Kata orang, masa-masa remaja adalah masa yang paling indah.
Tapi Transisi hidupku yang sejak jaman SD, adalah dunia yang biasa-biasa saja –bahkan pernah jadi korban bully-,
maka masa remaja mengalir begitu saja seperti air.
Usia 14tahun, aku mulai mengalami perubahan fisik dan psikis
pada wanita, yang biasa disebut pubertas. Yaa.. seperti wanita pada umumnya.
Tumbuh payudara, mensruasi, tumbuh bulu dan juga jerawatan.
Tapi pemikiran tentang ini itu yang aneh-aneh, tidak terlampau melewati batas.
Saat muncul ketertarikan terhadap lawan jenis, aku memilih menanggapi setiap perasaan dengan ekspresi yang biasa-biasa saja. Menghindari untuk tidak bersikap selebay remaja wanita lain, yang harus tebar pesona kemana-mana pada laki-laki yang disukai.
Aku inget, waktu itu, tiap kali tertarik pada seseorang, aku lebih memilih diam dan tidak melakukan apa-apa, jangankan berharap untuk bisa dekat. Mengobrol saja tidak.
Pemahamanku saat itu,setiap orang sebaik apapun pasti ada sisi buruknya. Dan setiap orang seburuk apapun, pasti ada sisi baiknya. Karena manusia diciptakan dengan memiliki dua sisi itu.
Tapi ironi, saya lebih sering tertarik pada cowok yang kebetulan memiliki sifat cuek dan sombong. Yang kebanyakan cowok sombong itu adalah mereka yang perfect secara fisik ataupun pinter secara akademis.
Karena itu, masa remaja gak pernah dapet kesempatan untu beramah tamah dengan mereka yang disukai. Malah kalau ada cowok ramah, yang selalu nyapa orang-orang walau kebetulan lewat, itu tidak akan membuatku mudah tertarik, karena terkesan murah. Hehe
Tapi kalau aku tipe cewek yang suka tebar pesona, kemungkinan besar cowok sombong juga bakalan merhatiin kali ya?!!
Tapi masih mending gitu, mereka bisa sombong karena memang
ada sesuatu yang bisa disombongin. Kalau udah jelek sombong itu tidak tau diri
namanya. Y kn.
Ingin teriak didepanmu, kalau “aku menyukaimu, hai cowok sombong” tapi andai
aku berani..
//------------------------
Saat ini aku hidup untuk esok, demi masa depan, masa lalu biarlah berlalu, usai, dan menjadi kenangan.
Meskipun begitu banyak kejadian yang membekas di hati. Tapi itulah sejarah, Dari sana aku terbentuk menjadi aku yang sekarang ini.