Featured Post

Kecanduan

January 04, 2017

Baik-Baik Sayangku

Nomor itu hampir sama dengan nomor bang Budi. Ada angga 33 di akhir Nomor. Aku sempat mengira itu nomor bang budi, tapi tanpa nama. Kartu As
‘halo’ . hanya empat huruf yang kudengar di ujung sana. Tapi aku langsung bisa mengenali bahwa itu suara Dion.

Aku tidak tau, kenapa kau selalu datang kembali di saat aku mulai Intens dengan yang lain.
Perasaanmu, Kau tau.
Aku telah membawanya jauh bersama diriku di saat yang sama kau mengatakan bahwa kau ingin aku Bahagia walau tanpamu.
Aku bukan lagi Anak Baru Gede, Yang gemar berkata lebay soal Cinta.
Tapi perasaanku secara otomatis sering membawaku menjadi memiliki sifat melankolis Romantis.
Entah kenapa setiap kata Cinta yang tertoreh jadi terdengar Gombal dan tidak Idealis.
Dan itulah yang sering kali kutorehkan.
Mungkin aku tak butuh banyak bicara Gombal lagi.
Aku cukup membuktikannya padamu.
Hidupmu sekarang sudah Cukup Baik –kah, dion sayang?
Saat di masa kau berada dalam titik terendah di hidupmu.
Saat tak seorangpun memihak padamu. Ingatkah jika saat itu aku ada untukmu.
Menyerahkan semua yang kubisa berikan.
Jika hari ini kau lebih baik, Karna tadi kudengar di ujung telfon tentang keadaanmu yang tak lagi Nyampah.

Maka, udah saatnya Nuranimu diisi dengan fitrah yang baru.
Pudarkan cahayaku yang pernah menyinari Kristal Nuranimu.
Jadikan aku bagian dari yang takkan pernah kau inginkan untuk kembali lagi.
Awalnya aku ragu jika aku menyebut namamu dalam bait Doaku.
Aku takut jika Tuhanku tidak merestui kita, Karna keyakinan yang tak sama ini.
Tapi saat sekali saja kusebut Namamu sebagai bagian dari kalimat Doaku.
Malam ini, beberapa jam kemudian saat doa itu kupanjatkan dalam hati penuh ragu
Kau kembali menghubungiku
Menanyakan kabarku ?
Memberiku kesempatan untuk kembali mendengar kabar dan suaramu.
‘Dion, Aku temukan yang lain lagi, yang bisa menjaga perasaanku padamu tetap hidup dan berdetak’
Kamu baik-baik ya Sayang.