Featured Post

Come and Go

August 09, 2019

What Happend in First Agustus

Aku punya firasat tadi pagi, meski tak bisa kudefinisikan.

Sampai Siang hari kamu muncul tiba-tiba. Entah muncul dari mana?
Dan Bagai Hantu.

Aku tidak bisa memastikannya. Tidak 100%.
Tapi itu sepertinya memang kamu.
Kamu yang aku kenal dulu. Yang telah membawa setengah hatiku pergi.

Mobil matic warna merah. Seorang Manula perempuan berkerudung.
Aku seperti sedang bermimpi. Seorang laki-laki duduk dibelakang kemudi, disamping si nenek dan menatap sayu ke arahku.

Aku pakai masker, (habis mencium bau tak sedap). Jadi pasti kamu enggak melihat wajahku.
Aku mengerutkan kening, dan berteriak dalam hati.
Apa yang sedang kamu lakukan ?
Apa lagi yang kamu ingin tunjukkan ?

Tidak sakitkah hatimu melihatku lagi, kembali dalam keadaan berpura-pura.
Entah siapa diantara kita yang berpura-pura. Tapi setelah kamu pergi dari kemunculanmu itu, hati ini benar-benar menjerit keras.

Aku yakin bukan sebuah kebetulan kita bertemu.
Tanggal lahir dan hari akad nikah yang sama dengan orang tuaku, adalah kode keras dari Tuhan.
Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan. Ini Kode yang Tak bisa dibongkar manusia.

Aku tidak pernah pergi. Tidak pernah kemana-mana, dan kaulah yang datang kembali ke sini, hari ini.
Bukankah ini tidak adil ?
Saat aku setengah mati merasakan rindu, aku bahkan tidak tau, kemana pergimu. Kemana harus kucari dan kutemuimu.

Ego mudaku yang dulu memaksaku bertahan sendiri.
Hingga dewasa itupun terbawa, dan menyekatku dalam derita.
Hampir semua yang pernah kulihat, jika ada miripnya denganmu. Lalu aku langsung bahagia dan berharap.
Meski itu semu, hampa dalam ketidakpastian.

-
Hey..
Bolehkah aku bertanya satu kali ?
Pertanyaan yang membuatku penasaran seumur hidupku.
( Maukah kau menjawabnya dengan sungguh-sungguh untuk kali ini ?)
 
"Selama kita bersama, Perasaan yang kau berikan padaku, apakah itu nyata,
Atau hanya sebuah kebohongan?"

Jika itu Nyata, bisakah kembalikan setengah hatiku yang telah kau bawa pergi. Utuhkan kembali hatiku yang telah pecah dengan bukti penyesalanmu. Jangan biarkan aku tertatih sendirian mengumpulkan kembali serpihan hatiku yang hilang. Karna jika perasaanmu itu nyata, kau pasti bisa memahami derita yang kurasakan selama ini.

Tapi jika semua yang kita lewati selama masih bersama adalah sebuah dusta,
Bersediakah kamu menjelaskan kenapa harus aku orang yang kau permainkan?
aku ingin mendengar alasannya meskipun itu menyakitkan.
Lalu, setelah itu minta maaflah padaku untuk yang terakhir.
Meskipun hati ini tidak akan pernah kembali seperti semula. Setidaknya, ada satu Tanya yang terjawab.

Aku ingin memahami kamu lebih jelas lagi. Bukan hanya mencoba menebak dan asal-asal menyimpulkan.
Agar aku bisa lebih tenang ketika melangkah bersama yang lain.
Agar perasaan paling suci yang pernah kumiliki, bisa tumbuh kembali dalam wujud yang lebih kuat.

Maafkan aku ya, Jika masih saja menangis setelah kita bertemu.
Aku hanya belum menghabiskan sisa-perasaanku ini seiring waktu (-_-,)