Featured Post

Come and Go

January 30, 2019

Suram

Aku tidur jam 3 lewat dinihari tadi. 'Nonton anjing'.
 Iya, berita viral soal anjing Siberian Husky yang mati di Petshop. Nangis sedihh, Tu anjing dimasukin dalam karung bekas makanan dan dalam kondisi busuk dan berdarah.

Sky… Namanya sky..

Si pemilik yang berniat menjualnya teriak histeris menyaksikan itu.

Pihak Petshop nya banyak bohongnya. Mereka fikir sebuah nyawa bisa diganti dengan Uang.

Meskipun hanya nyawa seekor anjing, tapi kelihatan banget jiwa penyayang binatangnya itu gak ada. Pekerjanya mungkin kerja disitu karna uang, bukan karna emang pecinta binatang.

Hust, udah deh. Semoga aja Sky tenang disana.

Btw, hari ini pasti bg andi marah karna aku gajelas lagi. Tapi yaudalah.. ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku mengecewakan cowok sotoy itu.

Untuk kedepannya lupakan saja jika kita pernah punya niat untuk dekat, serius, bla,bla,bla..

Hatiku udah tidak menangis sesedu-sedu lagi, meski masih ada perasaan hilang, dan nyaris hampa.

Dirumah sejak pagi, aku sudah melakukan banyak pekerjaan, nyuci, nyapu, beberes, ngepel, bersihkan bak kamar mandi dan banyak lagi.

Aku bisa lebih rajin dari biasanya jika aku mau.

Mandi juga sedikit lebih lama dan lebih bersih dari biasanya. Aku harap gatal-gatal di kulitku bisa sedikit reda.

Siang menjelang sore, mama menelfonku dengan nada suaranya yang tinggi, menanyakan kunci rumah.

Aku lelah dan berbaring, meskipun tidak bisa benar-benar tertidur.

Setelah itu mbah juga datang dan marah-marah karna aku tidur terus.

Well, aku tau mbah marah bukan hanya karna itu. Karna ada hal lain yang mengganggu pikirannya yang tidak  terpenuhi.

Akupun jadi berfikir, sebenarnya aku sudah seminimal mungkin membuat masalah dalam keluarga. Tapi kok hanya karna hal kecil, yang bahkan bukan salahku, aku menjadi sasaran kemarahan mereka.

Aku terlihat seperti anak 15tahunkah. Sampai aku diperlakukan seperti ini.

Menyebalkan sekali. Aku malah berfikir ingin membalas perlakuan mereka dengan tidak menikah.

Kemarin, aku masih bisa merasa baik-baik saja walau dimarah-marah sama mama atau keluarga. Karna aku punya kesalahan dan ingin jalan-jalan dengan pacarku.

Tapi sekarang, setelah gak punya pacar. Aku jadi kesal sama mereka. Kalau jumpa papa juga aku enggak merasa senang lagi.

Papa selalu minta dibelikan sesuatu dariku.

Aku fikir kondisi papa sekarang sedikit mirip benalu. Ingin hidupnya enak dan nyaman, dengan menjunjung posisinya sebagai suami dan ayah –yang patut dihormati. Tapi papa, melupakan kewajibannya sebagai kepala Rumah Tangga dan pemimpin dalam keluarga.

Ya, bukan berarti aku tak ingin berbakti. Aku sangat menyayangi papaku. Aku juga ingat kok betapa papa telah membesarkan dan menafkahi kami secara layak dan baik selama masa sekolah kami.

Tapi sekarang, papa terlihat sudah kehilangan banyak semangat.

Dia tidak cari uang, hanya jaga kolam ikan.

Setauku hanya ngabisin uang, gak menghasilkan.

Kalaupun menghasilkan uangnya seakan gak lagi cukup menafkahi kami.

Mama jadi tulang punggung. Bukan hanya untuk anaknya, tapi untuk semua keluarga dan saudara dekatnya.

Karna  kami semua udah dewasa, udah punya pegangan usaha sendiri-sendiri. Jadi pilihan papa, tidak begitu masalah.

Dan aku juga sedikit marah. Karna kemarin papa gak setuju ketika aku dekat dengan seorang laki-laki yang baik.

Papa berfikir jika selama ini sudah sukses  mendidikku menjadi putri yang sempurna. Padahal Nothing.

Papa gak tau apa-apa soal putrinya ini. Gak pernah mengerti bagaimana kondisinya yang dari luar terlihat biasa, tapi dalamnya sudah terluka parah. Tercabik sedikit demi sedikit seiring kedewasaanku.

-

Saat papaku memintamu datang membawa orang tuamu, disitu hatiku sangat sakit.

Aku menggambarkan bahwa ini akan menjadi yang pertama dan terakhir kali sebuah keluarga mendatangi ayah ibuku untuk meminangku.

Aku melihatmu duduk disana, disamping ayah ibumu. Kamu terlihat masih sangat muda, sayangku.

Menunduk  dibalik tulusnya hatimu. Menerima kata demi kata papaku yang dibumbui kesombongan dan rasa tidak sukanya akan dirimu.

Aku tidak tau akan bagaimana lagi memperbaiki keadaan ini.

Satu-satunya cara yang terfikir adalah menyudahi semuanya.

Nanti, kelak, di masa depan. Saat kau sudah menemukan cintamu yang lain.

Ingatlah jika dalam hidupmu kamu juga pernah memperjuangkan wanita tolol yang tidak pernah bisa menghargai kerja kerasmu.

Aku tetap mencintaimu, dan menghargai setiap detik kebersamaan ketika masih bersamamu.

Aku sangat percaya, jika kita berpisah maka aku akan menjadi Cinta terbaikmu sampai ajal menjemput.

Tapi sebaliknya, aku hanya akan jadi virus yang menyakitimu jika kita akhirnya sampai menikah.

Aku tidak benar-benar paham pernikahan itu apa ?

Jadi biarkan aku belajar paham dulu.

Karna dihatimu masih bersarang masa lalu bersama gadis kecilmu yang lugu itu.

Aku tidak ingin menyaksikanmu mengenang gadis itu sebagai cinta sampai kau mati. Aku juga ingin menjadi Cinta sampai kau mati. Dengan cara menghilang dari hidupmu.

Dan…. OOo… Yaa…

Masalah Orang tuaku. Mereka hanya manusia biasa kok, Sama seperti kita.

Jadi menyadari hal itu,  mari kita terima segala kekurangan dan kelebihan orang tua kita sebagai manusia yang sempurna.

Amin..