Featured Post

Kecanduan

May 08, 2010

Ponds Teens Concert (PTC) Part 2

Di tengah kebingungan itu, tiba-tiba aku lihat teman sekelasku si marwan. Aku langsung panggil dan minta bantuan agar bisa masuk ke dalam. Karna kufikir agus dan ulan, ada di dalam gerbang itu.

Tapi ternyata salah, ada satu sekat gerbang yang lainnya lagi.

Trus si marwan lihat aku langsung nyamperin, dia manggil seorang kakak yang manis dan baik hati yang mau bantu aku biar bisa masuk ke bawah panggung. Awalnya dia kasih aku Tag Name  panitia Ponds Teens Concert agar aku dapat izin masuk ke dalam. Tapi petugas yang jaga pintunya gak ngizinin, mungkin sanksi lihat mukaku yang habis nangis.
Tapi kakak panitia yang baik itu akhirnya jemput aku untuk masuk jalan tikus, sampai aku berada posisi pas di bawah panggung.

Di tempat itu juga aku lihat dua orang lagi teman sekelasku si juleha dan sahmian.
Serasa dunia sangat kecil, bertemu mereka membuatku senang sekaligus takjub. Gak tau kenapa leha dan mian mencoba untuk menjaga aku disana.

Di saat yang bersamaan, yang sedari tadi D’masiv masih perform. Kak rian pun bilang gini “untuk masivers medan yang pernah merasakan rindu, ini ada sebuah lagu yang maknanya dalem banget”..
Diapun nyanyi lagu “Rindu Setengah Mati”.
Mendengarnya, live musik itu.. langsung masuk ke hati, dan akupun makin nangis. Sambil meluk si juleha dari belakang.

Dan tanpa nunggu, aku tau inilah kesempatanku untuk bertemu mereka (D’masiv).
aku tanya sama juleha, “Juleha, aku bisa ketemu orang ini *sambil nunjuk ke atas panggung*. Trus si juleha ngomong ,tadi sama kakak yang manis tadi “bang, tolonglah pertemukan dia sama D’masiv”

Trus kakak itu ngajak aku jalan lagi di sebuah lorong gelap di bawah panggung, yang ujungnya ada sebuah tangga. Dan kakak itu bilang “nanti artisnya turun dari situ, dan kejar aja nanti artisnya kalau pingin ketemu” .. “iya kak” sahutku.

Gak lama nunggu, lagu terakhir d’masiv ‘diam tanpa kata’ akhirnya selesai juga dibawakan. Dan saat mereka mau turun dari panggung, entah dapat keberanian darimana aku yang lihat kak Rian turun pertama kali, langsung lari dan meluk kak rian.

“Kak Rian.. aku ngefans banget sama kakak” sambil nangis..

“eh, iya halo” kak rian bilang begitu.
trus aku bilang lagi “kak, aku pengen banget ketemu sama kakak”
“iya, tadi kan udah lihat kakak nyanyi kan”
“belom kak, tadi aku tuh pingsan”
“apa”
“tadi aku pingsan” masih sambil terisak aku terus ngomong
“ya ampun kok bisa, ya udah kakak ganti baju dulu ya..”

“kak rama mana ..”
“iya, iya kakak ganti baju dulu ya”

Pelukan itupun lepas dan kak rian pergi dalam bilik, ganti baju.
Aku senang, ternyata di balik kesuksesannya kak rian ramah dan bersahabat sekali. Aku bisa merasakan keringatnya yang basah dibajunya, tapi tetap wangi bangett..
Tubuhnya yang tinggi dan proporsional, seolah pas untuk dipeluk. *dengan ini, kak rian menjadi cowok pertama, -diluar hubungan keluarga- yang pernah kupeluk dalam hidupku.

But so well, aku tidak ngefans dengan penyanyi yang salah.


#Bersambung Part 3