Setiap kali bertengkar dengan suami, setiap kali marahan, ribut, berselisih dan tidak enak hati.
Aku selalu memandang suamiku sambil bertanya tanya dalam
hati.
Jika flashback saat awal perkenalan sampai akhirnya kami menikah, apakah nilai
tambah yang dimiliki oleh suamiku. Bibit, bebet dan bobot, semuanya Nol.
Sejatinya, jika dipandang tanpa rasa cinta, suamiku hanya seonggok sampah. Kurang lebih mirip seperti itu.
Tapi nyatanya aku mencintainya, dan kupandang dia sebagai sesuatu yang akupun tak tau apa kelebihannya --karna cinta telah mengaburkan semua fakta suram tentangnya.
dan jika mata yang lain memandang suamiku, apakah mereka memandangnya dengan cinta, atau memandangnya selayaknya sampah saat menyadari peringainya itu.