Featured Post

Kecanduan

November 09, 2014

Saat hujan turun


Aku Pernah memeluk mu ketika hujan turun. Ketika itu udara dingin, serasa menusuk tulang. Aku mulai menggigil dan bibirku membiru. Kau tau kita bukan siapa-siapa, kita hanya teman biasa. Tapi kau mengizinkanku memelukmu ketika itu.
 Dan suhu tubuhmu yang hangat mampu menembus tubuh dan perasaanku. Aku tak lagi kedinginan.
 Sejak itu aku merasa nyaman di dekatmu. Tapi aku tidak tau, jika itu adalah perasaan cinta.

Katamu, jika kita berjodoh kita akan bertemu lagi, benar?
Itu kata yang kau ucapkan sebelum kau pergi meninggalkanku. Tapi setelah 2tahun,kau tak pernah kembali, dan kita tak bertemu lagi. Apakah kita bukan jodoh?

Saat hujan turun, aku seakan mendengar suara yang mengatakan aku sungguh rindu dirimu. Cinta, tak taukah kau bagaimana perasaanku sekarang?  Tak bisakah hujan ini menghapus kenanganmu dari hidupku? Tidakkah setiap tetes hujan itu berhenti menusuk perasaan rinduku, yang perih, yang luka ini.

Aku ingat senyummu yang hangat, ingat saat pertama kali berkenalan denganmu, dan seperti baru kemarin, suhu badanmu masih dapat menghangatkan perasaanku saat ini.

Saat hujan turun. Aku rindu dirimu. Aku ingat saat itu. Saat kau memberikanku perhatian di jam 9 malam,ketika aku ingin pulang dan bertemu denganmu dan kehujanan berjam-jam. Kita hanya berteman biasa di hidup kita. Tapi perhatianmu membuatku nyaman berada di dekatmu.
 Entah bagaimana perasaanmu terhadapku.

Aku lalu berdiri di dekat jendela. Saat hujan turun, bersama angin.  Kulukiskan wajahmu di tiap tetesan airnya. Berharap bayang wajahmu akan hilang seiring hujan yang berhenti.
Tapi hujan tak kunjung berhenti.
Jika biasanya aku memikirkanmu sebelum aku tidur, berharap kita jodoh dan bertemu kembali. Tapi saat turun hujan, aku bahkan tak bisa tidur?

Apa yang harus kulakukan tentangmu, saat turun hujan???