Aku tak mau pulang kesana, aku tak mau anakku dihina. Aku memang bukan ibu yang baik, tapi aku tak ingin disalahakan, sama seperti yang lain, sepertimu juga yang tak pernah mau disalahkan. .. Anakku yang Cantik, maafkan aku Ibumu. Aku hanya pandai menidurkanmu. Tapi aku tak pandai menyuapimu makanan. Sampai kau susah makan, sampai kau tak mau makan. Aku hanya membuatkan susu, yang itupun sudah hampir habis, tak akan sampai terbeli -menunggu sampai ayahmu gajian-. Maafkan aku Ibumu. Tak memberimu gizi terbaik, sampai kurang gemuk badanmu. Ibu hanya selalu berfikir, Anakku adalah yang terbaik dan terpintar di Dunia. Yang ketika kuberi roti, menghabiskannya dengan mandiri, tanpa bantuan siapapun. Meskipun belum dua tahun, anakku punya pikiran yang cerdas. Bisa memahami situasi, pintar bicara, dan tau menempatkan diri. Anakku tetap yang terbaik, tercantik di Dunia. Dan aku, tak akan menuntut apapun darimu, berharap apapun darimu, selain kesehatan dan kebahagiaanmu. Aku takkan melukaimu seperti ibuku melukaiku. Sampai aku enggan untuk pulang meskipun sangat rindu bapak.