Featured Post

Kecanduan

July 08, 2013

Larii, LaRry

Oh waw..
Today, aku harus rela kehilangan something yang udah lama menjadi sahabat baikku.
Ketika itu aku membelinya dari astari. Big sister in my first class.

He is my gadged, smartfren my pnone.
Aku sendiri baru merasa kehilangan handphone setelah hampir seharian aku tidur karna kepalaku pusing.
Entahlah, mungkin someone masuk kerumah dan mendapati kesempatan untuk mengambil handphone itu. Atau mungkin ini murni karna kelalaianku. Padahal aku meletakkannya di atas tempat tidurku sebelum hp itu lenyap.

Terakhir melihat handphone itu di malam hari, aku membaca 2 sms terakhir dari kak bimbim.
 Terbesit di pikiranku untuk meminta maaf pada orang terakhir yang telah kusakiti (ary-red) .
 Tapi belum sempat ku meminta maaf, ternyata takdir berkata lain. hp itu hilang tanpa jejak.
Aku memang tak seharusnya menyesal. Because to break out me.

hey come on..!

sebenarnya Aku benci harus mengalami ini, kenapa di saat seperti ini aku harus kehilangan sahabat terbaikku. handpone yang udah 2tahun terakhir ini menemaniku kemanapun aku pergi. padahalitu Satu satunya sarana  yang bisa menghubungkanku dengan ratusan ribu juta teman-teman (nyata dan maya).

 Aku benci harus melewati saat-saat seperti ini. Nothing everyone, evermore, just me alone :'(

Tuhan, jika memang ini takdirku. Aku yakin kau akan mengganti handphoneku yang hilang itu dengan yang lebih baik. Dan aku percaya tak akan ada kejadian yang lebih buruk yang bisa terjadi dari ujung ini semua.
Karna sudah saatnya aku kehilangan sesuatu yang sudah menyakitiku. Karna sudah tiba masanya aku harus menebus  semua kesalahanku. Dan -mungkin- ini semua terjadi karna aku pernah memintanya.

Aku berterimakasih padamu Tuhan, aku menghargai semua cobaan baik yang telah KAU berikan padaku.
Dan aku berharap semua yang terbaik bisa mengiringi orang-orang yang kusayangi dan semua orang yang pernah kusakiti.
Sesungguhnya aku sedang memilih jalan hidupku. Aku sedang bermimpi, semudah aku berharap hal ini akan terjadi beberapa hari yang lalu itu.

Aku meneteskan air mataku yang linglung ini, lalu aku berteriak menirukan scream chester benington. Hopes it problem will leave me.
But not, aku tetap tak punya siapapun untuk mengerti aku. Bukan karna aku kesepian. Tapi karna aku memilih untuk menanggung ini sendiri.
 Ya, biarkan aku memilih sendiri apa yang ingin kujalani hari ini esok dan selanjutnya.

Lalu aku memikirkan bagaimana privatku besok ?
Mungkin tak lagi jadi masalah jika aku tak menggunakan handphone lagi. Karna aku jarang berkomunikasi dan aku tak ingin mengikat hubungan dengan siapapun.

Tapi bagaimana lanjutan privatku besok. Orang tuaku sangat mustahil jika harus membelikanku hp baru. ini sudah kedua kalinya hpku hilang.

Apa aku harus menyudahinya saja. 
 apa aku harus stay here sebagai gembel pengangguran yang teramat bergantung pada ayah ibunya?

Oh takdir, kenapa aku tercipta dengan fisik berbeda seperti ini. Aku tak bisa melewati jika aku harus  bertahan sendiri mrnggapai mimpiku.
Terlebih aku telah terlahir dari seorang ibu yang….,,,
"yang kau tau sendiri, dia tak mengerti aku sama sekali"

Apa yang kuingin?
Mungkin aku ingin lari tapi aku terpaku pada ketakutanku sendiri. Aku hanya takut mati kelaparan dan dianggap menderita aids di hadapan masyarakat.
Apa yang kurasa?
Tidak ada, aku sedang merasa hampa dan berharap esok pagi aku akan mati. Tapi aku tetap tak berani mati semuda ini, karna dosaku memang sudah sangat menumpuk. Aku takut masuk neraka jika kebaikanku yang Cuma secuil ini tak mampu mengimbangi banyaknya dosaku.

Oh, jika saja cinta itu benar ada seperti yang aku impikan selama ini. Mungkin aku akan bahagia. Tapi semuanya bukan hakku. Kembali pada sang maha pemberi cinta. Ternyata perjalanan membuatku yakin bahwa cinta hanya omong kosong, dan kebahagiaan itu tidak pernah ada.