Andaikan dulu kamu punya ketertarikan sebesar aku tertarik padamu, mungkin kita akan memulai pertemuan kita dengan sebuah “surat cinta”atau “pernyataan cinta” dan sebagainya..
Tapi yang terjadi saat itu, hanya aku yang memiliki posisi
sebagai teman yang begitu mengagumimu.
Aku tersenyum dan bahagia dalam hati, setiap kali kau merespon kata-kata atau
tindakanku. Tapi tak ada yang lebih dari itu.
Kita terpisah seiring waktu.
--
Dalam ketidakpahaman dan hati yang kosong, aku melanjutkan hidupku. Hari demi
hari sampai 3tahun berlalu, dan aku masih sering memimpikanmu dalam tidurku.
“kau telah masuk dalam alam bawah sadarku, tanpa bisa kukendalikan” pikirku.
Aku berdoa, aku berusaha, tapi tak ada yang bisa mengubah itu. Di detik aku teringat padamu akan sesuatu, maka saat tidur di malam hari, aku akan langsung memimpikanmu.
---
Lalu, usiaku sudah 20tahun, saat kemudian aku bertemu takdir
yang lain.
seseorang yang menyodorkanku sebuah buku baru, dan mengajakku untuk mengisi
buku itu dengan sebuah cerita bersama.
Seperti keahlian dan hobiku di masa sekolah, akupun mulai mengarang sebuah cerita. Cerita romansa indah, namun jauh dari realita. Kebetulan aku dan sosok yang baru itu menulis cerita bersama, dalam pengaruh bayangan ilusi dibumbui angan-angan.
Biarpun begitu, aku cukup bahagia. Karena cerita fantasi itu akhirnya sukses menghilangkan sosok iqbal dari alam bawah sadarku.
Buku yang berisi kisah cinta karangan itu, akhirnya hampir tamat, dan akupun mulai keasyikan mengumpulkan buku-buku baru yang tak kalah menariknya untuk ditulis dan digambar dengan orang yang baru.
Memang akhirnya setiap buku, memiliki endingnya
masing-masing.
Tapi sejatinya, ini bukan tentang buku biasa.
Buku-buku itu aku simpan dalam diriku, sebagai bagian dari rahasia takdirku.
----
Lalu Iqbal,
Coretan di masa sekolah bahkan masih ada di dalam kertas yang kusimpan itu.