Catatan Ini
adalah lanjutan dari postingan ini
Cowok itu mungkin sudah lupa pada saya, karna dia terlihat begitu bahagia bersama pacarnya sekarang. walau sesekali cowok itu memperhatikan saya yang aneh dan tidak mau bergabung bersama mereka. Saya tidak begitu memperdulikannya. Mungkin kami punya masa lalu. Tapi hari ini segalanya bisa berubah.
Cowok itu mungkin sudah lupa pada saya, karna dia terlihat begitu bahagia bersama pacarnya sekarang. walau sesekali cowok itu memperhatikan saya yang aneh dan tidak mau bergabung bersama mereka. Saya tidak begitu memperdulikannya. Mungkin kami punya masa lalu. Tapi hari ini segalanya bisa berubah.
Dan
saya rasa tari juga sudah berubah. Dia bukan sahabat dekat saya yang lucu
seperti dulu. Bahkan sampai kami semua kembali kerumah, saya tidak tau siapa
nama ketiga temannya tari itu. Saya sama sekali tidak memperkenalkan diri pada
mereka. 'maaf, mungkin kesannya sombong. Tapi saya tidak bermaksud begitu.
Ketika
sudah semakin sore, tari dan teman-temannya mengajak saya pulang. Dan kali
ini,saya memutuskan untuk membawa sendiri kereta saya. Karna dengan begitu saya
merasa lebih aman.
Dan
saat perjalanan pulang insiden itu terjadi. Karna kereta mereka bertiga
berjalan di depan saya. Sayapun merasa tidak
enak, saya melaju kencang kereta saya lebih dari biasanya. Dan meninggalkan
jauh kereta mereka bertiga.
Entah
perasaan apa yang saya rasakan ketika melihat cowok itu berboncengan mesra
dengan pacarnya. Saya merasa gerah, hati saya memanas. Bukan karna cemburu.
Tapi mengingat hal-hal yang pernah dilakukannya pada saya dulu. Saya jadi ingin melajukan kereta saya lebih
jauh lagi darinya.
Dan
karna tari sudah berubah, saya fikir ini terakhir kalinya saya akan
berjalan-jalan bersama tari.
Maafkan
saya.
Ketika
merasa sudah cukup jauh dari mereka, saya melihat jalanan sore itu begitu
sunyi. Tidak ada kendaraan lain selain saya. Disamping kiri dan kanan hanya ada
pohon nira. Sayapun merasa bebas dan melajukan kereta saya lebih kencang lagi.
Hingga saya lupa, jika saya belum begitu mahir membawa kereta dijalanan
berkelok.
Sampai
di satu titik jalan, saya melihat sebuah kereta dibelakang saya dan tiga buah
sapi gemuk sedang berjalan bersama seorang bapak. Saya masih melajukan kereta
dengan kencang ketika saya menoleh ke sapi-sapi itu. Entah kenapa saya menoleh.
Akibatnya
adalah bencana.
Dijalan
tikungan kecil tak jauh dari si sapi. Sebuah batu ditengah jalan tiba-tiba
membuat saya kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kereta yang saya bawa itu
jatuh ke arah kanan, tempat saya menekan pedal gas. Jadi kereta itu mati
seketika. Dan karna sedang membelokkan stang, posisi saya saat itu terlempar
dari kereta kira-kira satu meter, saya merasa seperti sedang syuting film
action.
Bapak
yang berjalan dengan lembu-lembu dan seorang pemuda yang membawa kereta
dibelakang saya langsung membantu saya berdiri. Beruntung saya memakai celana
panjang. Kaki saya tidak terluka sama sekali. Satu-satunya yang berdarah
dibadan saya adalah daerah siku kiri karna tergores aspal. Kedua orang asing
yang membantu saya, saya ucapkan terimakasih seraya saya berdiri. Saya
mengatakan "saya tidak apa-apa. hanya mengantuk,mungkin".
Tapi
yang membuat saya sangat takut adalah goresan disayap dan spion kanan kereta
yang saya bawa. Gila..
Dengan adanya kejadian ini, pasti mama semakin
tidak mengizinkan saya membawa kereta kemana-mana. Karna terus terang saja ini
bukan kecelakaan pertama saya. Sebelumnya saya sudah dua kali jatuh dari kereta
karna kurang konsentrasi dalam melajukan kereta.
Karna
merasa masih baik-baik saja, Saya tetap memutuskan kembali pulang sendiri tanpa
menunggu tari. Dan ketika saya lihat hari mulai gelap, mau tidak mau saya
kembali mempercepat laju kereta. Dan anehnya, meskipun sudah terjatuh, tari dan
teman-temannya belum juga mengejar kereta saya.
Saya
baru berpapasan dengan mereka saat sudah sampai terminal angkutan umum p25. dan
sialnya sebuah kereta menghalang-halangi kereta saya. Kereta itu dinaiki tiga
orang abang-abang preman yang mau ngajak
kenalan. Saya tidak begitu memperdulikan mereka.
Sampai akhirnya saya sampai di rumah, dan ayah ibu saya belum juga pulang.
Sampai akhirnya saya sampai di rumah, dan ayah ibu saya belum juga pulang.
Begitu
tiba dirumah saya mandi, badan saya lelah sekali. Rasanya campur aduk, antara
perasaan kecewa, sedih, takut dan bahagia.
Entah apa yang harus saya katakan jika mama kembali bertanya "goresan di kereta ini darimana?".
Entah apa yang harus saya katakan jika mama kembali bertanya "goresan di kereta ini darimana?".
Tapi,
ada baiknya saya jujur saja.
Saya
merasa Ini hari yang aneh buat saya. Dan sampai saat saya selesai menulis
pengalaman ini. Ini masih terasa aneh buat saya.
##