Aku mencintaimu, setiap hari dan semakin bertambahnya hari. Suamiku memang bukan orang berpendidikan, tapi dia bukan orang yang bodoh. Dia hanya kurang berEtika dalam bersikap dan berkata-kata. Jika ada saat dia mengatakan kata-kata kotor dan Makian dengan mudahnya, maka satu-satunya yang bisa kulakukan hanya memaklumi dan mengalah. Pernah sih kucoba mengubah sikap buruknya itu, tapi kayaknya berat karna sudah mendarah watak. Mungkin hanya dengan Doa aku bisa memohon pada Tuhan agar dia berubah untuk mulut kotornya itu. Suamiku selalu minta aku Masak, dan Menyediakan makanan jika dia sudah lapar. Well sesimpel itu, tapi kadang terasa begitu membebani buatku karna sebelum menikah, kegiatan memasak adalah hal yang paling jarang kupegang. Sebut saja saya wanita tak pandai masak, memang iya. Jika saya menyediakan makanan enak, dia akan memuji dan makan dengan lahapnya, secara gk langsung itu membuatku semangat dan smakin ingin belajar masak yang enak2. Tapi sebaliknya, jika makanannya kurang enak –biasanya kalau gak ada sambal- dia akan makan dengan ekspresi muka gak selera dan memaki makanan itu, otomatis akupun down dan menyalahkan diri sendiri dan akupun marah, bilang dia gak bersyukur sama makanan. Tapi dengan cara-nya itu aku jadi belajar terus untuk jadi istri yang lebih baik. Untuk banyak hal, semenjak kami hidup bersama aku mulai mengenali wataknya. Ada yang aku suka, dan ada yang bikin Muak. Sukanya dia itu hemat dan bisa pegang uang sedikit untuk kebutuhannya. Tidak merokok walau kadang ingin ngemil jajanan. plus dia itu tau agama, Sholat dan mengaji itu HARUS. Yang aku gak sukanya dia itu m-a-n-j-a, dan bawel dan gampang emosi untuk hal-hal yang gak ngena di hatinya. Dan juga kadang kurang perhatian sama kondisiku yang lagi hamil besar.