Featured Post

Come and Go

December 07, 2023

Takdir, atau Tragedi

“Jika kau meninggalkanku, aku akan mencintaimu selamanya. Hanya itu satu-satunya cara, agar aku tetap mencintaimu”.


Tidak tau dengan orang lain, tapi menurutku, menurut isi pikiranku, ketika aku mencintai seseorang, bahkan sangat mencintai, aku tidak akan memaksakan diriku untuk bersamanya.
Alasannya kenapa?
Karna aku manusia yang tak sempurna.

Satu satunya yang kuharapkan terjadi pada orang yang kucintai, adalah kebahagiaan dalam hidupnya, rasa bahagia sesering mungkin yang terjadi hanya padanya. Kebahagiaan penuh yang tanpa cacat. Seperti itu.

Dan aku selalu sadar diri, akan dimana kondisi dan posisiku.
Aku yang manusia tak mampu ini, sebelum memutuskan untuk membahagiakan orang yang kucintai. Biasanya, aku akan lebih memilih untuk pergi, memutus hubungan dan menghilang.

Bukan soal putus asa atau takut akan masa depan, tapi ini soal pemahaman yang kupegang dalam hatiku sendiri saja.

Mengatakan Janji itu mudah, sangat mudah. Berjanji untuk selalu membahagiakan  seseorang adalah hal yang mustahil, selama diri ini masih manusia.
Maksudku berjanjinya itu mudah, tapi ketika menerapkannya dalam kehidupan hari demi hari bersama, itu tidak mungkin, so imposible, right!

 Jadi bukan sekali duakali, aku menghilang dari hidup seseorang yang aku cintai.

Beberapa teman bilang, aku salah dan tindakanku ini sebuah bentuk kebodohan.
Tapi mungkin ini sebuah bentuk Takdir.

Pemikiran manusia kan terbentuk dari apa yang pernah dia alami dan jalani di masa lalu. Nah, mungkin ini lah yang kupahami sekarang.

Adapun alasan kenapa akhirnya aku menikah dengan seseorang hari ini.
Jangan tanya alasannya, karna aku tak tau.
Pernikahan yang kujalani sekarang, aku sebut Tragedi.