Kurleb 3 bulan usia kandunganku, and one thing Sakit
pinggang adalah hal yang tak terhindari. Setiap kali mau rebahan –khususnya
posisi terlentang-, maka bagian pinggangku rasanya sakit seperti mau patah.
“Akhh pinggangku..”
Bukan hanya satu sisi, tapi bergantian, jika hari ini yang
sakit pinggang sebelah kanan, besok gantian yang sakit sebelah kiri. Hal ini
benar-benar tidak nyaman, sampai setiap tidur malam aku bisa terbangun 3 sampai
4x karena rasa sakit di pinggang yang tak jarang juga menjalar ke punggung.
Solusi simpelnya saya tidak bisa tidur terlentang, jadi
harus menyamping, miring ke kanan atau bisa juga miring ke kiri, yang mana
nyamannya. Meskipun terkadang itu juga tidak efektif.
Sayapun cari informasi dari artikel di internet dan ternyata
yang menjadi penyebab sakit pinggang pada ibu hamil adalah pelebaran pinggang
itu sendiri, dikarenakan menyediakan ruang bagi rahim ibu untuk wadah janin
yang akan berkembang nantinya. Kira-kira begitulah penjelasan mudahnya.
Lalu apa obatnya..?
Well, sayapun bertanya pada ibu-ibu yang lebih pengalaman,
yang sudah merasakan kehamilan lebih dulu sebelum saya. Dan juga pada ibu-ibu
yang anaknya banyak, saat mereka hamil dan sakit pinggang bagaimana cara
mengatasinya?
Jawaban yang saya terima adalah “ya jarke wae” alias
tahankan saja. Karna itu tidak ada obatnya. Sakit pinggang itu akan terus ada
sampai bayinya lahir.
*what**
Kalaupun minta obat sama dokter atau tenaga medis, mereka
juga tidak akan memberikan obat khusus untuk sakit pinggang seperti orang awam.
Melainkan hanya memberi vitamin atau suntikan suplemen untuk mengurangi rasa
sakit itu sendiri.
Dan jika umumnya orang yang sakit pinggang itu harus dikusuk
atau diurut, maka khusus ibu hamil hal itu sama sekali tidak diperbolehkan.
Malahan kalau mau dikusuk bukan pinggang atau punggungnya,
melainkan perutnya. Itupun tidak boleh dilakukan orang sembarangan, harus orang
khusus yang paham soal –perut ibu hamil- karena ada kemungkinan posisi janin
yang turun membuat beban di bagian perut bawah menjadi lebih berat. Sehingga
berefek pada otot pinggang, punggung, vagina, sampai paha dan kaki.
Lalu bagaimana dengan yang bilang kurang minum?
Menurut pengalaman saya, yang semenjak hamil mulai banyak minum sih, Tidak terlalu berpengaruh ke
pinggang, malah kalau kebanyakan minum, saya bisa bolak-balik ke kamar mandi
untuk kencing.
Yang berpengaruh kalau sy kurang minum adalah badan terasa lemas
dan kering, jadi mudah oyong. Kalau ke pinggang mau minum banyak atau tidak, piggang tetap sakit.
Dan jika beraktifitas terlalu capek, apakah ngaruh ke
pinggang?
Ya, jawabannya iya. Tapi tidak langsung.
karena saya pernah mengerjakan pekerjaan rumah sampai berlebihan, Tapi malam harinya, bagian tubuh yang lain -yang dipakai untuk beraktifitas- yang merasakan pegal atau sakit.
--
Hmm...
Well, sekian dulu cerita sakit pinggang dari saya, semoga bisa menjadi ilmu tambahan buat ibu-ibu hamil yang lain.
Tapi perlu saya katakan juga, kalau setiap kehamilan itu berbeda dan unik. Kalau pengalaman hamil anak pertama dan kedua -berdasarkan pengalaman saya juga berbeda- , maka kehamilan yang saya dan yang ibu-ibu hamil lainnya rasakan, bisa jadi juga kondisinya berbeda.