Oh waw..
Today, aku harus
rela kehilangan something yang udah lama menjadi sahabat baikku.
Ketika itu aku
membelinya dari astari. Big sister in my first class.
He is my gadged,
smartfren my pnone.
Aku sendiri baru
merasa kehilangan handphone setelah hampir seharian aku tidur karna kepalaku
pusing.
Entahlah, mungkin
someone masuk kerumah dan mendapati kesempatan untuk mengambil handphone itu.
Atau mungkin ini murni karna kelalaianku. Padahal aku meletakkannya di atas
tempat tidurku sebelum hp itu lenyap.
Terakhir melihat
handphone itu di malam hari, aku membaca 2 sms terakhir dari kak bimbim.
Terbesit di pikiranku untuk meminta maaf pada
orang terakhir yang telah kusakiti (ary-red) .
Tapi belum sempat ku meminta maaf, ternyata
takdir berkata lain. hp itu hilang tanpa jejak.
Aku memang tak seharusnya menyesal. Because to break out
me.
hey come on..!
sebenarnya Aku benci harus
mengalami ini, kenapa di saat seperti ini aku harus kehilangan sahabat
terbaikku. handpone yang udah 2tahun terakhir ini menemaniku kemanapun aku pergi. padahalitu Satu satunya sarana yang bisa menghubungkanku dengan ratusan
ribu juta teman-teman (nyata dan maya).
Aku benci harus melewati saat-saat seperti ini.
Nothing everyone, evermore, just me alone :'(
Tuhan, jika memang
ini takdirku. Aku yakin kau akan mengganti handphoneku yang hilang itu dengan
yang lebih baik. Dan aku percaya tak akan ada kejadian yang lebih buruk yang
bisa terjadi dari ujung ini semua.
Karna sudah saatnya
aku kehilangan sesuatu yang sudah menyakitiku. Karna sudah tiba masanya aku
harus menebus semua kesalahanku. Dan -mungkin- ini semua terjadi karna aku pernah memintanya.
Aku berterimakasih
padamu Tuhan, aku menghargai semua cobaan baik yang telah KAU berikan padaku.
Dan aku berharap
semua yang terbaik bisa mengiringi orang-orang yang kusayangi dan semua orang
yang pernah kusakiti.
Sesungguhnya aku
sedang memilih jalan hidupku. Aku sedang bermimpi, semudah aku berharap hal ini
akan terjadi beberapa hari yang lalu itu.
Aku meneteskan air
mataku yang linglung ini, lalu aku berteriak menirukan scream chester
benington. Hopes it problem will leave me.
But not, aku tetap
tak punya siapapun untuk mengerti aku. Bukan karna aku kesepian. Tapi karna aku
memilih untuk menanggung ini sendiri.
Ya, biarkan aku memilih sendiri apa yang ingin
kujalani hari ini esok dan selanjutnya.
Lalu aku memikirkan
bagaimana privatku besok ?
Mungkin tak lagi
jadi masalah jika aku tak menggunakan handphone lagi. Karna aku jarang
berkomunikasi dan aku tak ingin mengikat hubungan dengan siapapun.
Tapi bagaimana
lanjutan privatku besok. Orang tuaku sangat mustahil jika harus membelikanku hp
baru. ini sudah kedua kalinya hpku hilang.
Apa aku harus menyudahinya saja.
apa aku harus
stay here sebagai gembel pengangguran yang teramat bergantung pada ayah ibunya?
Oh takdir, kenapa
aku tercipta dengan fisik berbeda seperti ini. Aku tak bisa melewati jika
aku harus bertahan sendiri mrnggapai
mimpiku.
Terlebih aku telah
terlahir dari seorang ibu yang….,,,
"yang kau tau
sendiri, dia tak mengerti aku sama sekali"
Apa yang kuingin?
Mungkin aku ingin
lari tapi aku terpaku pada ketakutanku sendiri. Aku hanya takut mati kelaparan
dan dianggap menderita aids di hadapan masyarakat.
Apa yang kurasa?
Tidak ada, aku
sedang merasa hampa dan berharap esok pagi aku akan mati. Tapi aku tetap tak
berani mati semuda ini, karna dosaku memang sudah sangat menumpuk. Aku takut
masuk neraka jika kebaikanku yang Cuma secuil ini tak mampu mengimbangi
banyaknya dosaku.
Oh, jika saja cinta
itu benar ada seperti yang aku impikan selama ini. Mungkin aku akan bahagia.
Tapi semuanya bukan hakku. Kembali pada sang maha pemberi cinta. Ternyata
perjalanan membuatku yakin bahwa cinta hanya omong kosong, dan kebahagiaan itu
tidak pernah ada.