Keinget waktu ikut camping sama kakak.
sepanjang jalani anak tangga, kita banyak menyapa orang-orang. mereka terlihat menarik dan ramah tamah sebagai warga negara indonesia.
Hanya kurang Bidadarinya aja gak ada.
Alhamdulillah..
PAPAKU
Namanya San Alwi, sering dipanggil bang AL.
jelas! Inilah alasan kenapa namaku berawalan ‘AL’ dan kedua saudaraku juga
berawalan ‘AL’, Karena itu warisan nama awalan papa AL.
Raut wajah papa mengandung campuran India Pakistan, Arab dan
Jawa melayu. Semuanya didapat dari garis keturunan moyangnya.
Dulu, waktu masih lajang papa sering disangka keturunan india keling karena
warna kulitnya yang gelap, tubuhnya yang kurus, hidung mancung lengkap dengan
tindikan di telinganya. Tapi sayangnya hidung mancung papa tidak menurun kepada
ketiga anaknya, kami semua sudah dominan keturunan darah jawa yang punya ciri
khas hidung bangir. Alias pesek dan kombang. Haha
Papa adalah seorang yang sangat bertanggung jawab, rajin bekerja, dan tidak berulah aneh-aneh sebagai kepala rumah tangga. Sehingga, selama menjadi anak papa nyaris aku tidak pernah melihat papa bertengkar atau menyaksikan drama2 memilukan soal rumah tangga.
Papa selalu mengalah, lebih banyak diam dalam menyikapi hal yang dibutuhkan kesabaran tinggi. Tapi akan mengambil sikap tegas, dan tindakan anarki dikala itu dibutuhkan.
Sejak kecil aku cukup dekat dengan papa. Bahkan sampai kelas 3 SMP aku masih sering minta gendong belakang, karena sebegitu manjanya aku pada papa.
Bagiku, sosok papa adalah benar-benar cinta pertama dalam
hidup.
Tanpanya, mungkin aku akan menjadi anak manja yang tak karuan, yang tak punya
tujuan hidup.
Bagiku dan kedua saudaraku, papa memiliki beberapa perbedaan kebijaksanaan dalam mendidik. Mungkin disebabkan faktor usia, tanggung jawab dan jenis kelamin.
Tapi yang jelas, aku adalah anak yang paling disayang dan
dimanja diantara kedua saudaraku. Di mata papa aku adalah berliannya yang
paling mahal dan berharga.
Meskipun di ingatan masa kecilku, ada beberapa kali papa meluapkan emosinya
yang membuat hatiku menangis dan terluka.
Tapi aku tau, itu semua tak lepas dari kesalahanku juga. Dan fakta bahwa papaku
yang hebat, juga hanyalah manusia biasa.
MAMAKU
Jasa mama adalah telah melahirkan aku ke dunia, lalu membesarkanku dengan kepeduliannya sampai hari ini.
Mama punya kulit kuning langsat dan bersih, tapi itu tidak menurun padaku.
Hanya saja body mama yang seperti gitar spanyol, perlahan mirip dengan bentuk bodyku saat aku mulai dewasa.
Mama dulu menikah di usia 21tahun. Dan di usia 40tahun mama
meraih kesuksesannya di jalur Guru Pegawai Negri.
Kata orang-orang duit gaji mama itu banyak, tapi aku sendiri tidak pernah tau
nominalnya. Karena selalu meminta duit sama papa selama ini.
Kalau dirumah mama suka ngomel-ngomel untuk hal kecil. Kadang omelannya terlalu lebay dan tidak logis. Tapi itulah salah satu ciri khasnya mama. Mungkin dia mengomel begitu juga untuk kebaikan. Heheh
Mama adalah sosok paling religius di rumah. Selain karena Guru Agama, mama juga kuliah jurusan pendidikan agama. Karena itu mama yang paling rajin bangun pagi untuk sholat subuh,sholat2 wajib dan mengaji.
Kalau sampai detik ini, aku mau sesekali tersadar untuk melaksanakan ibadah sholat, mungkin itu karena berkat mama yang selalu menyuruhku untuk sholat.
KAKAKKU “AL Vera”
Dia adalah kakak kandungku satu-satunya. Dia adalah sosok pengganti orang tua, di kala papa atau mama sedang tidak berada di rumah.
Kakakku pintar bergaul, orangnya extrovert dan juga pandai
ngambil hati orang.
Di masa SMA, kakakku punya banyak kenalan cowok, tapi gak tau yang mana
pacarnya.
Kakakku orangnya tidak pelit, dia suka berbagi, hanya saja terkadang mau memakai barang2 milikku tanpa izin lebih dulu. Hal itu membuatku kesal dan aku membalasnya dengan memakai barang-barang miliknya tanpa izin, tapi ternyata hal itu tidak membuat kakakku marah, selama barang yang kupakai tidak hilang atau rusak.
Selama masa SMP, aku tidak begitu dekat dengan kakakku, karena dimataku dia terlalu Liar, dan juga sikapnya suka merintah melebihi mama dan papa.
Tap seiring dewasa, hubungan kami mulai membaik perlahan.
Kakakku lebih dekat dan nyambung sama mama, kalau aku lebih dekat sama papa. Kami punya sifat dan kepribadian yang bertolak belakang. Banyak hal yang membuat kami berselisih satu sama lain.
Kakak tidak terlalu religius, Tapi dirumah kakak adalah
orang yang paling pinter dan sering masak makanan. Keahlian kakak memasak jauh diatasku.
Tapi banyak juga pekerjaan rumah yang kakakku tidak lakukan, tapi dibebankan
padaku. Hahh
Saat ini kakakku sedang mengajar di sebuah taman kanak-kanak. Mungkin dia akan meneruskan jejak mama untuk menjadi seorang guru.
Banyak hal yang ingin kukatakan soal kakak. Tapi mungkin di saat yang lain, di mood yang berbeda.
ADEKKU
Kata papa karena lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, aku yang paling beruntung karena punya satu kakak dan satu adek. Sedangkan mereka tidak bisa sepertiku, hehe
Waktu masih kecil, adikku ini sangat imut-imut. Sampai saat dia besar dan berubah menjadi amit-amit. Wkwk
Mungkin karena anak laki-laki, atau juga mungkin karena nafsu makannya yang -banyak- baik, meskipun berbeda 4tahun, secara fisik adikku jauh lebih jumbo. Sampai beberapa orang mengira aku lah adiknya. Terkadang hal itu membuatku bangga, karena mungkin wajahku terlihat awet muda, dan adikku mutu (muka tua). Haha
Tak jauh beda seperti aku dan kakakku. Aku dan adikku juga jarang akur, karena perbedaan prinsip dan pendapat.
Aku sering berfikir mungkin di masa depan adikku akan menikah
lebih cepat daripada aku. Karena di usia SMP, adikku sudah belajar pacaran.
Sedangkan aku, sama sekali belum pernah pacaran sampai usia SMA.
even, saat SMP aku masih tukang nangis kalau main masak-masakan.
Tapi terlepas dari itu semua, ikatan antara saudara sedarah tidak akan terputus. Aku dan kedua saudaraku akan tetap menjadi saudara sampai mati.
Dan aku bahagia terlahir di keluarga ini. Keluarga AL..
Terimakasih Mama, I Love u Papa, I need U kakak dan I Like U Adek bagus..