"dulu, aku pernah menghapus air matanya"
demikian potongan kata yang kudengar dari suamiku, saat tanpa sengaja bertemu dengan dia di suatu acara resepsi.
-Pernahkah, kamu bertemu seseorang yang mirip denganmu.
Yang tanpa kehendakmu, menjadi cocok dengan karakter dirimu ?
Well, Sebuah keberuntungan.
Karna aku pernah bertemu dengan yang seperti itu.
Alam semesta, entah kenapa berkontribusi nyata dalam setiap detik perjumpaan kami.
Berawal dari dikenalkan teman.
Lalu main kerumah sekalian pulang ngeJob.
Hujan dan minjam mantel, agar ada alasan untuk datang kembali dan mengembalikan mantel itu.
Lalu ngobrol di whatsaap.
Ngomongin hobi foto, Desain, Musik, Grafik, sampai yang paling sepele ngobrol soal warna hitam putih yang netral.
Sebuah pita rambut kecil pernah kujepitkan di sela kemejamu, lalu kau kembalikan padaku beberapa hari kemudian.
Hal sesimpel itu tapi terasa sangat berarti.
Aku mulai tertarik, dan ingin mewujudkan project rahasia itu -bersamamu-.
Berbahaya, tapi prinsipku hanya sekali seumur hidup.
Yah, Cerita klasik orang dewasa.
Aku suka kamu, kamu suka aku. cukup.
Dunia tak perlu tau.
Urusan dengan Tuhan, Tuhan juga pasti bahagia jika hambanya bahagia.
i think, selama tidak merugikan siapapun, why Not.
Memang sulit menjabarkannya secara gamblang. Aku cukup mengingat beberapa kenangan bersamanya itu dalam ingatanku sendiri.
==
Other story.
Saat malam hari, aku akan pulang setelah jalan seharian denganmu.
Kudapati hari hujan ringan. Cukup membuat baju dan hati ini basah karnanya.
Kitapun berteduh di depan teras sederhana tanpa bangku.
Aku menatapmu yang terlihat muda dan manis, meskipun usia terpaut 5tahun lebih tua dariku.
Rambut dan wajahmu basah terkena hujan, tak kusiakan untuk abadikan momen itu dengan video pendek.
Lalu, kau usap pipiku yang basah sekilas.
Untuk beberapa detik pandangan kita beradu.
Pandangan tanpa kata, tapi mampu menjelaskan jika "rasa sayang mulai ada".
Aku sadar dan kamu sadar. Posisi tak akan berubah. Perasaan tak bisa lebih.
Rasa sayang ini, biar jatuh dan luruh bersama hujan.
Esok pagi, saat mentari berbinar maka sinarnya akan membuka cahaya baru lewat jendela hati yang lain.
Akupun mulai pergi meninggalkanmu, dan kau juga tepat setelah project itu terlaksana.
Aku menemukan orang baru dan menikah dengannya.
Kaupun hilang, lenyap ditelan bumi.