Featured Post

Kecanduan

June 13, 2015

(Story in Sibayak) Rasanya Rindu Setengah Mati

Seminggu yang lalu, Tepat di jam yang sama ketika ku ketik catatan ini.
Aku bertemu Someone Spesial, Bernama Darwis.

 I Dont Know.  Dia tampak Mengagumkan bahkan sebelum aku bisa duduk disebelahnya dan mulai berbicara sesuatu padanya.

Waktu itu Jam 2 Dinihari, di sebuah tempat yang sangat jauh dari rumah. Kami berjalan berdua bergandengan tangan, dan mendengar suara satu sama lain.
'Lomba Lari, berani' dia menantangku dan berharap dengan cara berlari kami bisa mendahului rombongan teman-teman yang lain, yang sudah tertinggal beberapa meter di belakang.
'berani' akupun menerima tantangannya. berlari lurus ke depan di jalan yang menanjak 'Huh' cukup menghabiskan tenaga. Ditambah beban ransel yang ku bawa. 'NYERAH' kukumpulkan kembali nafasku.

Ya, malam itu kami sedang berjalan mendaki Gunung Sibayak. Di malam yang Terang, walau tanpa cahaya lampu. Kau tau, di atas ketinggian sibayak, Bulan terasa lebih dekat dan sinarnya terlihat lebih terang.
Awalnya aku dan darwis jalan dibelakang, tapi saat seperempat jalan teman yang lain berhenti, mereka istirahat dan kami mendahului mereka.

Kami hanya Berdua, dan merasa Sangat Akrab Satu sama lain. ya, walau baru hari itu kami bertemu.
Kami bicara banyak hal tentang segalanya, apapun yang ku rasakan. Dia tertawa menanggapi cerita konyol yang Kulontarkan. Dan aku tersenyum menanggapi kata-katanya yang berlogat Khas jawa. Seakan kami diTakdirkan untuk bertemu di sini.
Ditempat yang tak terduga, di bawah langit yang sama. Dengan suhu udara tinggi.
Semakin berjalan ke atas, Suhu Udara terasa Semakin dingin. kakipun kian lemah. Lututku rasanya Mauh Copot.
Masih Ratusan Kilometer lagi yang harus kami tempuh. Ini Perjalanan yang tidak dekat. Nanti di atas sana, di atas Sibayak.  Kami akan temukan sebuah Negri di Atas awan' katanya.
Melihat Panoramanya, aku jadi teringat film Laskar Pelangi.

'Haruskah kita benar-benar berjalan, untuk sampai disana ?' gumamku
'ya, kendaraan tidak bisa melewati medan yang curam ini' sambungya 'kau capek' dengan tatapannya yang mengagumkan, darwis menatapku singkat.
 aku menangguk pelan. 'ya, sangat capek, juga dingin' kubalas tatapan itu, dengan Nafas masih Ngos-ngosan.
'Butuh Nafas Buatan' sekali lagi darwis menatapku. Yang kali ini benar-benar Menghipnotis.
'ya, Butuh. Sangat Butuh' jawabku.

Kamipun saling bertatapan. Tangan itu, sedari tadi saling menggenggam. dan kini Genggaman kami kian erat. And, After. You Know Next Story. I Kiss Her, U Know. Smooth and Amazing Taste. Ah, I Wanna Mad Too.
Entah kenapa Suasana menjadi Otomatis Romantis.

Hey. aku Bahkan baru kenal Darwis beberapa Jam Lalu. Apakah dia menyukaiku?
aku tidak tau. Yang jelas. Aku menyukainya sejak tadi.

--
Akhirnya hari menjelang menjadi Pagi
Sibayak di pagi hari
Kami tertidur di tempat masing-masing. Matahari sepertinya tampak lebih dekat dari atas sini. Tapi udara terasa lebih BEKU.
Aku dan darwis  sudah kembali pada Teman-teman yang lain, berkumpul pada Rombongan Awal. Seakan Kami lupa apa yang sudah terjadi jam 3 pagi Tadi, sebelum kami sampai di atas puncak sibayak ini.

Dan kami tak saling Bicara. Tak juga saling menyapa. Mungkin karna Terangnya pagi ini membuat kami merasa tak enak, pada teman yang lain. Hanya senyuman kecil dan singkat. ketika tanpa sengaja kami berpapasan.
Sepanjang perjalanan Pulang tak ada lagi bicara apa-apa. Bahkan aku tak sempat minta Nomor Telfonnya.

 Sampai kami berpisah, dan kembali pada kehidupan masing-masing. Mungkin cerita indah tadi. hanya akan jadi Pertemuan Singkat Bagiku..

Dan ketika selesai kutulis Catatan ini, aku sedang merindukan Darwis Setengah Mati. entah apa yang bisa kulakukannya. menahannya sambil memejamkan mata sebelum tidur 'mungkin.