Buat para ibu, mungkin mengerti maksudku ini.
So, untuk menjaga Kestabilan emosi dan kesehatan mental.
Daripada mengambil pusing dan ujung-ujungnya menyakiti anakku secara fisik. Lebih baik kulanjutkan kegiatanku membereskan rumah.
Sembari sesekali kupantau posisinya yang menangis itu.
--
Dan lagi, beberapa hari ini, anakku mulai kecanduan main Android.
Kupikir, penyebab Tantrumnya itu karna tak dikasih lihat Video di Handphone yang "kebanyakan gak berguna itu".
sepertinya aku perlu bicara sama suamiku deh.
capek nangis, bobok |
Biar anak sepintar anakku tidak dikasih Gadged lagi.
Biar ngurangin kebiasaan nangis-nangisnya yang karna hal tak guna.