Featured Post

USG

August 29, 2019

BERTEMU DENGAN TAKDIR


Di  Sebuah Acara Pesta.
 Tiba-tiba aku melihatmu, satu tatapan yang kuabaikan awalnya, berlanjut ke tatapan kedua yang menyadarkanku.

Aku pernah berjumpa denganmu dalam mimpiku.
Dalam beberapa kali mimpi.
Mimpi yang seperti nyata.

Aku tidak tau siapa kamu. Tapi aku langsung mengenali wajah itu.
Kupandangi kau cukup lama, kuperhatikan dari kejauhan. Dan itu semakin meyakinkanku.
Kau orangnya, laki-laki yang sering muncul di mimpiku.

Kau laki-laki yang Kucintai tanpa pernah kukenal. Perasaanku menjadi aneh merindukanmu tanpa sebab.

Mungkin pernah saling dekat di masa lalu.
Aku kesulitan menjabarkan perasaanku. Tapi inilah nyatanya.

Tubuh itu, rambut, mata, senyum, dan alis. Aku sering melihatnya di mimpiku.

Permainan takdirkah ?
Atau teka-teki alam semesta?

Hari ini aku melihatmu lagi, tapi bukan mimpi dalam tidur. Kamu ada di dalam nyata.
Semakin kupandangi jantungku Dag Dig Dug tak karuan.

Aku ingin loncat kegirangan karna bahagia.
Ingin rasanya kudatangi dirimu dan berkenalan, tapi langkahku terkaku kebingungan.
“iya atau tidak”

Aku tidak ingin memberikan kesan pertama sebagai orang aneh di matamu.

Sampai akhirnya,  kamupun beranjak dari sana. Pergi meninggalkan pesta itu.

Dan aku.
Kepergianmu itu meninggalkan satu Tanya besar di hatiku.

“Apakah aku bisa bertemu Sang Takdir Kembali ?”

August 23, 2019

IQB4LL

Andaikan dulu kamu punya ketertarikan sebesar aku tertarik padamu, mungkin kita akan memulai pertemuan kita dengan sebuah “surat cinta”atau  “pernyataan cinta” dan sebagainya..

Tapi yang terjadi saat itu, hanya aku yang memiliki posisi sebagai teman yang begitu mengagumimu.
Aku tersenyum dan bahagia dalam hati, setiap kali kau merespon kata-kata atau tindakanku. Tapi tak ada yang lebih dari itu.

Kita terpisah seiring waktu.

--
Dalam ketidakpahaman dan hati yang kosong, aku melanjutkan hidupku. Hari demi hari sampai 3tahun berlalu, dan aku masih sering memimpikanmu dalam tidurku.

kau telah masuk dalam alam bawah sadarku, tanpa bisa kukendalikan” pikirku.

Aku berdoa, aku berusaha, tapi tak ada yang bisa mengubah itu. Di detik aku teringat padamu akan sesuatu, maka saat tidur di malam hari, aku akan langsung memimpikanmu.

---

Lalu, usiaku sudah 20tahun, saat kemudian aku bertemu takdir yang lain.
seseorang yang menyodorkanku sebuah buku baru, dan mengajakku untuk mengisi buku itu dengan sebuah cerita bersama.

Seperti keahlian dan hobiku di masa sekolah, akupun mulai mengarang sebuah cerita. Cerita romansa indah, namun jauh dari realita. Kebetulan aku dan sosok yang baru itu menulis cerita bersama, dalam pengaruh bayangan ilusi dibumbui angan-angan.

Biarpun begitu, aku cukup bahagia. Karena cerita fantasi itu akhirnya sukses menghilangkan sosok iqbal dari alam bawah sadarku.

Buku yang berisi kisah cinta karangan itu, akhirnya hampir tamat, dan akupun mulai keasyikan mengumpulkan buku-buku baru yang tak kalah menariknya untuk ditulis dan digambar dengan orang yang baru.

Memang akhirnya setiap buku, memiliki endingnya masing-masing.
Tapi sejatinya, ini bukan tentang buku biasa.
Buku-buku itu aku simpan dalam diriku, sebagai bagian dari rahasia takdirku.

----

Lalu Iqbal,


Coretan di masa sekolah bahkan masih ada di dalam kertas yang kusimpan itu.


Kepergianmu adalah perpisahan untuk selamanya

 Adikmu datang, dan memberikanku 300ribu.

“ini uang pembayaran terakhir dari abang, Lunas” katanya

Lalu, kamu mengirimiku pesan
“tolong sampaikan sama mama, itu pembayaran terakhir dari abang, 350ribu” pesanmu.

“Tapi ini kurang 50ribu” balasku.

“kurang ajar itu dimakan adek abang 50ribu”.. “Nanti abang ganti”

Ya.. itu obrolan yang kuingat via whatsaap.

Saat kutanya adikmu, “abangmu pergi kemana?”
dia hanya tersenyum kecut, seolah meledek dalam hati *masa, pacar abangku sendiri tidak tau kemana perginya abangku*

Tap itulah kenyataannya, aku bahkan tidak tau kemana abangmu pergi saat itu.

Kepergiannya yang diam-diam dan sangat jauh ke Negri sebrang.

Aku tidak tau, dia sebodoh itu.
Kalau memang tidak ingin bersamaku lagi, kenapa tidak pernah memutuskan untuk mengakiri hubungan ini.

Kau malah pergi begitu saja. Meninggalkanku dengan segudang tanya.
Kebimbangan dan juga ketidakpastian mengiringiku sejak itu.

