Featured Post

Sakit

July 28, 2023

Papa

 Dulu, segala sesuatu berjalan lebih mudah berkatmu, Papa.

Cintamu seolah terbagi ketika anak laki-laki mu punya istri. Menantu wedok satu-satunya.

Cinta seorang Papa yang kucemburui, melebihi cemburu ku pada kakak kandung ku.

Papa. Aku memang tak memahami bebanmu, karena aku tak menanggungnya.

Tapi sekarang yang kulihat adalah seorang Papa yang pernah begitu kuat menahan beban. Hari ini terdorong jatuh pada titik terbawah.

Aku tak menyalahkan mu, wajar saja jika manusia gagal. 

Tapi aku juga tidak bisa membelamu penuh. Karena aku yang sudah jadi istri orang ini, juga tak terlihat "layak" dipandanganmu.

Kau kian menua papa, tenagamu melemah, pandanganmu kabur dan otot ditubuhmu melunak.

Cinta pertama dihidupku, entah kenapa bisa secepat itu merenta. Aku marah pada sang waktu yang begitu cepat membawamu pada usia tua.

Tapi menjadi orang tua yang lemah, itu juga keinginan dirimu.

Kufikir, dia akan mampu melindungi ku selamanya. Dia akan kuat menopang ekonomi keluarga selamanya, dan tetap kokoh berdiri sebagai kepala keluarga yang memimpin anak istri cucu dan keluarganya nya sampai dia mati.

Tapi tidak!!

Papa.

Tidak ada yang selamanya.

Istrimu yang terpuruk akibat dirinya sendiri. Anak-anak gadismu yang menikah dengan laki-laki tak sempurna, dan anak laki-laki harapanmu yang bermasa depan suram.

Aku tak tau, apakah ini kesalahan mu, atau Takdir Tuhan yang kejam dalam caranya menuntunmu menjadi papa paling tabah.

Papa tersabar di dunia.

Aku tak bisa mengeja lebih banyak kata lagi.

Aku hanya akan selalu meneteskan airmata jika membahasmu.

Aku selalu bangga padamu. Bahagia menjadi anak gadis yang selalu kau sayang.

Dan turut tersakiti, merasakan dukamu hari ini.





Papa, tinggallah bersama keluarga kecilku, agar aku bisa menjagamu. Dan agar kau tau suami ku adalah laki-laki bertanggungjawab yang bisa menggantikan sosok mu dalam menjagaku.
😭😭😭

KUMOHON PADAMU,BAHAGIALAH DI HARI TUAMU.