Sebelumnya aku ingin
nulis ini buat anak-anak Street yang udah ngerendahiin anak-anak desa sebagai
'bocah udik yang gak tau Metal'.
Jadi Udah pada tau
kan apa itu Death Metal?
Yo e. secara arti
bahasa Death adalah mati dan Metal adalah aliran musik Rock.
secara teori
Death metal lebih kita kenal sebagai sebuah aliran musik yang Amat Cekorr (kata
lain dari cetar membahonoy).
Oiya kenapa aku
ingin bilang bahwa desa Namorambe (tempat tinggalku) adalah kota Death Metal.
Padahal kenyataannya di Namorambe orang-orang podo ra ngerti opo iku Musik
Metal. Jadi gak mungkin aja kan.
Seorang pakar musik
pernah bilang "Musik yang
sesungguhnya adalah Musik yang tanpa harus dielu elukan tapi sudah memberikan
dampak nyata". Kau tau kenapa? Karna simphoni itu mampu menggerakkan jiwa.
Dan alunan nada terkadang menjadi pengisi rohani.
Eleh,
kenapa bahasaku jadi berat gini.
Intinya kalau orang
suka musik Metal, itu artinya jiwa yang dia miliki adalah jiwa yang sesuai
dengan musiknya yaitu keras dan liar namun berani beda.
Di namorambe banyak
orang berjiwa Metal, meskipun tak pernah tau apa itu musik metal.
Kalau pemandangan
ada Mobil box berjalan dengan muatan melebihi kapasitas, itu sudah cukup Metal
di kota.
Kalau di namorambe
kamu bisa nemuin yang kayak gini
hardcore Men |
Dan kalau dikota
sering ada anak kecil ngamen dipinggir jalan.
Maka di namorambe
kamu bisa nemuin anak kecil nyari rumput buat makan ternak sebanyak ini..
(biasa disebut ngarit) |
Trus kalo di kota
nyediain makanan berupa daging mentah yang harganya mahal
namanya Sushi |
Maka di namorambe
kita bisa lebih hemat biaya dengan cara mancing ikan di sungai dan dimakan
mentah juga.
JLEB.
Tapi ini nih
yang gak bisa dibandingin antara desa
Namorambe sama kota-kota besar di medan
'pemandangannya'
masih asrii |
So, apakah anak-anak
Death Metal di Luar sana. Masih menganggap Desa Namorambe ini sebagai desa yang
Kurang Metal.
Arrghh
peace kaka |