Aku masih mengingat setiap kebaikanmu, yang kuanggap terlalu manis untuk dilupakan.
Tapi caramu pergi diam-diam, seolah menganggap aku bukanlah apa-apa dalam hidupmu selama ini.

“Biarlah waktu yang menjadi pengobat segala rasa kecewa"

 

August 09, 2019

What Happend in First Agustus

Aku punya firasat tadi pagi, meski tak bisa kudefinisikan.

Sampai Siang hari kamu muncul tiba-tiba. Entah muncul dari mana?
Dan Bagai Hantu.

Aku tidak bisa memastikannya. Tidak 100%.
Tapi itu sepertinya memang kamu.
Kamu yang aku kenal dulu. Yang telah membawa setengah hatiku pergi.

Mobil matic warna merah. Seorang Manula perempuan berkerudung.
Aku seperti sedang bermimpi. Seorang laki-laki duduk dibelakang kemudi, disamping si nenek dan menatap sayu ke arahku.

Aku pakai masker, (habis mencium bau tak sedap). Jadi pasti kamu enggak melihat wajahku.
Aku mengerutkan kening, dan berteriak dalam hati.
Apa yang sedang kamu lakukan ?
Apa lagi yang kamu ingin tunjukkan ?

Tidak sakitkah hatimu melihatku lagi, kembali dalam keadaan berpura-pura.
Entah siapa diantara kita yang berpura-pura. Tapi setelah kamu pergi dari kemunculanmu itu, hati ini benar-benar menjerit keras.

Aku yakin bukan sebuah kebetulan kita bertemu.
Tanggal lahir dan hari akad nikah yang sama dengan orang tuaku, adalah kode keras dari Tuhan.
Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan. Ini Kode yang Tak bisa dibongkar manusia.

Aku tidak pernah pergi. Tidak pernah kemana-mana, dan kaulah yang datang kembali ke sini, hari ini.
Bukankah ini tidak adil ?
Saat aku setengah mati merasakan rindu, aku bahkan tidak tau, kemana pergimu. Kemana harus kucari dan kutemuimu.

Ego mudaku yang dulu memaksaku bertahan sendiri.
Hingga dewasa itupun terbawa, dan menyekatku dalam derita.
Hampir semua yang pernah kulihat, jika ada miripnya denganmu. Lalu aku langsung bahagia dan berharap.
Meski itu semu, hampa dalam ketidakpastian.

-
Hey..
Bolehkah aku bertanya satu kali ?
Pertanyaan yang membuatku penasaran seumur hidupku.
( Maukah kau menjawabnya dengan sungguh-sungguh untuk kali ini ?)
 
"Selama kita bersama, Perasaan yang kau berikan padaku, apakah itu nyata,
Atau hanya sebuah kebohongan?"

Jika itu Nyata, bisakah kembalikan setengah hatiku yang telah kau bawa pergi. Utuhkan kembali hatiku yang telah pecah dengan bukti penyesalanmu. Jangan biarkan aku tertatih sendirian mengumpulkan kembali serpihan hatiku yang hilang. Karna jika perasaanmu itu nyata, kau pasti bisa memahami derita yang kurasakan selama ini.

Tapi jika semua yang kita lewati selama masih bersama adalah sebuah dusta,
Bersediakah kamu menjelaskan kenapa harus aku orang yang kau permainkan?
aku ingin mendengar alasannya meskipun itu menyakitkan.
Lalu, setelah itu minta maaflah padaku untuk yang terakhir.
Meskipun hati ini tidak akan pernah kembali seperti semula. Setidaknya, ada satu Tanya yang terjawab.

Aku ingin memahami kamu lebih jelas lagi. Bukan hanya mencoba menebak dan asal-asal menyimpulkan.
Agar aku bisa lebih tenang ketika melangkah bersama yang lain.
Agar perasaan paling suci yang pernah kumiliki, bisa tumbuh kembali dalam wujud yang lebih kuat.

Maafkan aku ya, Jika masih saja menangis setelah kita bertemu.
Aku hanya belum menghabiskan sisa-perasaanku ini seiring waktu (-_-,)


August 05, 2019

Like Monster

Kita bertengkar lagi

BERTENGKAR PARAH
aku sama kamu

Masalahnya susah dijelaskan, susah dimengerti.
Tapi kita sama-sama memecah luka yang tersimpan selama ini.

Dari sudut pandangmu, aku wanita yang tidak tau bersyukur.
wanita tak punya otak, yang selalu saja menyakiti hati orang yang menyayanginya.
dan kamu juga selalu berfikir, aku ini milikmu.

Menyeramkan sekali kalau melihatmu marah, 
kamu seperti monster yang siap membunuh.

Tapi dari sudut Pandangku, kamu hanyalah seseorang yang kucintai.
Tanpa pernah ingin kumiliki.

karna aku tau, perasaan ingin memliki hanya akan membuat kecewa.

Jadi aku ingin tegaskan. Apapun yang kulakukan, adalah keputusanku.
aku tidak berniat sedikitpun untuk melukai perasaanmu.
Dan yang terpenting, 
aku tidak pernah sekalipun memintamu untuk mempertahankan aku.

Aku tidak menganggap dirimu milikku.

Kita saling Cinta, itu saja sudah cukup membuatku bahagia.
Tanpa syarat. Tendensi.
INI-ITU

Meski selalu terasa nyaman berada disampingmu,
aku selalu takut membayangkan jika kelak 
-Seandainya saja- 
Kita bisa hidup bersama

Membayangkannya saja aku takut, 
Menjalani sisa hidupku dengan seorang monster sepertimu.

Bisa-bisa aku mati kering.