Featured Post

Come and Go

January 28, 2019

Puisi Berjudul Kolam di Pekarangan

Daun yang membusuk di kolam itu masih juga tengadah ke ranting pohon jeruk yang dulu melahirkannya.
  Ia ingin sekali bisa merindukannya, Tak akan dilupakannya hari itu menjelang subuh hujan terbawa angin memutarnya pelahan, melepasnya dari ranting yang dibebaninya begitu banyak daun yang terus menerus berusaha untuk tidak bergoyang. 

Ia tak sempat lagi menyaksikan matahari yang senantiasa hilang-tampak di sela-sela rimbunan, yang kalau siang diharapkan lumut yang membungkus batu-batu dan menempel di dinding kolam itu.

Ada sesuatu yang dirasakannya hilang di hari pertama ia terbaring di kolam ini, ada lembah angin yang tidak akan bisa dirasakannya lagi di dalam kepungan air yang berjanji akan membusukkannnya, segera setelah zat yang dikandungnya meresap ke pori-porinya

 Ada gigil matahari yang tidak akan bisa dihayatinya lagi yang berkas-berkas sinarnya suka menyentuh-nyentuhkan hangatnya pada ranting yang hanya berbisik jika angin lewat tanpa mengatakan apa-apa.
 Zat itu bukan angin. Zat itu bukan cahaya matahari….

Karya: Sapardi Djoko Damono