Featured Post

Sakit

April 28, 2021

Keluh kesah menjadi istri

 Jadi istri itu berat, Sangat berat. Ditambah lagi kalau punya suami gak ada pengertiannya.

Hari ini aku merasakan betapa beratnya itu, ditambah perasaan sakit dan sedih.

Aku menjaga bayiku yang berumur 2bulan sendirian. Memandikannya, mengganti popoknya, menggendongnya, menenangkan dan mendiamkannya di saat dia menangis, dan aku juga yang menyusui dan memberinya minum susu setiap saat. Aku bisa merasakannya, sungguh Betapa beratnya itu.

Ditambah kerjaan rumah yang entah kapan akan selesainya. Mencuci piring, memasak, membereskan rumah, menyapu dan mengepel, sampai mencuci dan melipat kain. Semuaanya aku lakukan sendiri tanpa ada dibantu sama suami.

Bukan, bukannya aku tidak ikhlas dan mengungkit itu hari ini.
Tapi aku lelah, aku rindu ingin istirahat dan tidur siang seperti saat aku masih gadis dulu.
Aku ingin tidur tenang di sepanjang malam tanpa ada gangguan dari suara tangisan anak, atau rengekan suami minta dilayani bergulat.

Aku ingin mengadu dan bersandar, merebahkan lelahku ini, entah pada siapa.
Satu-satunya yang kumiliki hanya suami yang tidak ada pengertiannya sama sekali.

Dia hanya bekerja memenuhi kewajibannya mencari nafkah.
Bekerja hanya 8 jam. Tapi begitu pulang kerumah, bukannya meringankan pekerjaanku, malah membuatku makin kerepotan.
Suamiku selalu minta dilayani kebutuhannya, minta diambilkan makan, minum, bahkan baju untuk dipakai. Semua yang sudah kusediakan dan tinggal ambil sendiripun masih menyuruhku.

Bukan, bukannya aku tak ridho.
Andai saja aku bisa lebih berani mengatakan padanya, bahwa aku sangat lelah melewati hari demi hariku.
Mungkin suamiku takkan menggampangkan segalanya seperti hari ini.

Dia selalu memintaku untuk tampil cantik dan berdandan. Tapi boro-boro berdandan, uang belanja darimu saja hanya cukup untuk makan dan beli susu untuk anak kita. Mana bisa aku membeli bedak dan kosmetik untuk memoles wajahku. Lagian mana ada waktu aku berdandan dan membentuk alis. Bisa Mandii 2x sehari saja aku masih bersyukur.
Rasanya waktu 24jam pun tak cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang ada.

Dan satu hal lagi, karna sebelum bertemu dan menikah dengan suamiku aku sudah membuka usaha fotokopi. Mau tidak mau, rela ataupun tidak aku masih harus menjalankan usaha itu sampai sekarang. Menambah lelah dan dukaku.

Ya Allah..
Semoga semua yang kulakukan mendapat ridho dari suamiku. Karna semua yang kulakukan kini hanya untuk mendapat ridhonya.
Entah sebesar apapun rasa kesalku padanya, atas ketidakmengertiannya akan kondisiku. Aku tetap ingin mengharapkan keihklasannya. Aku tak ingin semua rasa lelahku hari ini menjadi sia-sia.

Kutuliskan ini agar dadaku bisa sedikit terbebas dari rasa penat menahan lelah.

Semoga Ramadhan kali ini menjadi berkah buatku dan keluarga kecilku. Amin