Hari ini, Aku bangun siang, Belajar agama, lalu males gerak, dan semuanya berantakan. Satu-satunya waktu istirahat adalah ketika main android lama-lama.
Ya, once again. Kunci dari semuanya ada padaku. Rumah ini, Usaha kecil ini, Anak, dan suamiku, semuanya ada di tanganku. Aku hanya bisa bergantung pada diriku sendiri. Suami yang tak tau diri itu, hanya minta dilayani saja, tak pernah berfungsi melayani. Syukur-syukur sekali duakali masih mau megang anakku.
Hutang koperasiku masih ada. Beban banget. Kayaknya udah saatnya untuk tidak menerima gaji dari suamiku lagi. Biar dia sadar fungsinya di rumah ini gak ada sama sekali. HIDUPKU AKAN JAUH LEBIH BAIK, TANPA KEHADIRANNYA. Entah ! Mungkin sejak melepaskan cincin kawin itu, yang sakral dalam ikatan pernikahan itu auranya memudar dari sukma.
Aku jijik, dan muak sama tingkah suamiku. Tiap malam minta dilayani, seperti binatang saja. Nanti kelak kalau udah tersudut, kujual saja cincin itu. Kalau biayaku sehari-hari itu mudah dan murah, tapi kalau untuk melayani dan membiayai seorang suami, itu sama saja judulnya membunuhku pelan-pelan. DAMN ! Anggap saja ini sebuah bentuk kesombongan, tapi memang aku bukannya lebih layak bersombong diri, jika diposisi ini. Ketimbang laki-laki yang datang di hidupku membawa janji-janji tapi tak satupun yang ditepati. Bagaimana ??