Jam 12 malam lewat, aku tak bisa pejamkan mata. Mendengar suara cekikan bayi 2 bulan yang tak mau berhenti. entah apa sebabnya?
(apakah perutnya kembung karna kipas angin hidup sepanjang malam, atau batuk terkena debu karna ibunya menggendongnya keluar rumah kesana kemari, atau juga tubuhnya tak nyaman, karna terus diletakkan di ayunan dan dijatah minum susunya). Sekali lagi, entah apa sebabnya. Dari suaranya bayi itu seperti merasakan sakit. Yang akupun tak tau apa sakitnya ? Suaranya serak luar biasa, sesekali di iringi batuk keras seperti mau muntah. Ibunya lelah, ingin istirahat. Istirahat dari kesulitan hidup dan setelah seharian beraktifitas mengurus anak-anaknya yang lain.
Aku memebenci suara tangisan bayi itu, tangisan yang menjijikkan. Tangisan yang keluar dari bayi tak berdosa, tapi entah kenapa mendengarnya saja membuatku ingin membungkam bayi itu. Sungguh tak bisa dibohongi, jika dirasa memuakkan aku akan bilang memuakkan. Ditambah rupa bayi itu yang tak kalah memuakkannya. Membuatku enggan untuk ikut campur membantu mendiamkan rengekannya. Ibunya sudah cukup sabar, tapi sang bayi terus memekik, meringis tangis kesakitan. Sampai kesabaran yang terbatas membuat ibu itu memukul si bayi, dan membuat tangisnya makin keras, nyaris tak bersuara.
Ya, inilah keadaan tempat tinggalku sekarang. Diganggu oleh kehadiran seorang ibu yang menopang dua anak diluar nikah. Terdengar sangat jelek kalau kubilang anak haram,karna tidak ada bayi yang haram, yang haram itu perbuatan orang tuanya. Tapi ibu dari kedua anak haram itu, tak lain adalah kakak kandung suamiku. Entah, tak cocok dengan tempat tinggal ini, atau karna pola asuh yang salah. Bayi itu terus saja menangis, sampai suaranya serak,nyaris habis.mendengar bayi itu nangis, sudah cukup melelahkan, apalagi bayi itu yang menangis terus.
Si ibu hanya tidur, dan memaki ketika bayi itu kembali menangis. Mencoba mendiamkannya dengan kompeng /dot susu. Atau meletakkannya di ayunan. Padahal bisa saja bukan itu yang dibutuhkan si bayi saat ini. Aku sudah mulai mendamaikan diri dengan keadaan, fakta bahwa kakak suamiku sudah meninggalkan sumber zinanya. Semoga bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan beramal sholeh. Dan aku hanya bisa mendukungnya lewat doa.
Tapi tidak untuk suamiku. Baginya, kedua anak haram yang dibawa kakaknya pindah kerumah ini,adalah aib keluarga, dan sesuatu yang haram disentuh olehnya. Suamiku bilang, kakaknya itu tak bisa dibilangi, tak tau terimakasih dan akan selalu bermusuhan dengan siapapun yang didekatnya. Semua saudara sudah membuangnya,karna sifat dan tabiatnya itu. Karna itu, aku harus berhati-hati.
Ya, aku ingin menjalani segalanya dengan baik-baik. Perasaan dan prasangka yang baik, lalu menempuh jalan yang juga baik. Semoga Allah membantuku, dan mewujudkan apapun yang baik juga dihidupku. Amin