Di Tahun 2010/2011-an
Waktu aku masih SMA. Ada seorang laki-laki yang ngontrak di depan rumah
nenekku.
Kita sebut aja namanya Agus, Usianya sepertinya sudah diatas 25tahunan.
Dan saat itu posisi kakak aku kelas 3 SMA.
Dilihat secara fisik, bang agus ini tidak ada menariknya sama sekali. Badannya
memang tinggi, tapi terlalu kurus, pipinya nyaris kempot. Kulitnya juga sangat
gelap, meskipun bukan hitam legam khas orang papua. Lalu, seingatku, wajahnya
juga biasa aja. Ditambah cara berpakaiannya yang tidak rapi, bahkan terkesan
lusuh.
Di masa itu aku tidak terlalu memperdulikan pekerjaan seseorang, karena aku
juga masih usia sekolah. Kalau kuingat-ingat, mungkin bang agus ini kerja di
sebuah bengkel motor. Karena pernah satu kali ada sebuah even balap motor cross
di kampung kami, dan bang agus ini menjadi salah satu pemeriah acaranya.
Tapi inti ceritanya bukan di balap cros itu.
Karena ada satu cerita yang kusadari beberapa tahun setelah aku mulai Dewasa.
Selayaknya adik yang dekat dengan kakaknya. Selama kenal
dengan bang agus, seperti ada yang terlihat sangat berbeda dari kakakku.
Terutama tatapan mata kakakku yang sering kali kosong dan terpaku pada satu
arah.
kalau diajak bicara dia seolah tidak fokus, meskipun menjawab lawan bicaranya,
tapi tatapannya tidak membalas, alias kosong ke arah lain.
Sekedar gambaran, kakakku ini bukan tipe cewek cantik putih yang tingkahnya centil. Tapi dia termasuk populer dalam pergaulan, karena di kepercayadiriannya yang tinggi, dan juga pandai bergaul. Secara fisik kakaku itu Hitam manis, tapi bodynya lumayan aduhai.
Setauku saat itu, kakakku sudah dekat dengan beberapa cowok,
tapi apakah mereka berpacaran atau tidak, aku fikir itu adalah urusan kakakku
yang aku tidak butuh tau.
karena jarak usiaku dan kakakku 4tahun, btw.
Lalu bang agus yang dimataku biasa aja ini, entah kenapa seiring hari kulihat
makin dekat dengan kakakku. Dan anehnya yang terlihat paling dimabuk asmara itu
bukan bang agus yang buruk rupa, melainkan kakakku sendiri.
sebagai gambaran, kakakku akan menurut saja kalau disuruh kemana-mana sama bang
agus.
aku yang mengetahui hal itu awalnya juga tidak menyadari, sampai tahun-tahun
berikutnya.
Lalu, singkat cerita berpacaranlah mereka. Kakakku yang
bucin, mulai makin aneh, sampai jatah makan siangnya dia bawa dan berikan untuk
bang agus.
sampai sebegitunya.
Semuanya mulai aneh dan tak masuk akal.
Sampai pada satu titik, kami pindah kerumah baru, dan bang agus mulai jarang main kerumah baru kami. Karna mungkin segan sama bapak, atau alasan lain.
--
Mungkin, percaya atau tidak, kakakku saat itu sedang berada di bawah pengaruh ‘guna-guna’ yang dilancarkan bang agus.
Hanya saja saat itu, aku tidak menyadarinya.
Saat menulis inipun aku lupa
kelanjutan kemana bang agus itu menghilang.
Dia tiba-tiba saja tak ada kabar lagi dan seperti ditelan bumi.