Featured Post

Sedang Membereskan

June 17, 2025

Jejak tapak

 Akhir-akhir ini aku merindukan papa. Bahkan aku berharap papa menjemputku, mengajakku ikut bersamanya -tanpa aku sadar, bahwa aku tak punya bekal apapun untuk pulang- , kembali pada Sang Pemilik.

Aku ingin bertemu dan memeluk satu-satunya laki-laki yang mencintaiku di dunia ini dengan tulus itu.

Laki-laki yang mencintaiku tanpa mengharapkan apapun dariku. Laki-laki yang selalu memenuhiku tanpa membuatku terbebani untuk membalasnya.

Aku cukup beruntung papa, aku mendapatkan cinta dari laki-laki lain yang menerimaku apa adanya.

Tapi laki-laki itu bukan dirimu yang penyabar dan berhati lembut.

Wataknya keras, tutur katanya kasar dan penuh makian. Sekali dilontarkan aku bisa patah berhari hari.

.. Terkadang aku ingin menangis berlama-lama. Menyadari betapa rapuhnya diriku. Akupun benci itu.

Tapi putri kecilku yang cantik tak punya siapapun dan tak bisa berbuat apapun tanpa aku.

Jadi dengan segera aku harus sadar, memalingkan pikiran sejenak dan kembali pada pelukan kecil penuh semangat dari putri kecil itu.

Aku tak pandai merayu seseorang yang sedang merajuk. Aku hanya berbuat seadanya. Jika memang kesalahanku sebesar itu. Aku hanya minta maaf pada Tuhan.

... Apapun itu, aku harus segera sadar. Karna calon anak dalam perutku pasti juga akan tersiksa jika tau ibunya bersedih lama-lama.

Pinggangku yang rasanya mau patah, perutku yang mulas, rasa tak nyaman yang membuat mual, hingga sakit kepala yang berulang. Tak ada yang bisa menggantikan semua perasaan itu selain diriku sendiri.

Dan sepertinya tak ada yang bisa kuharapkan selain Tuhan sebagai penolongku.

Please Forgive Me God 🙏