Featured Post

Kecanduan

June 16, 2014

insiden tak terlupakan (2)


Catatan Ini adalah lanjutan dari postingan ini

Cowok itu mungkin sudah lupa pada saya, karna dia terlihat begitu bahagia bersama pacarnya sekarang. walau sesekali cowok itu memperhatikan saya yang aneh dan tidak mau bergabung bersama mereka. Saya tidak begitu memperdulikannya. Mungkin kami punya masa lalu. Tapi hari ini segalanya bisa berubah.
Dan saya rasa tari juga sudah berubah. Dia bukan sahabat dekat saya yang lucu seperti dulu. Bahkan sampai kami semua kembali kerumah, saya tidak tau siapa nama ketiga temannya tari itu. Saya sama sekali tidak memperkenalkan diri pada mereka. 'maaf, mungkin kesannya sombong. Tapi saya tidak bermaksud begitu.

Ketika sudah semakin sore, tari dan teman-temannya mengajak saya pulang. Dan kali ini,saya memutuskan untuk membawa sendiri kereta saya. Karna dengan begitu saya merasa lebih aman.

Dan saat perjalanan pulang insiden itu terjadi. Karna kereta mereka bertiga berjalan di depan saya. Sayapun merasa tidak  enak, saya melaju kencang kereta saya lebih dari biasanya. Dan meninggalkan jauh kereta mereka bertiga.

Entah perasaan apa yang saya rasakan ketika melihat cowok itu berboncengan mesra dengan pacarnya. Saya merasa gerah, hati saya memanas. Bukan karna cemburu. Tapi mengingat hal-hal yang pernah dilakukannya pada saya dulu.  Saya jadi ingin melajukan kereta saya lebih jauh lagi darinya.
Dan karna tari sudah berubah, saya fikir ini terakhir kalinya saya akan berjalan-jalan bersama tari.
Maafkan saya.

Ketika merasa sudah cukup jauh dari mereka, saya melihat jalanan sore itu begitu sunyi. Tidak ada kendaraan lain selain saya. Disamping kiri dan kanan hanya ada pohon nira. Sayapun merasa bebas dan melajukan kereta saya lebih kencang lagi. Hingga saya lupa, jika saya belum begitu mahir membawa kereta dijalanan berkelok.
Sampai di satu titik jalan, saya melihat sebuah kereta dibelakang saya dan tiga buah sapi gemuk sedang berjalan bersama seorang bapak. Saya masih melajukan kereta dengan kencang ketika saya menoleh ke sapi-sapi itu. Entah kenapa saya menoleh.

Akibatnya adalah bencana.

Dijalan tikungan kecil tak jauh dari si sapi. Sebuah batu ditengah jalan tiba-tiba membuat saya kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kereta yang saya bawa itu jatuh ke arah kanan, tempat saya menekan pedal gas. Jadi kereta itu mati seketika. Dan karna sedang membelokkan stang, posisi saya saat itu terlempar dari kereta kira-kira satu meter, saya merasa seperti sedang syuting film action.

Bapak yang berjalan dengan lembu-lembu dan seorang pemuda yang membawa kereta dibelakang saya langsung membantu saya berdiri. Beruntung saya memakai celana panjang. Kaki saya tidak terluka sama sekali. Satu-satunya yang berdarah dibadan saya adalah daerah siku kiri karna tergores aspal. Kedua orang asing yang membantu saya, saya ucapkan terimakasih seraya saya berdiri. Saya mengatakan "saya tidak apa-apa. hanya mengantuk,mungkin".

Tapi yang membuat saya sangat takut adalah goresan disayap dan spion kanan kereta yang saya bawa. Gila..
 Dengan adanya kejadian ini, pasti mama semakin tidak mengizinkan saya membawa kereta kemana-mana. Karna terus terang saja ini bukan kecelakaan pertama saya. Sebelumnya saya sudah dua kali jatuh dari kereta karna kurang konsentrasi dalam melajukan kereta.

Karna merasa masih baik-baik saja, Saya tetap memutuskan kembali pulang sendiri tanpa menunggu tari. Dan ketika saya lihat hari mulai gelap, mau tidak mau saya kembali mempercepat laju kereta. Dan anehnya, meskipun sudah terjatuh, tari dan teman-temannya belum juga mengejar kereta saya.
Saya baru berpapasan dengan mereka saat sudah sampai terminal angkutan umum p25. dan sialnya sebuah kereta menghalang-halangi kereta saya. Kereta itu dinaiki tiga orang abang-abang  preman yang mau ngajak kenalan. Saya tidak begitu memperdulikan mereka.
Sampai akhirnya saya sampai di rumah, dan ayah ibu saya belum juga pulang.

Begitu tiba dirumah saya mandi, badan saya lelah sekali. Rasanya campur aduk, antara perasaan kecewa, sedih, takut dan bahagia.

Entah apa yang harus saya katakan jika mama kembali bertanya "goresan di kereta ini darimana?".

Tapi, ada baiknya saya jujur saja.

Saya merasa Ini hari yang aneh buat saya. Dan sampai saat saya selesai menulis pengalaman ini. Ini masih terasa aneh buat saya.

##