Featured Post

Come and Go

August 05, 2023

Sebelum Punya Anak “Think Again”

Ada sebuah pepatah kampret dari seorang influencer, yang bilang KALAU LO MISKIN LO GAK BOLEH PUNYA ANAK.
Dan Geepnya banyak orang yang setuju. Termasuk saya sendiri.

Karna anak adalah titipan, dan mereka kita lahirkan untuk kita jaga, kita kasih kebahagiaan, bukan kita lahirkan untuk kita kasih derita. Right !

Jadi pepatah banyak anak banyak rezeki itu cuma berlaku di jaman dulu, kalau di jaman sekarang " KALAU LO MISKIN LO GAK BOLEH PUNYA ANAK." itu yang berlaku

------- 

So, Buat semua pasangan yang sedang berumah tangga, Pikirkanlah dulu sebelum punya anak.

Ya !
Berpikirlah karna itu gunanya Tuhan menciptakan manusia dengan Otak.

Sebelum berkeluh kesah, ketahuilah saya adalah seorang ibu dari seorang putri cantik berusia dua tahun.

Dulu, saat masih Gadis, saya sangat menyukai keimutan sosok bayi. Sampai pernah berfikir ingin punya bayi dan mengurusnya sendirian.
Tapi menoleh ke kanan dan kiri, lingkunganku bukanlah tempat yang manusianya bisa menerima seorang wanita ‘belum menikah’  merawat seorang bayi sendirian.
ya, u know what i mean lah.

Sampai akhirnya saya menikah dan hamil tanpa perencanaan. Jujurly saat tau saya sudah mengandung usia 2bulan, kaget campur bingung. Tidak tau apakah harus senang atau bagaimana.

Usia yang sudah 27tahun waktu itu, tapi kondisi ekonomi masih merintis. Membuatku memilih Pasrah.

Seiring berlalu, janin itu berkembang dengan sendirinya, lahir karna panggilan alam, dan tumbuh besar bersama susu.

Banyak sekali pemikiran yang berubah bersamaan dengan perjalanan merawat anakku sendiri.
seolah pintu pengetahuan yang baru terbuka. Akupun tercerahkan dan melalui proses kedewasaan sebagai seorang perempuan.

Sungguh luar biasanya wanita, yang lemah dan sensitif, bisa berubah menjadi kuat dan tahan banting saat sudah menyandang gelar IBU.

--

But, di satu sisi ada beberapa pengalaman orang lain yang ikutan membuka pikiranku soal ‘Punya anak’.

Kakak kandungku dan juga seorang kakak iparku, kebetulan adalah contoh orang terdekatku yang mengalami ‘keretakan rumah tangga’. Dan entah kenapa alasan dari runtuhnya rumah tangga mereka adalah karna ‘kehadiran seorang anak’.

Kakak iparku sebelumnya punya 2 anak, rumah tangga mereka baik-baik saja dengan ekonomi bisa dibilang pas-pasan. sampai akhirnya kakak iparku lupa pakai pengaman dan mengundang kelahiran satu anak lagi.
Disinilah petaka dimulai, kebutuhan mulai bertambah karna anak kakak iparku tidak minum ASI, tapi pemasukan dari suaminya tetap segitu-segitu saja. mereka sampai mengorbankan pendidikan anak pertama mereka putus ditengah jalan karna kondisi ekonomi kian sulit.

Sampai akhirnya "BAWM" Bisa ditebak, rumah tangga mereka bercerai..
Kini kedua anaknya masih jadi sengketa hak asuh. Tapi anaknya yang pertama, bersedia diasuh oleh kakak iparku yang satunya lagi.

Contoh Lain, 
Adalah kakak kandungku sendiri, yang memang sudah bertahun-tahun rumah tangganya tidak pernah harmonis.
Awalnya mereka hanya punya satu anak laki-laki. Sampai akhirnya tujuh tahun kemudian kakakku melahirkan lagi seorang anak perempuan.

Entah merasa kurang menderita, atau tidak disadari. Saat anak perempuan kakakku berusia dua tahun.
Rumah tangga mereka meretak. Kakakku selalu bertengkar, sampai pulang pergi kerumah mama.
Dalam setiap curhatannya dia selalu bulat ingin berpisah dengan sang suami. Tapi karna putri kecilnya masih butuh susu dan Pempers, ujung-ujungnya sang suami akan membujuk mereka untuk 'pulang'.

-

Well, kau tau !
Banyak sekali hal yang terjadi di luar kehendak kita.!
Tapi keputusan untuk punya anak, kufikir itu adalah sesuatu yang didalam rencana atau kehendak kita.

kita bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kehamilan.
Bukan saya merekomendasikan orang-orang untuk child free. tapi alangkah baiknya sebelum punya anak, direncanakan dengan matang dulu segala sesuatunya.

Mental, Psikologi, Keimanan, Finansial, Sosial, Ekonomi, Budaya, Kesehatan, Masa depan, and other..  and Other...

Jadi jangan cuma buat anak karna enak ya.. Pikirkan dulu matang-matang. 

jangan lupa pakai pengaman. Hahah

salam dari keluargaku yang manis