Aku membuka laptop ini, berharap bisa menuliskan sesuatu.
Sesuatu dan sesuatu apapun itu.
Tapi anakku, selalu merengek sepenjang waktu, minta ditemani bermain dan menempel seperti permen karet kemanapun aku berjalan.
Di satu sisi sangat mengganggu, tapi bagi beberapa orang yang menginginkan posisi ini membuatku bersyukur.
Anakku yang satu ini sudah tumbuh makin pintar dan menarik.
Even. Satu-satunya waktu me time ku adalah ketika anak ini tertidur.
-
By the way.
Aku mimpi kakek dan nenekku dirumah itu tadi malam.
Mereka masih terlihat seperti terakhir aku melihat mereka.
Nenek yang biasa kupanggil mbah putri sedang menyapu teras depan dan berjalan dengan kaki sebelah kaku seperti biasanya.
Rumah itu terlihat kosong dan baru saja dibersihkan mbah putri.
Dan mbah lanang, hanya melihat dan menyarankan saja.
Untung saja yang sudah meninggal dunia tak akan kembali ke Dunia ini lagi.
Karna jika mereka kembali alangkah sedih dan hancurnya hati mereka melihat rumah dan anak-anak yang mereka tinggalkan_
sudah hancur lebur berkeping-keping.
Aku sendiri, hanya menyesali kenangan yang berlalu.
Sosok yang dulu tidak pernah ada, nyatanya hari ini mengganggu hidupku mulai dari membuka mata, sampai menutup mata.
Aku hanya mencari hal-hal yang membuatku tetap waras saja.
Jika hal-hal ini tidak ada, mungkin aku sudah lari dan bunuh diri sejak kemarin.
Bahkan tak satupun Teman, hanya Tuhan.
Menyalahkan orang lain_pun tak akan merubah apa-apa.
Jika aku memutus hubungan keluarga juga tak mungkin semudah itu.
Untuk belasan Tahun kedepan, mungkin bisa kulakukan.
Tapi keluarga tetaplah keluarga.
Mereka. Siapapun mereka.
Tak akan kudatangi dan kuhubungi lagi hanya untuk sekedar basa-basi.
Segalanya yang kudengar nantinya hanya akan menyakiti hati.
Aku PERGI !